DUKE 4🌏

920 82 0
                                    

Vanya berjalan mengiringi Aska dari belakang walaupun sebenarnya dirinya sedikit malas berangkat bareng Aska.

"Bagaimana Lo bisa tau tentang SMA Athena?" Tanya Vanya yang sedari tadi sudah gatal ingin bertanya.

"Panggil gue Abang, karena disini kita nggak tahu bagaimana kehidupan dunia ini berjalan apalagi di sekolahan mungkin saja pembullyan lebih parah dari yang Lo kira," Jelas Aska berjalan menatap lurus.

"Iya bang Aska... Jadi bagaimana ke topik bagaimana Lo bisa tau tentang SMA Athena?" Ucap Vanya dengan wajah marah.

Aska menatap datar Vanya, Vanya ini bodoh atau apa katanya Lava sang pembunuh bengis yang kejam tapi jalan pikirnya bukan seperti pembunuh licik.

"Lo bodoh apa gimana? Gunanya sosmed di handphone Lo itu apa? Di sana sudah tertera ada informasi tentang sekolah yang akan kita tempati juga tentang asal-usulnya. Makanya handphone itu digunakan secara bijak jangan cuman tahu main aja!" Seru Aska meninggalkan Vanya.

Vanya tercengang menatap ke arah Aska yang meninggalkan. Setelah sadar dari keterkejutannya ia menggenggam marah.

"Sembarangan Lo! Mau gue mutilasi Lo!" Teriak Vanya lalu berlari menyusul Aska.

Saat Vanya sudah keluar dari rumah istana keluarga Dirgantara ia berdecak kagum kali ini ia benar-benar kagum melihat kota ini.

Saat dilihat dari luar ternyata pemandangan kota ini semakin indah padahal ia sudah memperhatikannya dari semalam tetapi tetap saja dirinya masih takjub.

Vanya melihat sebuah robot yang didekat Aska berubah menjadi sebuah robot. Vanya semakin bersemangat saja berkeliling melihat kota ini.

"Ayo kenapa lagi? Cepat setengah jam lagi bel sekolah berbunyi," Celetuk Aska yang geram melihat Vanya yang masih berdiri dengan muka bodohnya.

Vanya kemudian tersadar dari rasa kagumnya dan melangkah mendekat Aska, lalu memasuki mobil diiringi Aska yang juga masuk kedalam mobil.

Saat Aska dan Vanya sudah duduk dengan tenang tiba-tiba mobilnya bergerak sendiri. Hal itu membuat Vanya terkaget dan memegang tangan Aska yang berada disampingnya.

"Suka banget ya Lo pegang-pegang tangan gue, lepas!" Seru Aska dengan menepis tangan Vanya lalu bergidik geli.

Vanya melotot tajam melihat Aska yang sepertinya menatapnya seperti tatapan jijik padanya.

"Sialan ya Lo! Jadi ini mobil kenapa gerak sendiri," Ucap Vanya dengan wajah kesal.

Aska terkekeh kecil kemudian mencolek dagu Vanya.

"Nggak usah malu Lo suka kan sama gue? Ngaku aja," Celetuk Aska dengan terkekeh kecil.

"Nggak sudi! Lagipula Lo Abang gue di dunia ini," Seru Vanya dengan memutar matanya.

"Lah siapa juga yang bilang gue itu adek Lo," Sahut Aska dengan wajah mengejek.

Vanya menggeram kesal kemudian memukul-mukul lengan Aska juga kadang-kadang mencubit keras lengan Aska.

Aska lantas meringis pelan kemudian meminta ampun, emang bener jangan bangunin macan betina lain kali dirinya tidak akan berbuat macam-macam palingan cuman satu macam.

"Makanya jangan main-main! Gue tanya sekali lagi kenapa nih mobil bisa gerak sendiri," Ucap Vanya dengan wajah dingin.

"Lo taukan film transformers yang menceritakan tentang robot yang dapat berubah jadi kendaraan. Nah robot ini sama tetapi yang membedakan hanyalah robot ini diprogram untuk urusan rumah tangga dan kendaraan. Robot ini juga bisa mengendarai sendiri asal kita mengaktifkan peta di mobilnya kalau didunia kita namanya google maps," Jelas Aska dengan rinci.

Dua Kehidupan [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang