DUKE 15🌏

341 31 0
                                    

Murid kelas X BM terlihat ogah-ogahan awalnya sedikit baik-baik saja tetapi lama-kelamaan cukup kelelahan juga karena rata-rata yang ikut jurusan bisnis manajemen sudah dipastikan anak yang akan dijadikan bisnis orang tuanya. Jadi bisa disimpulkan anak-anak ini hanya belajar terus belajar sehingga mengharuskan duduk dan tidak ada banyak gerak juga mereka hanya mengandalkan robot untuk segala urusan rumah tangga.

Berbanding terbalik dengan Vanya yang dengan santainya berlari kecil tanpa kelelahan karena menurutnya olahraga merupakan pelajaran paling mudah tetapi prakteknya kalau materinya cukup susah juga.

Lagipula Vanya merupakan anggota organisasi Artemis yang berarti harus bisa bela diri dan juga kemampuan khusus. Kemampuan khususnya sniper dan tembakan yang tidak pernah melesat atau perfect. Rafa lihat dibidang pengobatan tidak lupa juga meracik racun sedangkan Mika lihai dibidang peretasan atau hacker, kalau Leo saat masih di organisasi lihai dalam penyamaran tetapi tidak tahu kalau bersama Aska seperti apa.

Di organisasi Artemis Vanya dkk dilatih agar bisa menjaga kesehatan tidak lupa harus lihai bela diri. Jadi setiap hari harus dilatih terus-menerus jadi dia sudah terbiasa.

Menurutnya tiga kali putaran itu sangat sedikit Vanya kalau olahraga paling sedikit itu lima kali putaran di ukuran lapangan yang sempit maupun luas.

Kini waktunya untuk latihan praktek bola basket sekarang giliran pada cowok yang main dengan kelompok yang dipilihkan. Permainan basket para cowok berjalan dengan seru karena mereka main beneran bukan rebutan.

Kini sudah tiba pertandingan basket cewek dengan Vanya bergabung dengan tim seperti apa dia pun tidak mengenal nama teman sekelasnya yang penting hanya belajar santai, punya sahabat satu kayak Rafa yang heboh pun cukup tidak perlu lagi mencari yang heboh lagipula dia juga punya sahabat Mika dengan Aska dkk.

Lihat! Baru saja dia bilang sekarang benar-benar terjadi para siswi itu bukannya bermain dengan benar malah rebutan bolanya. Para siswi itu bergerombol merebut bola seperti anak ayam yang berebut makanan.

Vanya hanya menatap mereka dia tidak ingin ikut-ikutan gila hanya karena berebut sebuah bola. Tiba-tiba saja bola itu menggelinding kearahnya dan ini merupakan kesempatannya untuk bermain.

Vanya mendribble bola dengan tenang saat ada beberapa siswi yang mencoba merebut bolanya tetapi dengan mudahnya ia menghindar dan boom!

Bola itu sudah terlempar masuk kedalam ring dengan tim Vanya mendapat skor satu dan tim lawan masih kosong.

Kini sekali lagi Vanya mendribble bola tetapi sudah direbut kembali. Ia hanya tenang terlalu malas untuk berebut bola seperti yang lain.

Bug!

Sebuah bola terlempar mengenai kepala Vanya yang sedari tadi hanya melamun menatap mereka.

"Vanya! Aduh maaf gue nggak sengaja!"

"Vanya! Lo nggak papa!"

"Aduh! Pala gue kok pusing ya?" Tanya Vanya sembari bergoyang-goyang ke kiri kanan seperti orang mabuk.

"Vanya! Lo nggak papa? Ayo gue bawa Lo ke UKS," Ucap Aska yang bercampur cemas.

"Hehe, kok Abang Vanya ada dua ya? Loh blur! Yah hitam deh!" Seru Vanya sebelum dirinya benar-benar pingsan.

Bruk!

Seluruh murid X BM, anggota Baskethena juga guru olahraga berteriak heboh. Mereka takutnya keluarga Dirgantara akan menyalakan mereka apalagi sang guru yang sangat risau takut akan dikeluarkan seperti Bu Asih.

Aska segera bertindak dan bergegas berlari menggendong Vanya dipunggung nya diiringi Leo dengan wajah yang sedikit khawatir.

***

Dua Kehidupan [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang