Sekarang sudah hari dimana hari besar kekuatan Olympus Vanya dkk sudah mempersiapkan mental untuk pertempuran kali ini walaupun sebenarnya belum tentu pasti kapan pertempuran itu terjadi yang pasti mereka harus berjaga-jaga.
"Dasi gue dimana woy!" Teriak Rafa sembari mengobrak-abrik isi lemarinya.
"Di atas kasur kamu nak!" Teriak Dalia.
"Kaos kaki gue mana! Rafa lo sembunyiin kaos kaki gue ya!" Teriak Leo yang sudah mengacak-acak isi kamarnya.
"Ngapain gue ngambil kaos lo yang baunya kayak jigong! Nggak sudi!" Teriak Rafa.
"Di lemari pakaian bawah nak!" Teriak Rina
"Nggak ada bun! Ini Leo sudah cari!" Teriak Leo yang gusar tidak menemukan kaos kaki kesayangannya.
Vanya hanya diam dan duduk tenang dimeja makan sembari menunggu sarapan. Beginilah keadaan di rumah keluarga Dirgantara jika menjelang berangkat sekolah pasti ada saja kehilangan barangnya seperti barang itu disembunyikan setan lalu bunda yang akan menjadi penyelamat.
"Rafa sama Leo barangnya ketemu nggak? Makanya kalau cari barang itu pakai mata bukan pakai mulut," Celetuk Vanya dengan tertawa kecil.
Rafa berdecak lidah. "Daripada Lo yang kehilangan bh Lo tahunya sudah Lo pakai."
Vanya melotot tajam. "Heh! Jangan sembarangan! Mana ada!"
Leo melangkah kemudian duduk di kursi depan Vanya.
"Cih! Nggak nyadar diri coba Lo ingat-ingat kelupaan apa," Celetuk Leo dengan memutar matanya.
Vanya terdiam bukannya dirinya sudah memakai pakaian yang lengkap. Ia mulai memeriksa kelengkapan.
"Kepala ada, lencana dan lambang ada lalu dasi... Nggak ada!" Seru Vanya.
Vanya berlari secepat kilat kali ini dirinya benar-benar kelupaan memakai dasi.
Rafa dan Leo berteriak heboh menyoraki Vanya yang baru saja mengejek mereka.
"Makanya kalau pasang baju itu perhatiin bukan ngaca terus!" Teriak Rafa.
Setelah itu Rafa tertawa terbahak-bahak diiringi oleh mereka semua dengan tertawa kecil juga menggeleng kecil kepala.
***
Vanya dkk sekarang berangkat bersama dan mereka berbagi dalam beberapa mobil.
Para orang tua mengiringi dibelakang karena mereka juga diundang sebagai tamu. Tetapi terlebih dahulu mereka memasang penyamaran agar tidak ada yang mengenali mereka.
Vanya dkk melangkah pergi ke parkiran kecuali Aska yang masih sedikit berjalan dengan pelan.
"Ma, kalian yakin menggunakan wajah dan pakaian seperti ini. Bukannya malah akan semakin membuat orang curiga apalagi kalau ada yang mengenali kalian," Ucap Aska dengan tersenyum kecil.
Mereka sontak terdiam juga terhenti karena yang dikatakan oleh Aska ada benarnya juga. Apalagi Aylin yaitu jabatannya bukan main-main mungkin saja ada beberapa yang kenal.
Akhirnya Aska dan Leo membantu para orang tua melakukan penyamaran yang sebagus mungkin.
"Seperti ini bagus nggak Bun?" Tanya Leo dengan cengar-cengir.
"Bagus," Ucap Rina.
Mereka sekarang sudah berada didepan SMA Athena yang dapat dikatakan dalam satu kata saat ini yaitu sunyi.
SMA Athena yang memiliki banyak murid juga memiliki banyak guru sekarang hanyalah keheningan. Seharusnya sesuai acara sekarang akan segera mulai tetapi kenapa tidak ada orang satupun.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Kehidupan [END] ✓
FantasyAdhisti Lavanya Candramaya atau gadis yang biasa disebut Vanya merupakan sosok yang tidak bisa ditebak terkadang banyak bacot, lawak, bengis, kejam dan bisa dibilang seperti punya kepribadian ganda. Vanya bekerja sebagai penulis novel dengan pembun...