DUKE 23🌏

324 28 0
                                    

Vanya dkk sekarang berada di mobil untuk pergi ke sekolahan karena sudah beberapa hari juga tidak berangkat ke sekolah walaupun sudah meminta izin nanti yang lain akan curiga juga mereka izin berbarengan.

Ada untungnya juga dengan kekayaan Dirgantara jika bukan karena itu mungkin mereka akan dicibir walaupun ada beberapa orang yang masih menggosipkan mereka. Tetapi setidaknya mereka tidak akan dibully atau dikucilkan.

Rasanya seperti bersekolah di sekolah baru padahal hanya tidak hadir beberapa hari. Soalnya para murid juga guru terus-menerus menatap mereka.

"Mereka kok tambah cantik dan ganteng ya."

"Iya, pakai perawatan apa ya?"

"Namanya juga holkay ya jelas ke dokter itu mah!"

"Jadi iri deh."

"Nggak perlu iri mending belajar, mereka memang orang kaya tetapi belum tentu sukses."

"Hush! Jangan keras-keras bicaranya! Tapi walaupun orang kaya mereka itu nggak sombong loh bahkan rela dihukum oleh guru. Juga nggak semua diantara mereka yang kaya paling cuman Aska, Vanya, Malik dan Riel sisanya sederhana mau aja tuh mereka temenin. Lagipula mereka pada dasarnya jenius, juga orang jenius itu nggak mungkin hanya diam saja mereka juga berjuang kali."

"Serah deh!"

"Cih! Kok kabur! Orang nasehati juga!"

Vanya melihat itu hanya tersenyum kali ini diantara para orang menggosip hanya yang satu ini yang paling normal diantara yang lain.

"Duh! Perut gue keroncongan!" Seru Rafa sembari memegang perutnya.

"Bukannya tadi sudah makan," Ucap Mika dengan raut wajah bingung.

"Tadi cuman makan roti, perut gue mana bisa hanya makan makanan ringan. Gue terbiasa makan makanan berat kayak nasi," Ucap Rafa sembari berjalan tergontai-gontai karena lesu kekurangan tenaga.

"Dasar perut karet!" Seru Malik.

"Lo kan seharusnya bilang sama Tante Dalia kalau lo harus makan nasi," Ucap Vanya.

"Gue nggak enak sama mamah gue Van," Ucap Rafa seadanya.

"Kalau begitu bagaimana Lo akan akrab dengan mamah Lo walaupun kita tidak tahu itu orang tua kita yang asli setidaknya orang tua itu merupakan orang tua di dunia ini setidaknya kita akan mencari tahu cara keluar dari dunia ini mungkin saja semua ini berhubungan," Ucap Aska dengan menatap lurus.

Mereka terdiam setidaknya ucapan Aska memang ada benarnya walaupun itu nyata ada tidak mereka tetap orang tua mereka.

"Udah dong ah! Gue laper!" Sewot Rafa melangkah pergi meninggalkan yang lain.

Mereka hanya tertawa kecil melihat kelakuannya Rafa setidaknya mereka menikmati kehidupan yang indah sebelum kegelapan menyerang.

"Laper banget ya pak," Celetuk Leo yang melihat Rafa makan dengan lahap.

"Iya lapar uhuk! Uhuk! Air!" Seru Rafa sembari memegang lehernya.

Mika memberikan air yang ada disampingnya ia tidak peduli air siapa yang diambilnya daripada anak orang mati karena tersedak makanan. Nanti di berita muncul 'Ada seorang murid mati karena tersedak dan teman-temannya tidak ada yang menolong' jadi aneh gitu.

"Heh! Itu minuman gue! Kalian lagi!"

Kali ini Rafa sekali lagi tersedak lalu meminum air yang tadi. Rafa menepuk-nepuk dadanya akhirnya ia dapat menghirup udara lagi.

"Aduh... Syukur nyawa gue bisa diselamatkan!" Seru Rafa lalu mengelap bibirnya yang celemotan bekas makanan.

Vanya menatap kebelakang kesamping ternyata siswi yang memberitahu mereka tentang informasi Angel.

Dua Kehidupan [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang