The Beginning

30.9K 1.8K 52
                                    

"Amora, kembali!"

"Tidak, Ibu...!" Teriak seorang gadis kecil berusia sembilan tahun sambil berlari secepat mungkin pergi dari rumahnya menuju ke tempat teraman. Tempat di mana ibunya tidak bisa menemukannya dan membawanya kembali pulang untuk dihukum. Jika bisa, dia mungkin tidak ingin kembali ke rumah. Tetapi jika bukan di sana, di mana lagi dia akan tinggal?

Gadis kecil berambut coklat dan memiliki manik mata berwarna abu-abu itu terus berlari memasuki area hutan. Dia sangat ketakutan akan dihukum oleh ibunya karena telah memecahkan sebuah hiasan mahal yang tidak mudah didapat.

Dia telah mengaku bersalah dan meminta maaf, tapi dia tidak mau ibunya itu menghukumnya dengan mengurungnya di kamar. Itu adalah hal yang sangat mengerikan. Dia adalah anak yang menyukai kebebasan, menyatu dengan alam, dan suka bermain dengan hewan. Jika dia dikurung di dalam kamar, bagaimana dia bisa melihat teman-temannya lagi?

Bukan tidak ada yang mau berteman dengannya, tetapi orang tuanya itu seperti menjauhkannya dari siapapun. Mereka tidak pernah memperkenalkannya pada anak-anak yang tinggal di lingkungan sekitar atau anak-anak dari bangsawan lain. Mereka juga tidak pernah membawanya pergi ke acara-acara yang selalu dihadiri banyak orang. Dia tidak diizinkan bermain dengan siapapun. Entah karena alasan apa.

Berbeda dengannya, adiknya justru lebih sering diperkenalkan pada orang-orang dan di ajak pergi ke acara-acara pesta sehingga memiliki teman. Terkadang, dia selalu merasa iri karena dibedakan. Orang tuanya tidak pernah memberikan penjelasan apapun tentang perlakuannya yang membeda-bedakan ini.

Apakah ini semua karena penyakit langka yang dideritanya? Baru-baru ini dia menderita sebuah penyakit langka, dimana jika dia merasa kelelahan maka dadanya akan terasa sangat sakit dan kepalanya menjadi pusing. Tetapi seorang dokter yang pernah memeriksanya mengatakan jika dia baru menemukan jenis penyakit yang seperti ini. Dalam kata lain, penyakit yang dideritanya merupakan penyakit langka yang sulit disembuhkan.

Setelah berlari lumayan jauh, akhirnya dia sampai di hutan tempat biasa dia bermain dan melihat hewan kesukaannya, yaitu kupu-kupu.

Gadis kecil itu menarik napas dalam-dalam lalu menghembuskannya secara perlahan dan menormalkan kembali detak jantung yang sebelumnya berpacu lebih cepat karena berlari dan ketakutan.

Saat menolehkan kepala ke sekeliling, dia melihat seorang anak laki-laki yang sedang duduk di bawah pohon besar sambil memeluk lututnya dan menenggelamkan wajahnya di antara kedua lututnya itu.

Karena merasa penasaran, dia pun menghampiri anak laki-laki yang sepertinya hanya berbeda beberapa tahun di atasnya, lalu duduk di hadapannya. "Hei!" Sapanya pelan.

"Tidaaakk!!! Aku tidak mau pergi! Aku tidak mau belajar! Aku tidak mau bertemu dengan guru, mereka jahat!!!" Teriak si anak laki-laki yang membuatnya terkejut.

"Hei, kau kenapa?"

Perlahan anak laki-laki itu mengangkat wajahnya dan mulai terlihat sepasang manik indah berwarna biru. Siapapun yang melihat keindahan manik itu pasti akan langsung tersihir untuk terus menatapnya.

Ekspresi terkejut anak laki-laki itu tidak disadarinya karena dia masih terpaku pada manik biru indahnya. Lalu sebuah jentikkan tangan di depan wajahnya, membuatnya mengerjapkan mata.

"Em ... K-kau sedang apa di sini? Dan kenapa kau berteriak seperti tadi?" tanya si gadis kecil.

Terdengar helaan napas dari anak laki-laki itu, "aku dipaksa oleh ayahku untuk ikut dengan seorang laki-laki tua yang katanya akan menjadi guruku dan memberiku banyak ilmu."

"Kau tidak mau?"

"Tentu saja tidak! Aku tidak suka dengan guru. Katanya guru itu akan menjadi jahat saat mengajar muridnya, dia akan menghukum muridnya yang nakal."

BLACK MAGIC [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang