Bab 14 - Ajakan Pergi Bersama

6.3K 641 16
                                    

Di pagi hari ini Amora sudah melangkahkan kakinya menuju pasar. Dia akan membeli berbagai kebutuhan termasuk bahan makanan yang sudah mulai habis, seperti sayur, telur, buah, dan juga Amora akan membeli beberapa bumbu dapur.

Pagi ini pasar sangat ramai, bahkan lebih ramai dari biasanya. Setelah selesai membeli semua kebutuhan Amora segera keluar dari kerumunan orang-orang yang masih berbelanja. Karena sudah tidak ada lagi yang akan dibeli, Amora akan langsung kembali ke rumah.

Baru saja Amora akan berjalan ke arah gerbang pasar, tiba-tiba saja sebuah gerombolan pasukan berkuda datang dan menutupi jalan keluar itu. Seorang prajurit yang berada di barisan terdepan pasukannya itu mulai membuka suara dan semua orang di sana langsung memusatkan perhatiannya untuk mendengar pengumuman yang akan diberitahukan.

"Pengumuman untuk seluruh rakyat Ziurich, bahwa Pangeran Azler telah menyelesaikan pendidikannya dan sudah kembali ke Istana Kekaisaran Ziurich. Maka dari itu, pada malam hari ini akan dilaksanakan sebuah pesta perayaan kembalinya pangeran dan para putra bangsawan lainnya sekaligus pemberian tugas dan jabatan dari Yang Mulia Kaisar Ziurich. Yang mulia kaisar sendiri mengundang seluruh keluarga bangsawan untuk hadir dan ikut memeriahkan pesta."

"Pesta penyambutan pangeran? Bukankah dia telah tiba di Ziurich sejak pertama kali aku bertemu dengannya di hutan? Lalu kenapa kaisar baru mengadakan pestanya nanti malam?" gumam Amora yang merasa kebingungan.

Sebenarnya itu adalah permintaan Azler sendiri, dia ingin pesta itu di undur hingga keadaan Amora pulih dan gadis itu bisa kembali pulang ke rumahnya. Tidak mungkin kan jika Azler mengadakan pesta, tetapi di balik itu ada seorang gadis yang masih dalam perawatan penyembuhannya.

"Amora."

Amora langsung menoleh seketika saat dia mendengar namanya dipanggil seseorang. Namun Amora tidak melihat siapapun orang yang dikenalnya, lagi pula mana mungkin ada orang yang mengenal Amora di tempat ini. Lalu Amora pun kembali berbalik untuk segera pulang ke rumah. Tapi tiba-tiba saja tangannya ditarik oleh seseorang dan saat Amora akan berteriak, mulutnya pun langsung dibekap.

Di sebuah gang sempit yang gelap, punggung Amora terbentur pada tembok dan Amora masih berusaha untuk melepaskan bekapan di mulut dengan tangannya. Tetapi usahanya itu sia-sia saja karena tangan yang membekapnya sangat kuat.

Satu tangan orang itu kembali terangkat dan mengangkat jari telunjuknya untuk mengisyaratkan agar Amora diam. Bagaimana bisa diam jika Amora sedang ketakutan dan panik seperti ini. Amora terus mencoba berteriak walaupun suaranya teredam, hingga akhirnya Amora pun benar-benar diam karena melihat penutup wajah orang itu dibuka.

Walaupun dalam kegelapan, Amora masih bisa melihat samar wajah laki-laki itu dan dia sangat terkejut. Orang yang dia kira adalah penjahat itu ternyata Azler. Laki-laki itu sudah tidak membekap mulutnya lagi, tapi Amora masih diam dalam keterkejutannya. Dia sudah ketakutan setengah mati karena tiba-tiba ditarik ke dalam sebuah gang sempit dan mulutnya dibekap. Amora takut jika orang itu adalah penjahat dan ingin membunuhnya, tapi rasanya sekarang Amora lah yang ingin membunuh laki-laki dihadapannya ini karena telah membuatnya kesal.

"Kau? Apa yang kau lakukan? Kau tahu, aku sudah sangat ketakutan karena mengira kau mmph-" mulut Amora kembali dibekap oleh Azler.

"Apa kau tidak bisa berbicara pelan?"

Kini Amora berhasil melepaskan bekapan pada mulutnya, "Apa kau bisa untuk tidak mengejutkanku?" ucap Amora yang memelankan suaranya seperti bisikan. "Sebenarnya apa yang kau lakukan? Kau telah membuatku sangat ketakutan dan mengira kau akan membunuhku karena penampilanmu yang seperti seorang penjahat. Apa kau tidak bisa menarikku secara lembut dan tidak usah menakutiku seperti tadi? Lagi pula mengapa kau kemari dengan memakai pakaian seperti ini?"

BLACK MAGIC [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang