Pertempuran antara prajurit Kekaisaran Ziurich dengan pasukan bayangan hitam yang dibuat oleh Arabella masih berlangsung. Sebagian dari pasukan itu ada yang sudah terkapar tak bernyawa dan masih banyak di antara mereka yang terus berjuang.
Di sisi lain istana, sebuah portal muncul sedikit demi sedikit hingga berukuran lebih besar dari tubuh orang dewasa. Seorang laki-laki berjubah putih dengan rambut panjang yang berwarna senada keluar dari sana. Setelahnya keluar lagi seorang pria paruh baya yang terlihat sangat berwibawa. Lalu terakhir, bersamaan dari portal itu keluar dua orang laki-laki muda dengan wajah yang sedikit mirip.
Portal itu kembali mengecil lalu menghilang seketika. Mereka berempat yang merupakan penyihir agung Kekaisaran Grayson, Kaisar Raymond Grayson, Pangeran Envioz dan Pangeran Ellioz segera beranjak dari sana. Setelah mendengar kabar tentang ditemukannya lokasi sang putri, tentunya mereka segera bersiap dan melakukan perjalanan ke Kekaisaran Ziurich ini menggunakan portal suci yang hanya bisa dibuka oleh Roguf sang penyihir agung.
"Pengaruh sihir Eleana akan hilang jika Zacharson sudah dikalahkan. Untuk itu aku dan Tuan Backloss akan mencari keberadaan si penyihir hitam, sedangkan kalian cari Eleana dan tenangkan dia agar tidak merusak seluruh istana dan membunuh lebih banyak orang."
Perintah sang kaisar itu langsung dipatuhi. Mereka berpencar, Kaisar Raymond bersama Roguf kembali melakukan teleportasi untuk mencari keberadaan Zacharson. Ellioz bersama Envioz akan mengurus situasi di luar istana lebih dulu. Memusnahkan pasukan sihir buatan Arabella.
***
Tawa kepuasan Arabella terdengar memenuhi ruangan. Eldean telah berhasil dia bunuh, walau tanpa sengaja. Kini di bawah kakinya, Sean tengah meringis kesakitan. Tubuhnya terlilit oleh tali sihir Arabella yang menyengat dan sangat panas di kulit. Walaupun pakaian Sean bisa dibilang cukup tebal, namun rasa panas itu dapat dia rasakan bahkan dia merasa seperti tengah diselimuti oleh kobaran api.
"Untuk hal terakhirmu, kau ingin aku menghabisimu dengan menggunakan senjata apa? Pedang? Tombak? Busur? Oh, atau kapak? Cukup baik bukan aku menanyakan hal itu lebih dulu padamu."
Sean tak mempedulikan ucapan si penyihir itu, yang dia pikirkan adalah bagaimana caranya bisa terlepas dari tali sihir yang mematikan ini. Walaupun rasanya sangat mustahil, namun Sean tidak mau menyerah begitu saja. Apalagi setelah melihat Eldean terbunuh, dia ingin membalaskan dendamnya terlebih dahulu.
"Jadi sepertinya untuk hal itu terserah padaku saja karena kau tidak mau menjawabnya. Baiklah, mungkin kapak yang terbaik. Bersiap-siaplah untuk menikmati rasanya mati dengan senjata ini."
Sebuah kapak besar dengan ujungnya yang terselimuti oleh api muncul di genggaman Arabella. Gadis itu tersenyum lebar dan mulai mengayunkan tangannya. Namun sebelum kapak itu berhasil dia gerakkan lebih lama, tiba-tiba saja kapaknya terjatuh dengan keadaan beku lalu pecah di lantai.
Saat menolehkan kepalanya, tubuhnya terhempas jauh begitu saja hingga membentur tembok lalu seluruh tubuhnya membeku. Hanya tersisa kepalanya saja yang masih bisa digerakkan.
Arabella sangat terkejut melihat Amora yang datang. Manik hitam kelam itu sudah tak terlihat lagi, dan gadis itu tak terlihat semenyeramkan sebelumnya. Tapi bagaimana mungkin ini bisa? Bagaimana Amora bisa terlepas dari pengaruh sihir hitam ayahnya? Apa ayahnya sudah kalah? Tapi itu tidak mungkin. Sihir hitam sulit sekali untuk dikalahkan. Kaisar Darwine yang bukan seorang penyihir tentunya tidak bisa mengalahkan ayahnya. Tapi kenapa ini?
"Amora..." Suara parau Sean terdengar. Laki-laki itu masih terbaring lemah di lantai. Tali sihir yang mengikat tubuhnya sudah menghilang, hanya menyisakan bekas hitam pada pakaiannya dan sepertinya kulitnya melepuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLACK MAGIC [END]
Fantasy[High Fantasy-Bukan Transmigrasi] Amora, putri dari seorang Marquess yang merasa jika hidupnya selalu di beda-bedakan dengan sang adik. Apakah ini semua karena Amora memiliki sebuah penyakit langka? Entahlah. Namun ternyata di balik penyakit yang se...