Bab 20 - Pasangan Dansa

5.7K 577 4
                                    

Malam ini istana Kekaisaran Ziurich kembali ramai oleh tamu-tamu dari kalangan bangsawan yang menghadiri acara penobatan Pangeran Azler sebagai putra mahkota. Tentunya mereka tidak mau tertinggal untuk menyaksikan penobatan itu, dan yang paling utama bagi para gadis-gadis bangsawan adalah mereka dapat melihat pangeran mereka yang sangat tampan itu.

Di halaman depan istana, sebuah kereta kuda berhenti dan keluarlah dua orang yang menumpanginya. Mereka adalah Steve dan Amora. Pasangan itu terlihat bergandengan tangan dan memasuki istana kekaisaran. Mereka ikut bergabung dengan para bangsawan lainnya yang sudah datang sedari tadi dan sedang menunggu acara dimulai.

Tidak lama setelah kedatangan mereka, kaisar, permaisuri dan Putri Anneliese datang memasuki ballroom, lalu acara dimulai dengan kaisar yang mengucapkan kalimat pembuka pada seluruh tamu yang hadir dalam acara itu. Setelahnya, seorang pengawal mengumumkan kedatangan Pangeran Azler yang akan memasuki ruangan.

Laki-laki berambut hitam itu berjalan tegap memasuki area ballroom istana. Manik birunya fokus menatap satu titik ke depan. Rahang tegasnya menyempurnakan kegagahannya dan setiap langkahnya mampu membuat para gadis memekik tertahan.

Azler menghampiri kaisar dan Anneliese yang membawa sebuah baki berisi mahkota beserta pedang. Setelah berdiri tepat di hadapan kaisar, pria pemegang kekuasaan tertinggi itu mengambil mahkota dan meletakannya di atas kepala putranya.

"Pada malam ini, aku menobatkan Pangeran Azler sebagai Putra Mahkota Kekaisaran Ziurich yang akan menjadi penerus tahtaku dalam memerintah Ziurich di masa yang akan datang," ucapnya lalu kini dia mengambil pedang yang juga diserahkan pada Azler.

Setelah menerima pedang itu, Azler membalikkan tubuhnya menghadap semua tamu yang hadir. Suara riuh tepuk tangan langsung terdengar memenuhi ruangan dan memeriahkan acara itu. Seluruh keluarga bangsawan yang hadir ikut merasa senang atas dinobatkannya Putra Mahkota Kekaisaran Ziurich ini.

***

Setelah penobatan selesai, acara yang selanjutnya akan dilaksanakan adalah pesta dansa. Para tamu yang merupakan golongan bangsawan ini langsung mencari pasangan dansanya masing-masing. Amora sendiri kini sudah berhadapan dengan Steve yang akan menjadi pasangan dansanya.

Dansa? Oh ayolah, Amora sama sekali belum berpengalaman dalam hal ini. Dia juga tidak mengetahui gerakan dansa yang harus dilakukannya. Amora benar-benar merasa gugup karena sama sekali tidak bisa berdansa. Bagaimana jika gerakannya salah dan membuat kaki Steve terinjak olehnya? Tidak bisakah dia untuk pergi dan tidak mengikuti acara yang satu ini?

Mungkin lebih baik jika Amora menghabiskan waktunya untuk mencicipi semua hidangan yang ada di sini daripada harus ikut berdansa. Namun saat akan diam-diam pergi, Steve malah mengambil tangan kanannya dan tangan lelaki itu yang satunya di letakkan di pinggangnya.

Hancurlah harapan Amora untuk bisa mencicipi semua makanan lezat yang terhidang di pinggir ruangan. Alunan musik yang terdengar membuat para tamu langsung berdansa dengan pasangannya masing-masing, termasuk dirinya.

Dengan terpaksa Amora mengikuti gerakan gadis lain walau gerakannya sendiri sangat kaku. Tetapi itu sepertinya tidak menjadi masalah bagi Steve, laki-laki itu malah terus tersenyum ke arahnya.

"Maafkan aku, ini adalah pertama kalinya aku berdansa dan aku sama sekali tidak bisa berdansa dengan baik," ucapnya pelan agar hanya Steve saja yang bisa mendengarnya.

"Tidak masalah. Menjadi pasangan pada dansa pertamamu saja sudah membuatku senang," ucapan Steve ini langsung membuat Amora menundukkan kepalanya dan laki-laki itu tersenyum lebar.

Setelah cukup lama sepertinya dansa bukanlah hal yang menyulitkan. Kini Amora sudah mulai terbiasa dan gerakannya juga tidak sekaku tadi. Dia hanya tinggal membiarkan tubuhnya mengikuti alunan musik dan menikmatinya.

Melihat gadis lain berputar, Amora pun memutar tubuhnya juga. Namun di saat kembali menghadap pasangan dansanya, dia terkejut karena mendapati Azler yang kini berdansa dengannya. Lalu kemana Steve? Kemana hilangnya laki-laki itu sehingga Azler menggantikan tempatnya?

Tapi tunggu, apa laki-laki dihadapannya ini benar-benar Azler? Atau ini hanya penglihatan matanya saja yang salah? Amora takut jika ini hanya khayalannya lalu beberapa saat kemudian Azler kembali berubah sebagai Steve.

"Azler?"

"Ya?" lelaki dihadapannya ini benar-benar Azler, dia tidak sedang berkhayal.

Entah kenapa saat berdansa dengan Azler rasa gugupnya bertambah dua kali lipat, apalagi laki-laki itu terus menatapnya dan membuat Amora tidak bisa mengangkat kepalanya sama sekali. Dia hanya tertunduk menatap kakinya yang bergerak mengikuti alunan musik.

"Kau terlihat memukau," bisik Azler di telinga Amora yang seketika membuat Amora merinding. Saat Amora menolehkan kepalanya, jarak wajah mereka begitu dekat dan jantung Amora berdegup sangat cepat. Entah sudah seberapa merah wajahnya sekarang.

Saat musik berhenti dan riuh tepuk tangan terdengar, dia mengedarkan pandangannya untuk mencari keberadaan Steve, namun laki-laki itu sama sekali tidak terlihat di manapun.

"Amora."

Gadis yang memiliki manik abu-abu itu kembali menoleh dan entah sejak kapan Steve sudah ada di hadapannya. Laki-laki itu menarik tangan Amora yang digenggam Azler lalu menatap sang putra mahkota sedikit tajam.

Sebenarnya Steve merasa sangat kesal ketika menemukan tunangannya itu sedang bersama laki-laki lain. Namun laki-laki yang ada dihadapannya ini adalah seorang putra mahkota. Dia harus berusaha menahan kekesalannya itu dan tetap memperlihatkan kesopanannya.

"Maafkan aku yang mulia, tetapi kami harus pergi."

Melihat sesuatu yang terjatuh tepat setelah Amora pergi, Azler pun mengambil benda yang tergeletak di lantai itu dan seketika senyumnya mengembang sempurna. Putra mahkota itu benar-benar tersenyum lebar dengan kepala yang menunduk, jadi tidak ada seorang pun yang melihatnya tersenyum.

***

"Steve, kau pergi kemana? Kenapa kau tiba-tiba menghilang?" tanyanya.

"Aku tidak tahu, tadi saat kau berputar tiba-tiba saja gadis dihadapanku berganti menjadi Merliana. Bahkan saat aku mengedarkan pandanganku, aku tidak bisa melihat keberadaanmu."

Ini sedikit aneh. Amora juga tiba-tiba berdansa dengan Azler tadi dan ternyata Steve dengan Merliana. Apa ini hanya sebuah kebetulan saja karena gerakan memutar itu membuat para gadis berpindah dari tempat mereka? Ya, sepertinya begitu.

"Tapi, kau tidak apa-apa kan Amora?"

"Ya, aku baik-baik saja."

"Yasudah kalau begitu lebih baik kita pulang saja." Steve menarik tangan Amora untuk pergi dari sana. Malam juga sudah larut dan Steve ingin Amora segera beristirahat. Mungkin sebentar lagi pesta ini juga akan selesai, tetapi mereka akan pulang lebih dulu.

Dengan menggunakan kereta kuda saat mereka berangkat tadi, Steve pun memerintahkan kusir untuk menjalankannya pergi dari area istana kekaisaran.

*To Be Continue*

BLACK MAGIC [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang