Bab 46 - Rumah

3.9K 470 1
                                    

Udara segar terhirup masuk melalui hidung, jantung yang masih berdetak, dan tubuh yang masih bisa digerakkan. Perlahan kedua mata itu terbuka dan menampilkan manik abu-abu indahnya. Ruangan megah bernuansa putih dan dipenuhi barang-barang mewah adalah hal yang pertama dia lihat. Lalu matanya beralih pada seorang laki-laki berambut hitam yang duduk di samping tempat tidur dan tersenyum lembut padanya.

"Ele?" gumam laki-laki itu pelan namun masih bisa didengar oleh Amora.

Gadis berambut coklat itu berusaha mengingat hal terakhir yang terjadi dengannya dan ya, kini dia ingat. Dia sedang berlari dari kejaran prajurit Ziurich lalu terjatuh di dekat batang pohon dan akhirnya memutuskan untuk menenggelamkan diri di sebuah telaga. Amora benar-benar ingat jika dia sangat kesulitan bernapas di dalam kolam itu dan dia sudah pasrah dengan kehidupannya. Namun apakah ini artinya dia masih hidup? Tapi di mana ini? Di mana dia berada? Dan siapa laki-laki di sampingnya ini?

Amora melihat jika laki-laki yang duduk di samping tempat tidur ini memberikan perintah pada seorang pelayan dengan gerakan kepalanya, lalu pelayan itu menunduk hormat sebelum pergi dari ruang kamar ini. Amora yakin jika tempat ini bukan di Istana Ziurich. Ukiran-ukiran yang terdapat pada dindingnya berbeda.

"Di mana aku?"

"Kau tahu, aku sangat senang dan juga sedih. Aku senang karena akhirnya kau kembali dan aku sedih karena kau tidak mengenali semua ini, termasuk dirimu sendiri."

Amora mengerutkan kening, dia tidak terlalu mengerti dengan apa yang laki-laki itu bicarakan. Dia menanyakan keberadaannya, namun laki-laki itu malah menjawab dengan hal lain. Sebenarnya ada apa ini? Siapa yang menemukannya dan dibawa ke mana dia ini? Apakah ini masih di dunia yang sama dengan sebelumnya, atau mungkin berbeda? Tetapi dunia apa ini?

"Maaf, tapi bisakah kau menjawab pertanyaanku tadi?"

Raut wajah laki-laki itu sedikit berubah, seperti seseorang yang sedang sedih. "Kau berada di rumahmu sendiri, Ele. Tempat di mana kau dilahirkan."

"R-rumah? Tempat aku dilahirkan? Memangnya di mana ini? Kenapa kau terus memanggilku Ele?"

"Eleana, oh sayangku kau sudah sadar." Tiga orang baru saja datang dan seorang wanita paruh baya yang terlihat mirip dengannya langsung memeluknya dengan sangat erat. Wanita itu sedikit mengeluarkan air mata karena kebahagiannya.

Amora yang masih belum mengerti hanya diam saja, perlahan tangannya pun bergerak membalas pelukan wanita itu. Dia melihat ketiga laki-laki di depannya memberikan senyuman lembut padanya dan mata mereka berkaca-kaca. Siapa sebenarnya mereka ini? Kenapa ini seperti terkesan jika dirinya memiliki hubungan dengan mereka.

"Setelah sembilan belas tahun akhirnya kau kembali. Ibu sangat merindukanmu, setiap hari ibu selalu memikirkanmu dan terkadang ibu menyerah dengan harapan bisa bertemu denganmu lagi. Tapi ternyata takdir itu sangat baik, dia mengembalikanmu pada ibu."

"Selamat datang kembali putriku," ucap seorang laki-laki paruh baya yang memakai mahkota lalu bergerak memeluknya.

"Maafkan aku sebelumnya, namun aku sama sekali tidak mengerti. Siapa kalian? Dan apakah aku memiliki hubungan dengan kalian?"

Wanita paruh baya itu tersenyum, lalu dia mengelus rambut Amora secara halus dan penuh kasih sayang. "Sayang, kau adalah putri kami yang diculik saat kau masih berusia satu bulan dari kelahiranmu. Kami adalah keluargamu, nak. Dan ya, kau bisa berada di sini karena seseorang yang diperintahkan ayahmu menemukanmu mengapung di permukaan kolam di tengah hutan Ziurich. Mengetahui hal itu ibu sangat sedih, namun untungnya kau masih bisa diselamatkan."

"Diculik? Tunggu, tapi apakah kalian benar-benar menemukan orang yang tepat? Maksudku, aku ini benar putri kalian? Kalian bisa membuktikan jika aku ini memang putri kalian?"

BLACK MAGIC [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang