Tugas pertama untuk membawa Amora kembali ke istana sudah selesai. Kini kaisar memintanya untuk segera menangkap keluarga Marquess Cambrean. Dia bersama beberapa prajurit langsung berangkat dengan kudanya masing-masing menuju mansion Marquess Cambrean yang jaraknya cukup jauh dari istana.
Sebenarnya Azler masih tidak menyangka jika Amora yang merupakan teman pertamanya saat masih kecil itu adalah putri dari kekaisaran musuh. Tapi apakah ini sudah benar-benar pasti? Dari pemberitahuan Johannes yang tidak merasakan aura sihir pada tubuh Amora, membuat hal ini belum benar-benar akurat. Bisa saja Amora memang diculik dari Kekaisaran Grayson namun dia hanya seorang gadis biasa. Mungkin dia dapat mengetahuinya setelah menginterogasi Marquess dan Marchioness Cambrean nanti.
Tentunya bukan hanya Marquess dan Marchioness saja yang ditangkap, tetapi Moritha yang merupakan putri kesayangan mereka pun ikut dibawa. Kedatangan Azler bersama pasukan yang secara tiba-tiba itu membuat orang-orang di sekitaran sana langsung mendekat mengerumuni halaman depan mansion Cambrean.
"Haa? Ada apa ini yang mulia? Kenapa Tuan Cambrean beserta keluarganya ditangkap?" tanya seorang wanita yang membawa sebuah kipas di tangannya.
Tidak ada seorang pun yang menjawab pertanyaan itu. Para prajurit bahkan Azler sendiri hanya diam saja dan segera kembali naik ke atas kuda masing-masing setelah memasukkan keluarga Marquess Cambrean ke dalam kereta kuda dan menguncinya. Orang-orang yang tengah berkerumun itu memberikan jalan bagi mereka untuk lewat dan kembali ke istana.
Mendengar suara langkah kaki kuda yang memasuki area istana, Amora pun bangkit dan berjalan mendekati jendela. Dia melihat jika Azler baru saja datang dengan lima orang prajurit berkuda dan seorang lagi membawa kereta kuda.
Di saat orang-orang yang ada di dalam kereta kuda itu keluar, Amora membulatkan matanya dan semakin menajamkan penglihatannya untuk memastikan jika mereka memang kedua orang tuanya dan juga adiknya. Ada apa ini? Kenapa mereka dijemput seperti itu ke istana?
Karena rasa penasarannya, Amora pun akan bertanya langsung dan menemui mereka. Namun baru saja membuka pintu, seorang prajurit berdiri menghalangi jalannya.
"Maaf, tapi anda tidak boleh keluar untuk sementara waktu ini."
"Kenapa? Aku ingin menemui keluargaku, apa itu tidak boleh?"
"Tidak, yang mulia kaisar sudah memerintahkan saya untuk menjaga di pintu kamar ini agar anda tidak keluar sama sekali."
"Memangnya ada apa ini? Kumohon, aku hanya ingin menemui keluargaku sebentar."
"Tetap tidak bisa, lebih baik anda kembali masuk ke dalam."
Bukan Amora yang menutup pintu, tetapi prajurit itu. Kini Amora hanya bisa mendengus kesal dan menghabiskan waktunya yang membosankan di kamar ini. Walaupun megah, tetap saja tidak lebih menarik dari alam. Membosankan, tidak ada hewan yang bisa di ajak berbicara.
Beralih ke ruang singgasana yang ramai. Orang-orang yang hadir tengah berbisik dengan tatapan menuju pada tiga orang bangsawan yang sedang bertekuk lutut dan menundukkan kepalanya di hadapan sang kaisar.
Setelah mendapat perintah dari kaisar, seorang prajurit mencambukkan tali panjang yang dia bawa ke punggung Marquess Cambrean serta dua prajurit lainnya menghunuskan pedang mereka ke arah leher Marchioness Cambrean dan juga Moritha.
"Ampun, Yang Mulia, hamba masih bertanya-tanya tentang apa kesalahan yang hamba lakukan. Jika memang hamba berbuat kesalahan besar, tolong hukum saja hamba tapi bebaskan istri dan putri hamba." Marquess Cambrean terlihat sangat memohon pada kaisar.
"Yang Mulia, memangnya kenapa Marquess Cambrean dan keluarganya sampai di tangkap seperti ini?" salah satu kesatria yang di sana telah berhasil mengumpulkan nyalinya untuk bertanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLACK MAGIC [END]
خيال (فانتازيا)[High Fantasy-Bukan Transmigrasi] Amora, putri dari seorang Marquess yang merasa jika hidupnya selalu di beda-bedakan dengan sang adik. Apakah ini semua karena Amora memiliki sebuah penyakit langka? Entahlah. Namun ternyata di balik penyakit yang se...