Ep28

5 1 0
                                        

              Dirga merebahkan dirinya di atas kasur dan menatap langit-langit kamar yang kosong-melompong. Ia menghela napas dan merasa bosan beberapa hari belakangan. Yang hanya bisa ia lakukan di tempat ini adalah berbaring di atas kasur, makan, buang air, dan membaca buku. Hal itu sungguh membuatnya tercekik dan ia ingin sekali mengambil ponselnya yang sengaja diambil oleh Ayahnya. Sungguh, ia benar-benar seperti di penjara.

              Beberapa hari yang lalu, ketika Dirga hendak masuk ke rumah, tiba-tiba seseorang menutup hidung dan mulutnya dengan sapu tangan yang dibubuhi obat sehingga membuatnya jatuh pingsan. Lalu, ketika ia bangun, ia sudah berada di kamar ini dengan kepala yang sangat pusing. Dirga mengenali tempat ini. Tempat ini adalah kamarnya dulu ketika ia masih tinggal di rumah Ayahnya. Tiba-tiba seorang pria yang familiar bagi Dirga masuk dengan setelan kerja, sepertinya beliau habis pulang kerja.

              "Kenapa?" tanya Dirga bingung. Ia merasa ia tidak memiliki kesalahan apapun sehingga patut diperlakukan seperti ini. Pria yang dihadapannya ini pun sudah mendeklarasikan keputusannya bahwa mereka tidak akan berhubungan lagi sebagai orang tua dan anak, yang diterima oleh Dirga. Tetapi, kenapa sekarang ia diculik seperti ini oleh pria yang secara sah adalah Ayahnya?

              "Kamu akan di sini beberapa hari dan handphone-mu saya ambil. Jika semua mereda, akan saya belikan yang baru."

              Dirga mengerutkan dahi. Apa-apaan semua ini?

              "Pihak 02 sedang mencari bukti bahwa saya memiliki anak haram, entah darimana mereka dapatkan. Saya harap, kamu mengerti."

              Pria itu berbalik, bersiap keluar dari kamar. Tetapi, Dirga bangkit dari kasur dan berdiri dengan tegak. "Saya harus sekolah. Saya akan jamin bahwa saya tidak akan mengungkit hal itu dengan orang lain."

              Pria itu berdecih pelan.

              "Tidak," ucapnya. "Karena taruhannya adalah masa jabatan saya."

              Pria itu berjalan keluar dari kamar Dirga dan tidak lupa mengunci pintunya dari luar. Dirga  mengepalkan kedua tangannya dan berusaha mengatur napasnya yang semakin tidak teratur.

              Jangan Dirga. Kamu harus menahan emosimu.

              Seperti itulah alasan mengapa Dirga dikurung di tempat ini.

              Ayahnya, yang saat ini mengikuti calon pemilihan umum walikota di daerahnya untuk 2 periode, memang harus berhati-hati dengan skandal apapun yang dapat memengaruhi suara yang akan diberikan rakyat padanya. Jika rakyat tahu Ayahnya memiliki seorang anak hasil selingkuhan, tentu saja sebagian besar dari mereka akan kecewa, mau seberapa bagusnya kinerja Ayah di periode sebelumnya. Tentu saja Ayah tidak ingin gagal karena Ayah memiliki ambisi besar dalam bidang politik seperti ini. Ya, Dirga mengerti. Dirga tahu bahwa kehadirannya di dunia ini bukanlah keinginan dari siapapun yang ada di dunia ini. Sedari dulu, Dirga-lah yang paling mengerti bahwa ia sudah beruntung karena masih bernapas tiap harinya.

              Tetapi, ia tidak bisa berlama-lama di tempat ini.

              Berkali-kali ia melihat kalender yang tergantung di dinding. Hari ini akan diadakan Prom Night di sekolahnya sebagai perpisahan anak-anak kelas dua belas yang telah melaksanakan Ujian Nasional. Sebenarnya, Dirga belum memiliki pasangan untuk acara itu karena yang datang diwajibkan berpasang-pasangan. Dirga pun juga tidak tahu apa saja yang akan dilakukan di acara itu. Tetapi, Dirga ingin menghadirinya, walau tanpa pasangan. Semua itu karena ia ingin melihat Rintik.

              Rintik pernah bilang kalau ia akan berpasangan dengan Senja di Prom Night yang akan diadakan hari ini, Gadis itu, dengan wajahnya yang berbunga-bunga, bilang bahwa ia sudah menemukan gaun cantik yang akan ia gunakan untuk berdansa dengan Senja di acara tersebut. Ia pun bertekad akan merias wajah dan menata rambutnya di salon agar ia terlihat seperti putri yang pantas untuk menjadi pasangan Senja di malam itu. Setelah mendengar itu, Dirga langsung bertekad, apapun yang terjadi, ia akan datang ke acara itu. Ia akan melihat seberapa cantiknya Rintik, yang kesehariannya saja sudah membuat Dirga jatuh hati padanya.

              Dirga ingin melihat Rintik yang berbahagia tengah berdansa bersama orang yang ia suka. Karena apapun yang membuat Rintik bahagia, Dirga akan merasa demikian.

              Tetapi, bagaimana caranya Dirga keluar dari rumah yang dikelilingi oleh penjaga professional yang disewa oleh Ayahnya?

              Apa yang harus Dirga lakukan?

*****

Rintik dan SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang