Hari sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Rintik telah terlelap karena ia sangat kelelahan dan kurang tidur kemarin. Sepertinya, semua orang yang ada di villa ini telah terlelap, kecuali Jeha. Entah kenapa, kejadian tadi siang sangat mengganggu pikirannya.
Pertemuan Biru dan Aisy.
Walau siang tadi adalah pertemuan pertama Jeha dan Aisy, ia sudah mengenal seseorang yang bernama Aisy dari cerita Rintik. Rintik pernah menceritakan hubungan Biru dan Aisy kepadanya, ketika Jeha yang awalnya sangat bingung mengenai Biru yang sering gonta-ganti pacar. Sementara Rintik, ia terlihat biasa saja dan bilang mungkin karena hubungan pria itu dengan mantannya dahulu. Akhirnya, Rintik menceritakan kisahnya ke Jeha dan menurutnya, kisah itu sangat disayangkan untuk berakhir dengan kata putus.
Hubungan Biru dan Aisy berjalan setahun, seperti hubungan kekasih yang biasa. Biru sangat menyukai Aisy sejak lama karena gadis itu sering membantunya ketika ia kesulitan dalam pelajaran. Sebab, dulu pria itu sangat lemah dalam pelajaran matematika dan Ibunya akan memukulnya jika pria itu mendapat nilai matematika di bawah lima puluh. Hal itu dikarenakan karena latar belakang Ibunya yang merupakan dosen matematika sehingga membuat anak-anaknya harus mendapat nilai yang bagus di pelajaran tersebut. Kala itu, Biru sering menangis setelah lembar ujian yang telah dinilai diberikan kepadanya. Tiba-tiba, seorang siswi yang merupakan juara pertama di kelasnya, datang kepadanya dan menawarkan bantuan untuk mengajarkan pria itu pelajaran matematika. Karena siswi itu, Biru tidak lagi mendapat pukulan dari ibunya. Siswi itu adalah Aisy. Sejak saat itu, Biru sangat menyukai Aisy.
Hingga suatu hari, Biru memberanikan diri untuk mengutarakan perasaannya.
Aisy menerimanya dan mereka pun menjalankan hubungan kekasih.
Namun, satu-satunya masalah adalah Biru yang terlalu protektif dengan Aisy. Ia selalu melarang gadis itu dalam hal apapun dengan dalih bahwa ia tidak ingin kehilangan gadis itu. Ia melarang Aisy untuk pergi bersama teman-temannya jika ada seorang saja teman laki-laki. Hal itu menyulitkan Aisy untuk sekedar mengerjakan tugas kelompok karena Biru memiliki mata-mata dimana-mana. Biru akan marah dengan nada membentak jika Aisy ketahuan melakukannya. Biru melakukannya karena ia merasa bahwa Aisy hanyalah miliknya. Miliknya yang tidak boleh diganggu siapapun. Padahal sesungguhnya Aisy dimiliki oleh banyak orang, bukan hanya dirinya. Teman-teman dan keluarganya, misalnya.
Semakin lama, Aisy merasa tertekan. Perlahan-lahan, ia kehilangan senyum di wajahnya. Ia tidak lagi begitu gembira ketika ia dan Biru bertemu. Hal itu berujung dengan Aisy yang memberanikan diri untuk mengakhiri hubungan mereka. Awalnya, Biru enggan. Tetapi, ketika Aisy terang-terangan bilang kalau ia tidak menyukai Biru, pria itu merelakannya. Namun, Rintik bilang, pada malam itu, Biru datang ke rumahnya dan curhat ke dirinya sembari menangis tersedu-sedu, mengatakan bahwa ia tidak cukup baik untuk Aisy sehingga gadis itu memilih pergi. Hari-hari kelam itu merenggut kehidupan Biru. Di tambah kabar bahwa Aisy pindah ke Bandung, membuat Biru semakin merana. Tidak lama setelah itu, Biru terlihat memiliki pacar baru, Rintik pun tidak mengenalnya. Lalu, setelah putus dengan pacar baru tersebut, Biru memiliki pacar lainnya dan berlangsung hingga saat ini. Baik Jeha dan Rintik tahu bahwa Biru tidak benar-benar serius dengan pacar-pacar yang lalu maupun pacar yang sekarang. Mereka jarang melihat Biru menelepon pacarnya dengan ungkapan-ungkapan kasih sayang atau bersikap romantis ketika mereka bertemu. Biru hanya mengeluarkan ucapan-ucapan penuh gombalan dan kekasihnya akan menganggap bahwa ia memiliki pacar terbaik sedunia. Benar kalau cinta itu membutakan.
Hal yang mengganggu pikiran Jeha adalah ekspresi Biru setelah berbincang dengan Aisy. Mereka memilih untuk berbincang berdua dan meninggalkan Jeha, Rintik, Senja, dan Dirga di tempat. Jeha, Rintik, dan Senja menunggu Biru kembali dengan wajah cemas. Dirga berusaha untuk mencairkan suasana dengan guyonannya, tetapi melihat tidak ada reaksi, pria itu memilih diam. Senja menceritakan sedikit kisah Biru dan Aisy, yang membuat Dirga mengerti alasan mereka bertiga memasang wajah harap-harap cemas. Jika terjadi pertemuan antar mantan, rasanya memang nano-nano.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rintik dan Senja
Fiksi RemajaRintik menyukai Senja dalam segi apapun. Rintik selalu bahagia ketika Senja berada di sisinya, walau hanya sekedar mengganggu. Cita-cita Rintik sejak dulu adalah menikahi Senja. Tetapi, takdir telah menciptakan garis di antara mereka. Baik Rintik ma...