Akhir sebuah kisah

33 0 0
                                    

Ayah Arkan mengajari Arkan, bertanggung jawab, disiplin dan tepat waktu di kantornya. Sudah tiga bulan ia berada di London. Arkan memohon pada ayahnya agar ia kerja di Jakarta saja.
"Ayah, tolong Arkan ingin bekerja di Jakarta saja"

Ayahnya melengos begitu saja tanpa, memberikan jawaban.

Butuh waktu cukup lama untuk menjawab keinginan Arkan.

Kamar
Ibunya Arkan membujuk ayah, dengan memegang pundak lebar ayah, membujuk ayah agar menuruti permintaan anak itu.

"Mas, turuti saja permintaan anak kita. Anak kita telah menjalankan tugasnya dengan baik disini"

Ayahnya pun keluar kamar , menuju ruang tamu, disana ada Arkan memasang wajah cemas. Ayahnya mendekati Arkan memegang pundak.

"Nak, ayah bangga dengan kamu. Karena kamu menjalankan tugas dengan baik. Ayah menyetujui permintaan kamu.

Ayahnya mengembalikan posnsel milik Arkan. Ia spontan memeluk ayahnya dengan kencang hingga ayah merasa sesak.

"Sudah, kapan kamu akan pergi ke Jakarta?"

"Mungkin bulan depan, karena di kantor masih ada pekerjaan yang harus diselesaikan"

Setelah 3 bulan berlalu, kini Arkan memulai perjalanan menuju Jakarta membutuhkan waktu 7 jam.

Di atas tebing Gedung Kampus.

Di sana 5 mahasiswi dan 6 mahasiswa yang mengikuti kegiatan ekskul panjat tebing. Beserta pelatih panjat tebing. Satu persatu mereka mulai memanjat tebing gedung, pelatih menghitung berapa lama mereka sampai puncak.

Kini giliran Cantika langkah kakinya memijak point dengan cepat. Ia berhasil memecahkan rekor hanya dengan waktu 2 menit 50 detik berhasil hingga puncak. Berbeda sedikit dengan Reygan . Reygan memecahkan waktu dengan 2 menit 55 detik. Raut wajah pelatih yang begitu bangga dengan para mahasiswi dan mahasiswanya itu.

Cantika dan Reygan kian dekat sering bertemu, sebagai sahabat. Reygan mulai merasa ada perasaan aneh saat bertemu kembali di awal perkuliahan. Namun reygan menyimpan perasaannya sendiri. Entah kapan perasaan akan menghilang.

"Eh gan, Haus ga?"

Reygan mengangguk, Cantika membuka tasnya, ia memberikan reygan minuman.

"Thanks, Cantika"

"Santai aja bro"

Notifikasi ponselnya Cantika berbunyi. Ia mulai mengeluarkan ponselnya di.
Ia terpancar senyuman dari wajah Cantika tanpa disadari Reygan pun ikut tersenyum.

"Ada apa, wah ada berita bahagia nih"

"Arkan mau dateng kesini"

Cantika memegang kedua tangan Reygan sambil melompat-lompat kesenangan.

Tergurat senyuman palsu di raut wajahnya Reygan. Mendengar kabar ini membuat ia sedih. Artinya akan semakin jauh kesempatan dekat dengan Cantika. Mahasiswi dan Mahasiswa mulai turun dari atas tebing

"Kak gak mau turun" ucap pelatih

"Bentar deh mas, sebentar lagi"

"Hati-hati ya jagain mbaknya mas"ucap pelatih pada Reygan.

Kini tersisa hanya Cantika dan Arkan di atas tebing gedung.

Semburat cahaya oranye, menambah indah langit. Matanya Cantika berbinar, tak mau melewatkan momen. Cantika meminta Reygan agar menemani melihat senja.

"Indah banget"

"Iya, cantik banget"

Perlahan senja mulai pudar, langit semakin gelap. Reygan mengajak Cantika turun.

Perfection Of Love [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang