Di lapangan olahraga, Pak Endy menunggu para siswa untuk memulai pelajaran. Setelah pemanasan, siswa-siswi diminta membentuk barisan. Pak Endy mengumumkan bahwa pelajaran hari itu adalah permainan bola basket.Beberapa siswi menyuarakan ketidaksetujuan karena cuaca panas dan khawatir tentang kulit menjadi gelap. Mia bahkan menyuggestkan untuk senam di koridor, namun Pak Endy menegaskan bahwa mereka harus tetap berpartisipasi atau risiko mendapatkan nilai kosong.
Pak Endy kemudian memperagakan teknik Slam Dunk yang baik. Saat giliran Cantika, dia diizinkan untuk berada di pinggir lapangan karena kondisi lututnya yang belum pulih. Namun, Cantika bersikeras untuk tetap berpartisipasi, menyembunyikan rasa sakitnya.
Cantika berhasil mempraktikkan teknik Slam Dunk dengan mahir, meskipun berusaha menyembunyikan rasa sakitnya. Pak Endy memberi pujian dan mengizinkan siswa untuk kembali ke kelas.
Saat menuju kelas, Arkan memberikan pujian pada Cantika, mencatat keahliannya dalam teknik Slam Dunk. Cantika dengan cuek menanggapinya, dan Arkan mencoba membangun kedekatan dengan Cantika.
Pertukaran pendapat antara Cantika dan Arkan mengungkapkan minat dan bakat keduanya dalam bola basket. Arkan menyatakan bahwa dia atlet basket di sekolah lamanya. Mereka berdua saling mengagumi satu sama lain, dan Cantika mengizinkan Arkan untuk menjenguk adiknya di rumah sakit sebagai imbalan atas bantuannya di lapangan olahraga.
Setelah berbincang-bincang, Cantika dan Arkan berjalan menuju kelas. Di kelas, mereka dikejutkan oleh teman-teman Cantika, yang dengan cepat berspekulasi tentang kemungkinan hubungan antara Cantika dan Arkan. Cantika dan Arkan berusaha menyembunyikan perasaan mereka.
Di koridor, Mia, Fella, dan Radella mendekati Cantika. Mia mencoba merayu Cantika agar mau di-makeover, tetapi Cantika menolak. Teman-teman Cantika merencanakan untuk mengunjungi adik Cantika di rumah sakit, dan Cantika setuju.
Namun, Mia dan Fella memiliki rencana lain. Mereka ingin Cantika dan Arkan di-makeover agar terlihat lebih cantik dan ganteng. Meskipun Cantika menolak, teman-temannya tetap memaksa ide mereka.
Cantika, dalam perjalanannya menuju parkiran, bertemu dengan Reygan. Reygan mencoba mengancam Cantika terkait hubungannya dengan Arkan, tetapi Arkan muncul dan menolong Cantika dari dorongan Reygan. Tatapan mereka berdua saling bertemu, menunjukkan ketertarikan yang mungkin sedang tumbuh.
Cerita berlanjut dengan Cantika dan Arkan menuju kelas. Mereka berbincang-bincang tentang olahraga dan kehidupan sehari-hari. Arkan mengungkapkan rasa kagumnya pada keahlian basket Cantika, sementara Cantika mencurahkan sedikit tentang pengalaman rumah sakit dan adiknya.
Perjalanan Cantika dan Arkan menuju kelas menunjukkan potensi hubungan yang mungkin tumbuh di antara mereka.
Cantika mencari transportasi yang lewat, namun tiba-tiba terasa sepi hari ini.
"Sebaiknya saya pesan ojek online saja, meskipun sayang sekali uangnya," batin Cantika.
"Hmm," keluh Cantika. Tak lama kemudian, Arkan menghampiri Cantika yang terlihat bingung di area parkir. Arkan menawarkan tumpangan.
"Apakah Anda belum pulang?" ucap Arkan.
"Bisa Anda lihat, jika saya sudah pulang, maka saya pasti sudah berada di rumah," ucap Cantika.
"Iya-iya, maukah Anda bersama?" tawar Arkan.
"Hmm, boleh saja," ucap Cantika.
"Bolehkah saya menjadi teman Anda?" tanyanya lagi.
"Hmm, bolehlah," ucap Cantika dengan sikap cuek.
"Sabar, Arkan, sabar. Dia hanya mengatakan begitu," batin Arkan.
"Baiklah, mari kita berangkat," ucap Arkan sambil membuka pintu mobil sportnya.
Mereka pun masuk ke dalam mobil dan pergi menuju rumah sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfection Of Love [Selesai]
RomanceMengetahui apa arti cinta dari berbagai sudut pandang. "Sekarang mustahil bagiku, mengatakan cinta aku tak mampu sekarang aku terpuruk dalam sesalku, bahkan cinta kini jadi sesak didadaku, tapi kenapa dengannya perasaan ku berbeda? atau aku?" Cantik...