Cemas

460 64 14
                                    


Sesampainya Cantika di rumah, ia mengucapkan, "Ini ongkosnya, Bang," kepada pengemudi ojek online.

"Udah, Neng, pakai GoPay saja," jawab pengemudi ojek online.

"Makasih, Bang," ucap Cantika. "Sama-sama, Neng," jawab driver ojol.

Ibu terlihat sedang menyapu halaman rumah. "Assalamualaikum," sapa Cantika sambil mencium tangan.

"Waalaikumsalam," jawab ibu. "Eh, kamu sudah pulang. Mana Azella, kok gak pulang bareng?" tanya ibu. Cantika enggan menjawab.

"Ada apa ini sebenarnya? Ayo, cerita," pinta ibu dengan ekspresi khawatir.

"Sebenarnya, Azella ada di rumah sakit," ungkap Cantika.

"Hah, ada di rumah sakit?" ucap ibu kaget.

"Iya, Bu. Tadi waktu kita di perjalanan, tiba-tiba Zella hidungnya berdarah. Aku juga gak ngerti, Bu," ujar Cantika.

Ibu langsung pergi ke rumah sakit, sementara Cantika masuk ke rumah dan mengganti pakaian. Setelah itu, ia mengerjakan tugas sekolah di halaman rumah sambil menunggu ayah pulang dari bengkel.

Tak lama kemudian, Ayah dan Kak Figo pulang ke rumah. Melihat Cantika di halaman dengan pipi memar tertutupi rambut, Ayah dan Kak Figo menyapa, "Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam," jawab Cantika. "Kamu kok bengong, ada apa? Ceritakan sama ayah," ucap Ayah sambil mengusap kepala Cantika.

"Zella masuk rumah sakit, ya?" tanya Cantika.

"Kok bisa, padahal dari rumah kan kelihatan sehat-sehat aja," ucap Ayah.

"Aku gak tau, Bu. Pas kita di angkot perjalanan ke sekolah, Cantika lihat kalau Zella kurang sehat. Mungkin dia kecapean. Aku suruh Zella sandaran ke bahu, kaget lihat seragam ada cucuran darah, ternyata dari hidungnya Zella. Aku menggendong Zella ke rumah sakit. Ayo kita ke sana," cerita Cantika.

"Bentar, ya, Cantika mau siap-siap dulu," ucap Cantika setelah mengunci pintu rumah. Mereka pun bergegas ke rumah sakit.

Di depan ruang rawat Azella, terlihat ibu yang bolak-balik di depan ruangan dengan raut wajah cemas. Tak lama, Ayah, Kak Figo, dan Cantika tiba di rumah sakit. Mereka masuk dan menuju ruang rawat Zella.

Mereka melihat ibu yang cemas di depan ruangan. "Ibu, tenanglah. Zella pasti baik-baik saja kok," ucap Cantika menenangkan ibu.

"Tenang? Lihat Zella belum sadar dari tadi. Ini semua gara-gara kamu. Pulang sana!" bentak ibu pada Cantika.

"Sudah, Bu. Kita doakan Zella agar cepat sadar," ucap Ayah sambil mengusap bahu ibu. Cantika menangis, Kak Figo menenangkan Cantika.

"Jangan menangis, Cantika. Ibu hanya khawatir," ucap Kak Figo sambil mengusap air mata Cantika.

"Iya, Kak. Aku ngerti," ucap Cantika sambil memeluk Kak Figo.

"Yuk pulang. Besok kamu harus sekolah. Jangan sampai absen, nanti ibu dan ayah semakin kecewa," ajak Kak Figo.

"Iya, Kak," jawab Cantika.

Cantika dan Kak Figo berpamitan pada ibu dan Ayah. Ayah melihat pipi Cantika yang memar, dan Cantika mencium tangan ayah. Kak Figo mencium tangan ibu, kemudian Cantika mencium tangan ibu. Namun, tangan Cantika ditolak oleh ibu.

"Kamu tunggu di parkiran ya, Kakak mau beli salep buat mengobati pipi kamu," ucap Kak Figo.

"Iya, Kak," ucap Cantika. Cantika berjalan menuju tempat parkir motor.

Tiba di parkiran, Cantika menyapa sopir ojek online yang menunggu. "Benar dengan Bu Dina?" tanya sopir ojek online.

"Cantika tiba dengan nafas terengah-engah. "Pak ojek online yang dipesan Bu Dina," ucap Cantika.

"Iya," jawab sopir ojek online. "Tadi saya dipesan ojek online oleh Bu Dina," jelas Cantika.

"Oh, begitu ya, Neng. Hati-hati di jalan," ucap sopir ojek online.

"Iya, Pak. Terima kasih," ucap Cantika sambil menaiki motor ojek online.

"Sudah, Neng?" tanya sopir ojek online.

"Sudah, Bang," jawab Cantika.

Ojek online mengantarkan Cantika sampai depan rumah. Setelah berterima kasih pada sopir, Cantika masuk ke rumah dan melanjutkan aktivitasnya.

Dalam rumah, Kak Figo membuka salep dan berniat mengobati pipi Cantika, tetapi Cantika menahannya. "Udah, Kak. Nanti aja di rumah diobatinnya," ucap Cantika.

"Yaudah, deh," ucap Kak Figo. Kak Figo mengeluarkan motornya dari tempat parkir, dan mereka berdua pulang.

Dalam perjalanan pulang, mereka melihat seorang lelaki yang dikeroyok oleh empat orang preman. Cantika dan Figo berhenti untuk menolong. Mereka melawan para preman tersebut.

"Kamu gak apa-apa?" tanya Cantika pada lelaki tersebut. Lelaki itu masuk ke dalam mobil dan pergi dengan cepat.

"Dasar lelaki sombong. Main pergi saja," ucap Cantika. Sementara itu, Kak Figo tertawa melihat adiknya ngomel dan sesekali mengambil foto.

"Ih, apaan sih, Kakak. Malah ngetawain aku," ucap Cantika dengan muka kesalnya.

Perfection Of Love [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang