Hari yang ditunggu Cantika telah tiba. Sore ini pengumuman kelulusannya. Ia sungguh gelisah karena takut. Ibu dan kakak mencoba untuk membuatku relaks. Perlahan aku mulai menginput nomor ujiannya. Entah kenapa hasilnya tidak keluar, kutunggu beberapa saat. Setelah hasilnya keluar , aku mulai menitikan air mata, berlari ke kamar, mengunci diri sendiri.
Rasa kecewa
Rasa amarah
Bercampur menjadi satu
Aku merasa gagal
Merasa tidak adil, padahal aku telah bersungguh-sungguh, tapi takdir berkata lain...
Aku mendekat pada nakas. Kubuka lacinya ditemukan benda tajam, perlahan aku mulai mengambil benda tajam itu. Kini beda tajam hampir dekat pada lenganku.
Maafkan aku ibu
Brak
Kakak berhasil mendobrak, langsung memberikan pelukan. Kakak merampas benda tajam itu. Untung saja kakak berhasil menghentikan tindakanku yang bodoh ini. Hampir saja nyawaku menghilang dengan mudah.
"Sudah, mungkin ini belum rezeki kamu, masih banyak jalan"ucap kakaknya.
Aku masih menangis di pelukan Kak Figo.
Setelah beberapa minggu hatiku kian membaik, rasa semangat perlahan-lahan muncul. Kini aku akan berusaha lebih keras. Aku putuskan untuk mengikuti tes kembali di tahun berikutnya.
Satu tahun telah berlalu.
Sebelum berangkat aku sarapan dengan raut cemas.
Ruang Makan
"Hei, pikirkanlah yang membuatmu semangat"ucap kakaknya.
Aku mengangguk
"Udah, ayo kita makan, ibu udah masakin makanan kesukaanmu, biar tambah fokus dan semangat"ucap ibu.
"Azella pasti bangga melihat kakaknya bangkit berjuang kembali"ucapnya lagi.
Ayah juga memberikan semangat. Setelah sarapan telah berakhir, aku pamit pada ayah dan ibu. Hari ini aku diantar oleh kedua kakakku untuk pergi ke tempat ujian.
Kini telah sampai di depan gerbang. Aku pamit pada kedua kakaku
"Doain aku semoga kali ini aku berhasil"ucapku
"Kamu fokus dan jangan lupa berdoa"ucap kakaknya.
Cantika melangkahkan kakinya dengan yakin. Ia berusaha berpikir psositif.
Ia telah duduk di tempatnya. Petugas telah membagikan soalnya.
Sebelum mengerjakan soal, tak lupa untuk berdoa. Satu jam telah berlalu, bel telah berbunyi saatnya lembar jawaban di kumpulkan. Peserta berhamburan keluar. Aku menunggu di parkiran, setelah aku mengirimkan pesan ternyata kedua kakakku sibuk. Aku sedikit kecewa, tak apa aku pulang naik taksi online saja.
Beberapa menit aku menunggu, akhirnya taksi yang dipesan pun telah sampai. jalanan cukup padat mungkin karena hari libur. Sesudah melewati jalanan yang begitu padat, akhirnya kita sampai. Ibu menyambut kedatanganku.
"Bagaimana tadi ujiannya"tanya ibu.
"Bismillah bu, insyallah berhasil"ucapku.
"Oh iya pengumukan kelulusannya kapan?"tanya ibu.
"Hari ini bu, jam tiga sore"ucapku.
Aku pergi ke kamar untuk merelakskan pikiran. Aku tertidur pulas. Dibangunkan oleh alarm ponselku sebagai pengingat pengumuman kelulusan. Setelah mengerjakan ibadah sholat ashar. Aku masih ragu untuk membuka website kelulusan. Perlahan aku membuka layar lantop, menyalakan tombolnya. Masuk ke dalam website. Aku mulai mengetik nomor ujianku pada layar laptop, lagi-lagi halamannya tidak berubah, bahkan tidak ada yang muncul. Aku mulai panik. Perlahan air mata turun. Kakak tak sengaja melihatku bersedih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfection Of Love [Selesai]
RomansaMengetahui apa arti cinta dari berbagai sudut pandang. "Sekarang mustahil bagiku, mengatakan cinta aku tak mampu sekarang aku terpuruk dalam sesalku, bahkan cinta kini jadi sesak didadaku, tapi kenapa dengannya perasaan ku berbeda? atau aku?" Cantik...