Hari Yang berkesan

42 18 3
                                    

Saatnya hari ini seperti biasa gadis cantik yang ceria memulai sekolahnya lagi di bangku SMA kelas 3.  Kubuka jendela kamarku nampak sinar matahari perlahan masuk melalui sela jendela kamarku.
"Kamu udah siap nak?"
"Kalau udah kita sarapan"ucap sang ibu.
Suara teriakan ibu di bawah memanggilku untuk sarapan.
Aku melangkahkan kaki menuruni tangga dengan cepat.

Meja Makan
Ibu sedang menyiapkan makanan. Aku sedikit membantu untuk menaruh makanan di meja makan
"Kamu panggil ayah, sama kakakmu"
"Baik Bu"
Aku mengajak ayah yang sedang asik mengutak ngatik mobil di garasi.
"Ayah ayo kita sarapan"
"Iya"

Kemudian aku mengajak kakak-kakaku yang satunya sibuk bermain laptop sementara satunya sibuk bermain permainan online di hpnya
"Kak ayo kita sarapan dulu"
"Iya tanggung ini satu ronde lagi ya"
Cantika pun kesal merampas hp kakaknya dan menarik tangan kakaknya
"Yah kalah  adek  sih"
"Bodo amat"
Mereka bertiga gabung duduk di kursi masing-masing.

Sarapan telah usai
Cantika berangkat bareng Kak Rizky menuju sekolah.

Sesampainya di sekolah...
Didepan gerbang sahabat Cantika berkumpul. Cantika pun turun dari mobil. Mia, Radella, dan Fella menghambur berpelukan dengan Cantika.
"Ih kangen tau"
"Baru juga kemarin gak ketemu"
"Iya juga sih hehe"
"Gih, kalian masuk entar telat"
"Iya kakak"ucap Radella sambil mengedipkan matanya.
Kak Rizky masuk kembali ke mobilnya bergerak pergi menjauh dari sekolah.
"Genit lo!"ucap Fella pedas.
"Bodo ah, gue gak betah jomblo"jujur Radella.
"Gitu amat wkwkkw"ucap Mia.

Bel masuk pun berbunyi tandanya kelas akan segera di mulai. Berhamburan siswa siswi masuk ke kelasnya masing masing.

Di dalam kelas
"Eh tumben dia masuk, biasanya juga bolos"sindir Mia. Reygan tidak perduli dengan apa yang di bicarakan oleh Mia.
"Udah mi"
"Kali dia berubah"ucap Radella.

Pa Iman guru seni budaya masuk ke dalam kelas.
"Selamat pagi, gimana kabarnya hari ini"
"Baik pa"
"Hari ini kita sharing dulu aja ya, Minggu depan kita masuk ke materinya"
"Menurut kalian apa itu seni"
Arkan mengangkat tangannya.
"Silahkan kamu"
"Menurut saya pak seni itu emosi yang di tuangkan dalam sebuah karya"
"Bagus, berapa nomor absen mu"
"Nomor 3 pak"
Pak Iman memberikan poin di absen Arkan.

Selama 45 menit mengajar, akhirnya waktu pelajaran Biologi di mulai. Bu Cindy masuk ke dalam kelas.
"Kamu,  saya minta tolong buat ambil buku paket di perpus sebanyak 39 ya"
"Baik Bu"ucap Cantika.
"Boleh saya bantu Bu"
"Silahkan kalian balik lagi ya awas aja kalau pacaran"canda Bu Cindy.
"Cie-cie"sorak siswi di kelas. Wajah keduanya memerah seperti tomat.
"Udah udah malu tuh"ejek Bu Cindy.
Arkan dan Cantika pun pergi menuju perpus mengambil buku paket.

Di sana ada penjaga perpus.
"Pak saya dari kelas IPA-1 mau ngambil buku paket Biologi sebanyak 39 buah"
Penjaga perpus itu memberikan 39 buku paket pada Cantika. Arkan mengambil sebagian bukunya. Sambil ke kelas mereka sesekali mengobrol.
Akhirnya mereka sampai kelas. Di dalam kelas hanya ada siswa-siswi.
"Bu Cindy nya mana?"
"Tadi ada urusan mendadak katanya"ucap salah satu siswa tersebut.
"Oh gitu"
"Iya, kita di suruh baca dari hal 1 sampai 15 abis itu di rangkum di kumpul di meja Bu Cindy aja"

Siswa-siswi di dalam kelas mengerjakan tugasnya sesuai dengan perintah Bu Cindy.
Akhirnya tugas pun sudah di selesaikan. Reygan inisiatif mengumpulkan semua lembaran membawanya ke ruangan ibu Cindy.
"Ih tumben"celetuk salah satu murid.
"Gak biasanya ya"nyinyirnya.
"Aneh banget, kepentok kali kepalanya"
"Awas aja gak dikumpulin"
"Sst kalian gak boleh gitu"ucap Cantika.

Tiga siswi itu membawa baju olah raganya. Cantika mengambil baju olahraganya dari tasnya. Begitu juga Adel dan Fella. Mia duduk di kursinya.
"Mia gak mau ikut olahraga?"
"Gak ah lagian belum praktek kan"
"Ikut yuk seru tau"
"Enggak ah"
Karena Cantika tidak mau memaksa Mia untuk ikut akhirnya ia membiarkan Mia.
"Ya udah kita duluan ya"ucap Fella.
Fella, Cantika dan Radella pergi mengganti pakaian seragam dengan pakaian olahraga.
Dua siswi masuk ke dalam kelas menyimpan baju seragam ke tasnya.
"Eh by the way guru olahraganya baru tau katanya sih ganteng"
"Oh ya"
Mia menguping pembicaraan dua siswi tersebut. Namun ia kembali menenggelamkan kepalanya ke tasnya, perlahan matanya mulai menutup

Di Lapangan olahraga.
Semua murid telah berkumpul di lapangan. Dari sudut kiri pria berbadan atletis berkulit putih memakai pakaian olahraga dan berkalung nametag.
"Wah bapaknya ganteng ya"
Pa Bima tersipu malu. Ia mulai mengabsen satu per satu murid yang mengikuti kelasnya ini.
"Mia"
"Dia katanya lagi gak mau ikut pak"
Pa Bima bergegas pergi jalan menuju kelas Mia. Sementara para murid mengikuti Pak Bima dari belakang.
Pa Bima masuk ke dalam kelas.
"Wah bahaya, pa Bima marah"
Pa Bima mendekati Mia yang sedang tertidur
"Mia bangun"ucapnya dengan lembut.
Mia pun perlahan mulai membuka matanya. Terkesiap kaget
"Ya ampun ganteng"ucapnya spontan.
"Bapak siapa ?"
"Saya guru olahraga kelas kamu"
"Ah begitu, kenapa kamu tidak mengikuti kelas saya"
"Jujur pak , kulit saya takut hitam hehe"
"Dengan berolahraga beberapa jam tidak mungkin kulit mu langsung hitam"
"Jadi ganti seragam olahraga mu"
"Baik Pak" Mia membawa baju olahraga di pangkuannya berjalan mundur menjauhi kelas menuju kamar mandi.

Pak Bima beserta muridnya kembali ke lapangan.

"Materi hari ini adalah voli"
"Sebelum memulai hari ini kita berdoa sesuai kepercayaannya masing-masing"

Setelah berdoa selesai, mereka melakukan pemanasan.

"Untuk laki-laki lari 10 keliling"
"Bagi perempuan 9 keliling"
"Tenang saja saya ikut berlari dengan kalian"
Biasanya para wanita protes untuk menawar jumlah ketika berlari, namun sekarang mereka menerimanya. Diantaranya banyak yang tersenyum tidak jelas.

Lari usai, para lelaki berhenti dengan ngos-ngosan. Sementara wanita tidak, mereka hanya tersenyum senang bahagia.
"Tuhan kalau dia jodohku dekatkanlah, bila bukan tolong di dekatkan"ucap siswi. Para siswa bergidiik ngeri melihat kelakuan siswi itu
Pak Bima hanya tertawa terkekeh.

"Kalian bentuk perkelompok, satu kelompok terdiri dari 6 orang, lakukan passing atas, passing bawah dan spike.

Siswa-siswi membentuk kelompok sesuai yang di instruksikan oleh Pak Bima.

"Pak di kelompok saya kurang satu"ucap Fella.
"Ya sudah biar saya ikut gabung"
"Aduh pak kalau senyum biasa aja jangan manis-manis"ucap Mia.
Pak Bima tertawa terkekeh.

Cantika melakukan passing atas dengan sempurna
"Bagus"timpal Pak Bima

Giliran Mia melakukan passing atas. Entah sejak kapan tali sepatunya terlepas. Saat akan melakukan ia terpeleset
Tepatnya hampir terpeleset
Untungnya ada Pak Bima yang menopang tubuh Mia. Mata Keduanya bertemu
Makin lama tatapannya makin intens
Dibuyarkan oleh Fella
"Ehm ehm"
Terlihat Mia dan Pak Bima salah tingkah. Cantika prihatin jika Kak Figo melihat ini.

Kring ...
Kring...
Suara bel pulang

"Untuk hari ini sekian, sampai bertemu di pertemuan selanjutnya"
Para murid berhamburan masuk kelas mengambil tas segera pulang ke rumah.

Perfection Of Love [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang