Membantu sesama

48 18 3
                                    

Terlihat seorang anak perempuan memakai baju kumel menangis, Cantika pun menepikan mobilnya ke sisi jalan. Ia pun mendekati anak kecil yang sedang memeluk lututnya menangis.

"Anak manis kenapa kamu nangis?"tanya Cantika.

Anak kecil itu bangkit dari duduknya perlahan melangkah mundur sambil memegang kepalanya yang pusing dan berkeringat deras. Badannya tak stabil anak perempuan itu jatuh pingsan cantika menangkapnya. Cantika membawa anak kecil itu ke dokter terdekat.

Sesampainya di ruang perawatan. Anak kecil itu masih bergerak sekalipun .

"Bagaimana keadaannya dok?"tanya Cantika

"Anak ini mengalami keracunan makanan, mungkin untuk beberapa hari dia harus inap"jawab dokter.

"Ah, baiklah"ujar Cantika.

Dokter meninggalkan ruang perawatan.

Cantika duduk di sofa menunggu anak itu sadar. Setelah beberapa jam kemudian jari tangan anak itu mulai bergerak, perlahan matanya terbuka, ia telah sadar. Cantika mendekat pada anak itu.

"Aku dimana kak?"tanya anak itu.

"Kamu di rumah sakit, tadi pingsan jadi kakak bawa kesini"jelas Cantika.

Anak itu ingin menyenderkan ke senderan ranjangnya, cantika membantu anak itu.

"Kak kita pulang saja"ajak anak itu.

"Enggak dek kamu harus di rawat dulu disini untuk beberapa hari"ucap Cantika.

"Tapi aku gak punya uang kak untuk bayar rumah sakit"ucap anak itu.

"Tenang itu gak usah kamu pikirin, biar kakak yang nanggung"ujar Cantika.

Tok tok tok.....

"Silahkan masuk"

"Ah mba silahkan ke bagian administrasi"ujar suster.

"Baik, sus"ujar Cantika.

Cantika pun pergi ke bagian administrasi , anak itu dijaga oleh suster.

Setelah dari bagian administrasi, ia kembali ke ruang rawat anak kecil itu.

"Ah iya kamu pasti lapar, mau kakak beliin makanan apa?"tanya Cantika.

"Terserah kakak aja"ucap anak itu.

"Ya sudah kamu tunggu disini sebentar ya?"ujar Cantika.

Anak itu mengangguk

Cantika berjalan menuju minimarket terdekat, setelah membeli beberapa cemilan kebetulan di depan rumah sakit ada tukang bubur kacang ijo. Pikirnya anak kecil pasti suka bubur ijo, ia pun membeli seporsi.

Cantika kembali masuk ke ruang perawatan. Ia menyimpan kantong bersisi cemilan di meja

"Biar kakak yang menyuapi kamu ya"ucap Cantika.

Anak itu membuka mulutnya lebar-lebar, menyantapnya dengan lahap. Tetesan air mata terjatuh di pelupuk mata Cantika.

"Kakak kenapa nangis?"ujar anak itu.

"Ah enggak kakak cuman keinget azella adik kakaknya yang udah lama meninggal"

Anak perempuan itu mengusap air matanya Cantika dengan tangannya kemudian memeluk dengan erat dan hangat.

"Ah kakak kita belum kenalan, nama aku jingga"ucap anak itu.

"Nama kakak Cantika"ujar Cantika.

"Nama yang cantik seperti orangnya"ujar Jingga.

"kamu juga cantik"ucap Cantika.

"Kakak boleh tau gak kemana orang tua kamu?"tanya Cantika.

"Gak tau kakak, bahkan aku belum pernah ketemu. Aku tinggal bersama nenek, bulan lalu nenekku meninggal karena sakit jantung, akhirnya warga bawa aku ke panti asuhan. aku kabur dari panti asuhan itu akhirnya ketemu abang preman yang merawatku, jika aku tidak membawa uang aku dipukuli, ditendang bahkan aku tidak boleh makan. terpaksa aku memakan snack sisa yang ada di tempat sampah"ujar jingga.

"Oh, begitu"ucap Cantika.

"Bagaimana jika jingga tinggal di rumah kakak?"

Anak itu berpikir jika ia tinggal akan merepotkan

"Aku............."ujar Jingga.

Akankah anak mau tinggal bersama Cantika ?

Akankah keluarga Cantika menerimanya dengan baik?

Penasaran ?Tungguin part selanjutnya ya!

Makasih yang sudah setia membaca

Mohon maaf jika tidak sesuai dengan ekspetasi kalian

Jangan lupa vote dan komennya ya

Perfection Of Love [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang