Far-far away.
.
.Seminggu setelah kepulangan mereka.
Alex tersenyum senang saat tim Basketnya memenangkan pertandingan kali ini, dia bertos ria dengan teman setimnya.
"Keren lo Lex, makin jago." puji Clario sembari menepuk bahu Alex bangga.
Alex menepuk dadanya bangga. Dia tertawa saja mendengar ucapan Clario. Tak lama Enyo dan Rian datang dengan handuk dan minuman dingin ditangan mereka.
"Keren ah, kalian bisa menangin pertandingan langka ini." puji Enyo pada teman-temannya.
Yoga dan Deden menerima minuman pemberian Enyo dan menyiram kewajah mereka. "Capek njir, untung menang." keluh Deden.
Lagi dan lagi Alex hanya tertawa pelan, dia menepuk bahu Enyo dan mengisyaratkan ke arah Kamar mandi.
"Yaudah gih. Jangan kelamaan ya, kita mau pergi ke Cafe habis ini." ujar Enyo.
Alex mengangguk sembari menunjukan jempolnya, dia berlari cepat menuju kamar mandi.
Sepeninggal Alex, semua terdiam dengan atmosfer yang sedikit menyesakan. "Dia masih tak mau bicara?" tanya Rino pada Anggota basket tadi.
Mereka mengangguk. "Udah seminggu, dia masih mogok bicara." keluh Enyo.
Dia tak tenang, sepulangnya mereka dari Pranciss, Alex berubah drastis. Dia jadi lebih dewasa, kalem, bahkan dia mogok bicara.
Dia tak mengeluarkan suaranya selama seminggu ini.
Jika absensi dia hanya akan angkat tangan.
"Kapan ini akan selesai?" tanya Deden sedih. Dia rindu Alex yang selalu memakinya, yang selalu memarahinya.
Bukan Alex yang seperti ini.
"Udah dapat kabar soal Kak Arita?" tanya Rian.
Hening, tak ada yang menjawab. Mereka mencari tau apa yang akan dilakukan Arita disana, tapi tak ada hal yang menarik.
"Sudahlah, biar saja semua berlalu layaknya air sungai." cetus Rino.
Mereka mengangguk setuju, toh Alex kelihatan bahagia, kelihatan tak terpuruk. Alex sudah baik-baik saja.
Dia memang baik-baik saja didepan teman-temannya, tapi tidak disaat kesendiriannya.
Alex, kini terduduk dibawah guyuran shower kamar mandi sekolah, matanya memandang kosong lantai kamar mandi.
Matanya memerah, air mata dan air shower sudah bercampur jadi satu, dia memang kelihatan biasa saja didepan teman-temannya.
Tapi tak ada yang tau jika Alex menyimpan luka menganga sendirian, setiap malam dia menangis merindukan Arita.
Dia amat merindukan gadis itu, mereka bahkan belum ada kata putus sampai saat ini. Alex hanya menganggap mereka break sejenak.
"Hiks..aku merindukanmu..hiks.." Alex berjongkok, memeluk lututnya erat dan menangis disana.
Kapan Arita kembali, kapan Arita kembali menjadi Aritanya. Kapan!!!?
"Hiks..I miss you so bad.."
Yang mereka tau saat ini, Arita di Restorannya seperti biasa. Padahal kenyataannya tidak seperti itu, Arita..tak baik-baik saja.
Jika Alex tau kondisi Arita saat ini, dijamin dia akan pingsan dan hancur diwaktu bersamaan.
Tbc.
Syalalalala.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bayi Boyfie [End]
Teen FictionAlex, cowok troublemaker yang akan berubah menjadi kucing manja jika berhadapan dengan kekasihnya. Cowok tukang tawuran itu bahkan rela memakai pakaian longgar demi melihat senyum kekasihnya. Start-20 Juni 2021 End-14 Juli 2021