25

4.9K 337 2
                                    

Jangan sider! Vote diawal atau diakhir chapter.

.....

Kegiatan mereka tetap sama bahkan setelah menikah, yang membedakan mungkin waktu untuk mereka bersama lebih banyak lagi.

Kadang Arita bakal datang ke kantor Alex dengan makanan untuk sang suami, atau kadang Alex bakal nungguin Arita selesai di restoran sampai istrinya pulang.

Mereka tambah romantis dan mesra, tapi namanya rumah tangga gak mungkin tanpa masalah, apalagi kini Alex semakin manja tak terkira.

Alex demam, dia sakit setelah seharian memforsir tenaga untuk menyelesaikan masalah di kantornya.

Dan lagi kalau Alex sakit dia bakal banyak tingkah.

Kalau bisa, Arita ingin memiliki stok kesabaran lebih banyak lagi. Pasalnya suami nya kalau sakit langsung cosplay jadi bayi.

Rasanya seperti bukan merawat suami, tapi lebih mirip ngerawat bayik.

Apalagi racauan dari bibir Alex gak ada siapnya.

"Kayanya umur aku gak bakal panjang..hiks..aku mau nulis surat wasiat.." isak Alex lirih.

"Apaan sih, kamu cuma demam doang!"

"Hiks..huhuuu.."

Arita berkacak pinggang melihat gulungan selimut yang berguling di tempat tidur sedari tadi "Alex, ayo minum obat sayang" bujuk Arita lagi.

Pemuda berusia 18 tahun itu hanya menunjukan wajahnya yang tampan rupawan itu "Gamau! Pahit" ketusnya malas kemudian kembali berguling-guling.

Arita mengusap wajahnya gusar kemudian membanting sendok obat itu di nakas, sampai menimbulkan bunyi berisik yang mengagetkan Alex.

Alex berhenti berguling dan langsung memandang Arita dengan mata yang berkaca-kaca "Arita...kamu marah.." lirihnya sedih.

Arita mendengus dingin kemudian berjalan keluar dari kamar, dia marah, Arita habis kesabaran.

"Capek aku tau, baru pulang kerja tapi kamu malah banyak tingkah begini. Urus aja diri kamu sendiri Lex" ucap Arita dingin.

Kemudian meninggalkan Alex sendirian di dalam kamar, pemuda itu masih diam dengan tatapan kosongnya. Otanya masih nge blank.

Arita menarik handuk kemudian berjalan menuju pintu kamar mandi, dia baru saja hendak membuka pintu, tapi terhenti saat sebuah lemparan sendok mengenai kepalanya.

Tak!

"Aduh!"

Arita berbalik, disana ada Alex yang berdiri dengan selimut menutupi tubuhnya, yang tersisa hanya wajahnya yang memerah dan berurai air mata.

"Kamu jahat! Hiks...kamu ingkar janji lagi! Kamu bilang, kamu gabakal marah-marah lagi, tapi sekarang kamu marah!! Huaaaaaaaaa Arita gak sayang Alex lagiiiiiiii! ARITA GAK SAYANG SUAMINYA LAGII HUAAAA!"

Alex menangis seperti anak kecil, dengan kepala yang di dongakan dan kaki yang dihentak-hentakan. Alex memang manja seperti ini.

Dia manja, egois, pemarah, cengeng, tukang ngatur dan juga.

"Kalau kamu masih mau pergi, hiks...aku bakalan gantung diri di kamar!"

Dia juga tukang ngancem, dan ancamannya itu gak main-main.

Arita memandang dingin Alex "Kalau kamu masih jadi anak nakal, aku bakal ninggalin kamu" ancam Arita.

Alex tersenyum lebar kemudian mengangguk patuh, dia berlari pelan mendekati Arita dan memeluknya erat, menduselkan pipinya ke pipi Arita.

"Hehe, sayang istri banyak-banyak" ucap Alex bernada.

Arita membalas pelukan Alex "Sayang kamu juga" balas Arita lembut.

"Jadi Alex, sekarang ayo minum obat kamu" ucap Arita penuh dengan perintah. Alex merengut tak suka, tapi dia menurut saja.

Dia tak mau dimusuhi Arita lagi, terlalu sepi hidupnya kalau sampai Arita memusuhinya.

"Gendong~" ucapnya manja, dia melemaskan tulang kakinya dan menumpukan tubuhnya ke tubuh Arita.

Wanita 21 tahun itu menghela napas pendek, kemudian menggendong koala suami kecil di depannya.

"Jadi bayi, ayo minum obat" bisik Arita di telinga Alex, dia sedikit menggigit cuping telinga Alex.

"Eungh, iya-iya. Tapi jangan gigit kuping Alex, geli~" rengeknya manja sambil mendusel di ceruk leher Arita.

"Heum, ayo minum obat sayangku"

Arita membawa Alex kembali ke kamarnya, Kenapa Arita sanggup gendong Alex yang notabene adalah laki-laki?

Itu karena Arita sudah terbiasa gendong beban berat, dan Alex bukan beban jadi tak terasa apapun saat Arita menggendong Alex.

Bayi manjanya tersayang, suami kecil kesayangannya.




























Bersambung

My Bayi Boyfie [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang