19.

15.2K 1.5K 71
                                    

Alex berusaha tersenyum ditengah kesedihannya, melihat gadis yang sangat dia cintai memejamkan matanya dengan damai.

Alex takut untuk menyentuh Arita, seakan-akan Arita adalah barang rapuh yang bisa pecah jika dipegang.

"Arita, Alex datang." ujarnya pelan, dia duduk disebelah kasur Arita dan terus menatap wajah pucat gadis kesayangannya itu.

Tak ada yang berani membuka suara, mereka undur diri dan membiarkan Alex berduaan dengan Arita saat ini, pasti remaja tampan itu amat merindukan Arita.

"Kamu tau gak, aku baru bicara sekarang. Selama 2 bulan ini aku mogok bicara, hehe. Semua gara-gara kamu."

Alex dengar jika orang koma, dia bisa mendengar apapun disekitarnya, jadi Alex memilih untuk terus berbicara agar Arita segera sadar.

"Si Ben sialan itu sudah dipenjara, 25 tahun penjara dia. Gak bakal bisa nyogok, soalnya Oma kamu punya kuasa yang gak tanggung-tanggung."

Alex mengelus pipi tirus Arita, dia menahan air mata yang sewaktu-waktu bisa meluncur keluar.

"Sekarang aku ngerti, kenapa keluarga kamu ngelarang kita untuk sama-sama. Ternyata derajat kita beda ya, kamu bagaikan Putri dari kerajaan, sementara aku hanyalah rakyat biasa."

"Kamu itu, cocoknya sama si Yoga, dia Tuan Muda yang akan jadi pewaris tambang emas keluarganya, atau sama Rian, dia Tuan Muda di perusahaan perhisaan keluarganya."

Alex menunduk. "Sementara aku, hanya anak dari seorang Direktur perusahaan Elektronik dan juga Dosen. Gak sederajat sama kamu.." cicitnya.

Setelah lulus ini, Alex meyakinkan dirinya agar tak lagi bermain-main, dia akan sungguh-sungguh menata masa depannya bersama Arita.

"Nanti kamu mau punya anak berapa? Kalau aku sih mau punya anak 4, biar sama kayak Oma kamu, Oma kamu punya 4 anak kembar. Hehehe."

Alex terkekeh pelan. "Kalau kamu gamau hamil, gak papa. Biar aku aja, operasi pemasangan rahim biar aku yang hamil hehehe." fix, Alex bucin akut.

Dia terus berceloteh, sampai akhirnya tertidur dengan kepala yang ada dikasur Arita.

Perjalanan 5 jam menuju Pranciss membuatnya lelah, tapi kelelahannya terbayar dengan bertemu dengan Arita lagi.

......

Pagi hari menyapa, Alex menggeliat pelan dan menyamankan posisinya, mengeratkan pelukan hangat yang ada ditubuhnya.

"Anget.." bisiknya mengigau, dia mendusel pada benda empuk didepannya.

"Lex! Bangun elah, ngebo banget lo!"

Perlahan, Alex membuka matanya, melihat sebuah guling besar dipelukannya. Dia tertidur disofa saat ini.

"Bangun, mandi sana." perintah Enyo, dia merapikan selimut dan guling yang Alex pakai. Kemudian melipatnya rapi.

Teman-temannya sudah berkumpul di kamar inap Arita, mereka juga turut membawa sarapan masing-masing.

Arita masih memejamkan matanya, tak apalah. Setidaknya Alex lega, Arita tak ditutupi kain putih.

"Bentar mama, Alex mau cium istri Alex dulu." cetusnya pada Enyo, kemudian berjalan mendekati Arita.

Enyo terdiam. "Fak! Gue bukan mama!!" serunya kesal.

Enak aja Mama, dia kira Enyo apaan. Cih.

Alex berdiri disebelah ranjang Arita dan menunduk perlahan.

"Pagi Arita, semoga waktu kamu untuk koma habis ya, biar kamu cepat sadar." bisiknya lembut seraya mengecup pipi Arita pelan.

Dia tak sabar menanti Arita untuk segera sadar. Amat sangat tak sabar.



















Tbc.

Syalalalal.

My Bayi Boyfie [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang