05.

22.1K 1.7K 29
                                    

Salah gue emang sih..

-Alex-

........................................................................
Alex dan teman-temannya sepulang sekolah memilih untuk berkumpul di rumah Deden, karena temen mereka yang namanya Alex lagi galau.

Jadi mereka mau ngehibur dia.

"Gue minta sama Umi buat masakin Ayam sambel Matah, lo pada mau makan dulu atau main ps?." tanya Deden yang saat ini sudah berganti pakaian.

Dia pake baju kaus hitam kendor dan boxer diatas lututnya.

Rino, Rian, Yoga dan Enyo malah melirik Alex yang lagi nangis dipojok kamar Deden.

Dia nangis dengan ponsel ditangannya. "Kenapa sih Lex? Nangis mulu." gerutu Yoga capek, dia capek liat Alex nangis terus.

Alex sesenggukan, dia memandang teman-temannya dengan gerakan yang seakan diperlambat.

"ARITA BLOKIR NOMOR GUEEE HUAAAAAAAAA."

Mereka langsung elus dada masing-masing, sabar dengerin Alex nangis terus, di sekolah juga gini disini juga gini.

Pusing pala mereka, heran aja, gak capek apa Alex nangis terus.

"Udalah! Capek gue denger lo nangis terus. Mending makan ayam sambel matah Umi gue dulu, biar semangat!." seru Deden bergelora.

Dia udah kelaparan, pengen makan segera. "Yaudah..hiks..ayo makan, gue juga udah laper." ujar Alex sesenggukan kemudian bangun dari duduknya.

Enyo meraih tisu yang ada diatas meja belajar Deden, lalu menyeka air mata dan ingus diwajah Alex.

"Udah ah, besok pasti dibuka blokirannya, jangan nangis terus." bujuk Enyo pelan.

Alex mengangguk sembari mengeluarkan ingusnya, setelah selesai Enyo membuang tisu itu ke keranjang sampah mini yang ada di kamar Deden.

"Udah? Kuy makan." ajak Rino sembari merangkul bahu Alex dan mengajaknya keluar.

Beginilah mereka, walau suka mengejek Alex tapi tetap menunggunya selesai nangis dan mengajaknya makan bersama.

Kalau mereka bukan teman yang baik, Alex sudah mereka tinggalkan sendiri di kamar dan mereka pergi makan.

"Gue mau ayamnya 2..hiks.." cetus Alex tiba-tiba saat mereka turun ke lantai 1.

Semua menoleh kearahnya, kemudian menghela napas pelan. "Iya, ntar gue bilang sama Umi biar kasih lo 2 ayam." sahut Deden santai.

Dia lagi bergelayut dipunggung Yoga, Deden bisa dibilang manja sama Yoga, karena mereka teman dari kecil.

Yoga juga gak masalah, tapi terkadang kalau dia kesal, Deden bisa dihajar habis-habisan kalau bergelayut kayak anak monyet.

"Yog, gue mau beli Ps 7. Lo gamau bayarin gitu?." celetuknya pada Yoga.

Yoga mendelik, kemudian mengeluarkan dompetnya dan memberikan kartu ATM berwarna hitam.

"Nih, awas lo! Gausah gelendotan kek anak monyet!." ketus Yoga kesal.

Deden tertawa kuat saat menerima kartu ATM itu kemudian melepaskan gelayutannya. Dia menepuk bahu Yoga pelan dengan bangga.

"Lo emang yang terbaik." cetusnya bangga.

"Li iming ying tirbiik, hilih bicit." cibir Yoga sembari menggeplak kepala Deden kesal.

Memang Deden kalau ada maunya, mulutnya manis banget beuuh kalau berkata-kata.

....

Arita hari ini tak bekerja, dia istirahat di rumah karena juga keadaannya kurang baik.

Dia duduk di depan laptop ROG yang dibelikan adik dari Papanya, lumayan kan buat main game.

"Ck, kenapa bayangan Alex gamau hilang sih!?." kesal, Arita mengusak kasar rambutnya.

Dulu sekali, Arita pernah nyasar ke sebuah club malam, sebenarnya gak nyasar karena dulu dia ikut sama Oma-nya.

Kata Oma-nya, Opa-nya lagi ada disana dan Arita diajak.

Dan saat ada disana, Arita melihat banyak laki-laki mengenakan pakaian yang Alex pakai, dan mereka lagi dipakai sama perempuan yang ada disana.

Dari sanalah, Arita merasa geli dan trauma pada pria seperti itu.

Makannya, dia marah pada Alex.

"Darimana dia mendapat pakaian seperti itu?." gumam Arita heran, kenapa baju seperti itu dijual bebas sampai Alex bisa membelinya.

Dengan gusar Arita membanting laptop itu sampai menimbulkan bunyi pecah yang mengerikan bagi pecinta laptop.

Napasnya terengah-engah, keringat dingin mulai mengalir turun dari pelipisnya. "Eungh..sakit.." sial!.

Dadanya sakit, kenapa dia bisa sampai se trauma ini pada pakaian itu, akh!! Menyebalkan, pikir Arita kesal.

Dengan langkah yang terhuyung Arita menuju lemari kecil yang tergantung didekat lemari pakaian.

Meraih obat yang selama ini jarang dia konsumsi karena tak ada yang memicu traumanya.

Trauma yang aneh, tapi dia bisa mati kalau begini terus-terusan!.

















































Bersambung😾.

Vote-vote, karena melihat vote jimplang membuatku tertekan!

My Bayi Boyfie [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang