18.

15.3K 1.5K 95
                                    

Bunyi defibilator terdengar memecah keheningan di kamar inap seorang gadis, gadis muda yang terlelap dengan damainya disana.

Dengan masker oksigen yang ada diwajahnya, alat-alat medis ditubuhnya, semua yang diperlukan untuk membantu gadis itu agar tetap hidup.

Satu persatu sanak saudara dan rekan kerja sudah menjenguknya dan memberikan doa agar gadis itu segera terbangun dari mimpinya yang amat panjang.

"Bagaimana? Sudah tau kabar Alex di Indonesia bagaimana?"

"Sudah, dia sedang menjalani ujian kelulusan. Sudah 2 bulan semenjak kejadian itu dan dia tak kunjung membuka mata, Alex juga tak kunjung buka suara."

Wanita tua itu mendesah pelan, ini semua salahnya. Kalau saja dia tak memaksa cucu sulungnya untuk menikah dengan jodoh yang dia tentukan.

Pastinya saat ini cucu kesayangannya masih membuka matanya, berbicara padanya dan memeluknya. Sekali lagi air matanya luruh.

"Mama!" Putra sulungnya dengan cepat menahan tubuh sang wanita tua itu. Tubuh renta yang hampir meluruh ke lantai.

"Ini semua salahku..hiks..ini semua salahku.." isaknya menyayat hati.

Memang benar, ini semua adalah salahnya. "Kalau saja..hiks..aku tak memaksanya...hiks..ini tak mungkin terjadi.." racaunya.

3 putranya hanya diam, ini memang salahnya. "Ky, jangan menyalahkan dirimu. Ayo berdiri." bujuk suaminya.

"Enggak..hiks..Vy..hiks..ini salahku..hiks.." wanita itu tetap menyalahkan dirinya, dia memeluk suaminya erat dan menangis.

"Huhuu..hiks..ini salahku Harvy..hiks.."

"Sudahlah, jangan menangis sayang."

"Tapi..hiks..cucu kita-"

"Arita akan baik-baik saja Milky, kamu jangan khawatir."

Milky memeluk Harvy erat, menumpahkan kesedihannya disana.

Tragedi itu terjadi 2 bulan yang lalu, sehari setelah Alex kembali ke Indonesia. Malam dimana Arita akan bertunangan.

Ben yang akan menjadi tunangan Arita ternyata hanyalah seorang pria bule yang memiliki kelainan, dia suka menyiksa seseorang tanpa orang lain sadari.

Arita memergoki Ben tengah menguliti seorang pelayan wanita di gudang rumahnya, padahal saat itu adalah hari pertunangan mereka.

Dan tau apa yang terjadi pada Arita?

Gadis itu ditikam 10 kali dan ditinggalkan di gudang begitu saja, untung Theo, Papa Arita menemukan gadis itu sudah hampir mati kehabisan darah.

"Hiks..anak aku..hiks..Theo anak aku Theo!!" histeris Dira, Mama Arita.

Tentu saja dia terpuruk, putri kesayangannya tak lagi membuka matanya sejak 2 bulan yang lalu. Dan kali ini mereka akan menuruti keinginan Arita.

Yaitu membiarkannya bersama dengan Alex.

❤❤❤

Alex baru saja selesai dengan ujiannya, dan setelah hari ini dia resmi lulus dari sekolahnya ini.

"Fak, benci banget gue sama soal-soal tadi." umpat Deden kesal, soal yang menyebalkan.

Alex terkekeh pelan, dia menepuk bahu Deden pelan. Memberi semangat "Cafe kuy! Traktir hari ini gue ultah!" seru Clario yang baru keluar dari kelas.

Deden, Enyo, Rian, Yoga dan Rino mengangguk semangat. Padahal mereka orkay ya, tapi denger traktiran langsung mau.

"Kuylah!" Clario merangkul bahu Alex dan mereka berjalan beriringan keluar dari area sekolah.

Sesekali bercerita hal yang tak penting, atau membongkar aib Deden yang ketahuan buat tik tok nyawn ichinisan supriyanto.

"Hahaha, dan lucunya lagi ya. Uminya si Deden hampir kena serangan jantung lihat si Deden joget-joget kayak uget-uget!" ujar Yoga semangat.

Seneng bener dia kalau nistain Deden.

Mereka asik tertawa, sampai akhirnya orang suruhan Keluarga Arita mendatangi mereka. "Tuan Alex, kami diperintahkan untuk membawa anda bersama kami." ujar salah satunya.

Alex diam, dia menaikan sebelah alisnya tanda bertanya. Seakan paham, mereka menjawab. "Ini perihal Nona Arita yang sedang koma di rumah sakit." ujarnya.

Deg!

Tak cuma Alex, mereka semua jantungan mendengar berita tersebut, Alex sampai pucat dan terhenyak ditempat.

Dia menggigit bibir bawahnya, matanya berkaca-kaca. Alex kira Arita sudah bahagia dengan pria lain, tapi ternyata Arita...di rumah sakit.

Betapa merasa bersalahnya Alex, karena dia sudah mengutuk Arita dengan kata-kata buruk beberapa hari ini.

"Hiks..Arita..hiks.." Deden dan yang lainnya tersenyum lebar, akhirnya Alex mengeluarkan suaranya lagi.

"Baik, ayo kita pergi." ucap Rian tenang.

"Tapi, hanya Tuan Alex."

"Lo kira kami gak bisa ikut? Lo gatau siapa gue?." ketus Yoga kesal, dia menelepon supir helikopternya agar menjemput mereka saat ini juga di lapangan sekolah.

"Jemput saya di lapangan sekolah, kita harus ke Pranciss lagi."

"Baik Tuan Muda."

Yoga mendengus, dia menatap datar pengawal-pengawal tersebut. "Lo bisa pergi dulua, katakan dimana Rumah sakitnya. Biar Alex bareng kami." cetus Rino tenang.

Ke 2 pengawal itu mengangguk.

Alex masih menangis, tapi hatinya lega mengetahui jika Arita tak bersama pria lain.































Tbc.

Syalalalala.

My Bayi Boyfie [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang