Kalau bisa, Arita ingin memiliki stok kesabaran lebih banyak lagi. Pasalnya dia punya pacar nih, tapi rasanya seperti bukan merawat pacar, tapi lebih mirip ngerawat bayik.
Arita berkacak pinggang melihat gulungan selimut yang berguling di tempat tidur sedari tadi "Alex, ayo minum obat sayang" bujuk Arita lagi.
Pemuda berusia 17 tahun itu hanya menunjukan wajahnya yang tampan rupawan itu "Gamau! Pahit" ketusnya malas kemudian kembali berguling-guling.
Arita mengusap wajahnya gusar kemudian membanting sendok obat itu di nakas, sampai menimbulkan bunyi berisik yang mengagetkan Alex.
Alex berhenti berguling dan langsung memandang Arita dengan mata yang berkaca-kaca "Arita...kamu marah.." lirihnya sedih.
Arita mendengus dingin kemudian berjalan keluar dari kamar, dia marah, Arita habis kesabaran "Capek aku tau, baru pulang kerja tapi kamu malah banyak tingkah begini. Urus aja diri kamu sendiri Lex" ucap Arita dingin.
Kemudian meninggalkan Alex sendirian di dalam kamar, pemuda itu masih diam dengan tatapan kosongnya. Otanya masih nge blank.
Arita menarik tas selempangnya kemudian berjalan menuju pintu Apartemen, dia baru saja hendak membuka pintu, tapi terhenti saat sebuah lemparan sendok mengenai kepalanya.
Tak!
"Aduh!"
Arita berbalik, disana ada Alex yang berdiri dengan selimut menutupi tubuhnya, yang tersisa hanya wajahnya yang memerah dan berurai air mata.
"Kamu jahat! Hiks...kamu ingkar janji lagi! Kamu bilang, kamu gabakal marah-marah lagi, tapi sekarang kamu marah!! Huaaaaaaaaa Arita gak sayang Alex lagiiiiiiii!!!"
Alex menangis seperti anak kecil, dengan kepala yang di dongakan dan kaki yang dihentak-hentakan. Alex memang manja seperti ini.
Dia manja, egois, pemarah, cengeng, tukang ngatur dan juga.
"Kalau kamu masih mau pergi, hiks...aku bakalan gantung diri di kamar!!"
Dia juga tukang ngancem, dan ancamannya itu gak main-main. Banyak bekas sayatan di leher dan pergelangan tangan Alex. Itu semua karena Arita sering meminta putus dari Alex dan berakhir dengan Alex yang masuk rumah sakit.
Arita memandang dingin Alex "Kalau kamu masih jadi anak nakal, aku bakal ninggalin kamu" ancam Arita.
Alex tersenyum lebar kemudian mengangguk patuh, dia berlari pelan mendekati Arita dan memeluknya erat, menduselkan pipinya ke pipi Arita "Hehe, sayang Arita banyak-banyak" ucap Alex bernada.
Arita membalas pelukan Alex "Sayang kamu juga" balas Arita lembut.
"Jadi Alex, sekarang ayo minum obat kamu" ucap Arita penuh dengan perintah. Alex merengut tak suka, tapi dia menurut saja.
Dia tak mau dimusuhi Arita lagi, terlalu sepi hidupnya kalau sampai Arita memusuhinya "Gendong~" ucapnya manja, dia melemaskan tulang kakinya dan menumpukan tubuhnya ke tubuh Arita.
Wanita 20 tahun itu menghela napas pendek, kemudian menggendong koala Alex di depannya "Jadi bayi, ayo minum obat" bisik Arita di telinga Alex, dia sedikit menggigit cuping telinga Alex.
"Eungh, iya-iya. Tapi jangan gigit kuping Alex, geli~" rengeknya manja sambil mendusel di ceruk leher Arita.
"Heum, ayo minum obat sayangku"
Arita membawa Alex kembali ke kamarnya, Kenapa Arita sanggup gendong Alex yang notabene adalah laki-laki?..
Itu karena Arita sudah terbiasa gendong beban berat, dan Alex bukan beban jadi tak terasa apapun saat Arita menggendong Alex.
Bayi manjanya tersayang.
Kumpulan cowok imut nambah lagiiiiii.
Ryn jamin, ini konfliknya ringan seringan bulu ayam.
Lanjut?
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bayi Boyfie [End]
Teen FictionAlex, cowok troublemaker yang akan berubah menjadi kucing manja jika berhadapan dengan kekasihnya. Cowok tukang tawuran itu bahkan rela memakai pakaian longgar demi melihat senyum kekasihnya. Start-20 Juni 2021 End-14 Juli 2021