06.

20.2K 1.6K 17
                                    

Arita bener-bener marah..

-Alex-

........................................................................
Alex menahan debaran jantungnya, saat ini dia ada didepan Restoran Arita, dia hendak menemui Arita langsung.

Sudah sehari semalam Arita mengabaikannya, dan Alex tak sanggup lagi.

Perlahan dia masuk ke dalam dan mendekati pihak kasir, dia kenal pria yang menjadi pihak kasir.

"Em, permisi kak." pria 25 tahun asal Medan itu menoleh, tatapannya menunjukan rasa bingung saat melihat sepupu Chef nya ada disini.

"Kenapa kau kemari Lex? Bukannya Arita lagi cuti?." cetusnya langsung dengan logat anak Medan yang amat kental terasa.

Alex diam, Arita cuti dan Alex gatau.

"Maaf, gue gatau kalau Kak Arita libur. Makasih ya bang." pamit Alex lalu keluar dari Restoran.

Helaan napas gusar terdengar, Alex berjalan mendekati motor scoopynya lalu naik. Berpikir sejenak apakah dia harus ke Apartemen Rita atau tidak.

"Kalau gue gak kesana, ntar yang ada gue mati kangen sama dia." yah..mendatangi Apartemen adalah cara yang benar.

Alex bersiap menuju Apartemen Arita yang berada lumayan jauh dari Restorannya, butuh 1 jam untuk sampai kesana.

"Kenapa sih..ngambeknya terlalu lama." Alex udah gak tahan lagi, 1 hari sudah Arita mengabaikannya dan itu membuat Alex hampir gila.

Apa kesalahannya begitu besar?.

Tapi..Alex tak yakin kesalahannya sebesar itu.

Jujur saja, Alex kira Arita akan suka melihatnya seperti itu, tapi pada nyatanya Arita malah membencinya dan lihatlah akibatnya.

Dia diabaikan huhuu. "Haruskah gue beli hadiah? Coklat? Ah enggak deh ntar dia gamau." seriweh ini kah cara membujuk seorang perempuan.

Alex tak pernah tau, karena dia dan Arita jarang bertengkar.

...

Tok tok.

Sudah 20 menit Alex mengetuk pintu Apartemen Arita dan tak ada balasan sama sekali, pin pintunya sudah diganti dan Alex gabisa masuk.

Sebenarnya, Alex sudah putus asa dan rasanya mau menangis jika seperti ini, Arita marah..gadis itu benar-benar padanya.

"Rita..aku minta maaf..tolong temui aku..plis.." lirihnya parau, tenggorokannya sakit karena menahan tangis.

Bahunya mulai bergetar pelan, kembali mengetuk pintu apartemen Arita dengan lemas.

"Ritaa..hiks..kumohon.." lirihnya putus asa.

Tubuhnya merosot perlahan ke lantai, dia kangen Arita, dia pengen ketemu sama Arita tapi gadis itu benar-benar mengabaikannya.

"Hiks..kumohon temui aku.."

"Ritaaa..hiks.."

"Aritaaaa!!."

"Kumohon..hiks..maafkan aku.."

"Arita..hiks.."

Alex menunduk dalam, perlahan bangkit dan berdiri memandang pintu coklat didepannya. "Aku pulang ya..hiks..kepala aku pusing Rita..sakit.." bisiknya pilu.

Tatapan nanar dia berikan saat tak ada respon dari pintu kamar didepannya.

Dengan lesu, Alex berjalan menjauhi pintu Apartemen, Alex mau pulang aja, Arita tetap tak mau menemuinya, Arita marah padanya.

Padahal diluar hujan, Alex tak perduli dan memilih untuk hujan-hujanan saja, biar saja dia sakit.

Mungkin hal itu bisa membuat Arita kembali perduli padanya.

"Padahal aku gak buntingin cewek lain, gak minum alkohol, gak balap liar, enggak nyuri..tapi Arita sampai semarah ini padaku.." lirihnya teredam air hujan.

Sedih, sedih banget malahan.

Jika saja Alex tau kalau Arita benci pakaian itu, Alex tak akan nekat datang menggunakan pakaian haram itu.

"Alex bego!."

"Bodoh!."

"Idiot!."

"Masa trauma ceweknya sendiri gatau!!."

"Paok!."

"Bodoh..hiks..Alex bodoh! Mampus lo diabaikan Arita..hiks.."

Dan Alex terus meracau ditengah hujan deras siang itu. Tak perduli dengan tatapan kasihan orang yang lalu lalang disekitarnya.

Hatinya sakit banget duh...






















Bersambung😾

My Bayi Boyfie [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang