Bagian 3

2.6K 493 10
                                    

"Kenapa, Baji? Wajahmu jadi menyeramkan lagi."

Baji mendelik sebal pada (Y/n) yang berjalan di sampingnya. Dojo sudah usai, Baji dengan jantan menawarkan diri mengantarkan (Y/n) pulang.

Padahal tidak perlu.

Dan disinilah mereka, di gang yang cukup besar dengan sinar jingga pertanda sudah petang.

"Eh?" (Y/n) menatap tangannya yang tiba-tiba ditarik Baji entah kemana.

Baji berlari membuat dirinya kewalahan. Hei, itu bukan arah ke rumah (Y/n)!

"Rumahku bukan kesana, Baji." ucap (Y/n).

Baji tak menghiraukan. Ia malah berhenti di satu warung yang menjual berbagai macam jajanan.

Lah?

Baji melepas genggamannya pada tangan (Y/n) dan masuk ke dalam membeli sesuatu.

(Y/n) menatap datar itu semua. Ia memilih duduk di kursi depan toko daripada berdiri.

Beberapa menit, Baji keluar dan ikut duduk di samping (Y/n). Anak laki-laki itu memberikan yogurt dengan kemasan kotak seperti susu kotak.

(Y/n) hanya memandangi yogurt itu. Baji berdecak, "Ambilah! Aku membelinya untukmu."

(Y/n) sontak tersenyum menatap Baji dengan mata senang. Anak laki-laki itu sempat tertegun menatap senyum dan wajah senang (Y/n) pertama kali.

Anak perempuan itu mengambil yogurt tersebut dan menancapkan sedotan. Dengan wajah senang, ia menatap langit seraya menyedot yogurt nya dengan kaki yang tak mencapai tanah itu digoyangkan.

Baji yang melihat bagaimana senangnya (Y/n) mendapat yogurt pun tersadar, "Kau suka yogurt?"

(Y/n) hanya berdehem. Meski begitu, itu jawaban yang cukup untuk Baji.

2 menit berlalu tanpa ada yang angkat suara. (Y/n) membuang kotak yogurt yang kosong itu ke tempat sampah lalu menghampiri Baji.

"Baji, ini sudah sore, kau pulang saja. Aku bisa pulang sendiri."

Baji tak merespon. Ia menunduk menatap kakinya yang memakai sendal jepit.

"Baji?"

"..."

"Baji-kun?"

"..."

"Baji-"

"Kenapa?"

(Y/n) mengerjap beberapa kali, "Aku akan-"

"Kenapa kau membedakan ku?" tanya Baji seraya menatap (Y/n).

(Y/n) mengerutkan alisnya, "Aku tidak membedakan mu."

Baji menggeram. Ia berdiri dan mendekat kearah (Y/n), "Kau membedakan ku. Kau memanggil Sano dan Emma dengan nama kecil mereka tapi aku?"

"Kau tetap memanggilku Baji..."

(Y/n) menatap Baji dengan wajah 'ku kira apa'. Ia menepuk-nepuk puncak kepala Baji, "Yosh, yosh, Keisuke..."

Baji sontak menatap (Y/n) dengan rona merah di pipinya. Matanya mengerjap beberapa kali.

(Y/n) menurunkan tangannya dan menatap Baji yang mengalihkan pandangannya, "Sekarang kau senang?"

Baji tak menjawab, ia mengalihkan pandangannya. "Tetap seperti itu."

(Y/n) mengangguk biar cepet, "Ya, dan ayo pulang."

Baji mengangguk. Ia menggandeng tangan (Y/n) lalu berjalan bersama. Cukup sepele masalah Baji, ia hanya mau dipanggil nama depannya oleh (Y/n).

Sorakin aja. Bocil emang gitu.

𝐓𝐇𝐑𝐎𝐍𝐄Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang