"(Y/n), kau dengar tidak?!"
(Y/n) tersentak mendengar itu, sontak ia menatap Baji yang tengah cemberut. "Tidak."
Sial, dia melamun tadi. Kejadian kemarin membuat otaknya nge-bug beberapa waktu ini, ia kembali menatap layar ponselnya yang menunjuk pesan email dari Hanma Shuji.
"(Y/n), aku kemari bukan untuk diacuhkan." Baji kembali bersuara.
Ia mendekati (Y/n), duduk bersila tepat di depannya hingga lutut mereka saling menempel.
Baji mengerutkan alisnya saat mengintip layar ponsel yang dipegang gadis itu.
"Siapa?" tanya Baji tak suka.
Lagipula hei, Baji mengunjungi (Y/n) ke rumahnya bukan untuk didiamkan.
Beberapa menit lalu ia datang kesini, orang tua gadis putih-putih itu tengah pergi ke rumah Nenek sampai Minggu depan- katanya. Jadi, disini Baji hanya berdua dengan (Y/n).
Di kamar gadis itu.
"Bukan siapa-siapa." (Y/n) segera mematikan ponselnya dan menaruhnya di nakas.
"Sekarang kau mau apa?" tanya (Y/n) yang tak mau Baji ngambek lagi.
Baji tersenyum menampilkan gigi taringnya, "Tidak tahu tapi kau harus melakukan sesuatu karena telah selingkuh dariku kemarin-kemarin."
Alis (Y/n) berkerut tak setuju, "Siapa selingkuh? Aku tidak."
"Heh? Kau selingkuh dengan Chifuyu!" ucap Baji.
"Aku bukan kekasih-"
"Shut! Diam, jangan diucapkan!" potong Baji lebih dulu sembari menaruh telunjuknya di depan bibir (Y/n).
(Y/n) menyingkirkan tangan Baji dengan pelan dari depan bibirnya, "Kau mau aku melakukan sesuatu?"
Baji mengangguk, "Ya."
(Y/n) mengangguk lalu sedikit bergeser membuka laci nakasnya. Ia mengeluarkan make up yang baru ia beli beberapa hari lalu.
Baji yang melihat itu mengernyitkan dahinya, "Kau beli itu? Dengan siapa?"
(Y/n) memutar bola mata malas lalu kembali menutup lacinya. Ia memindah make up tersebut ke tengah-tengah mereka dan kembali duduk seperti semula.
"Sendiri." (Y/n) berdiri sebentar, mengambil kapas dan tisu wajah kering juga basah lalu kembali duduk di depan Baji.
"Untuk apa dikeluarkan?" tanya Baji curiga.
(Y/n) tersenyum tipis, hal itu membuat Baji sedikit tertegun. Seberapa banyak pun gadis itu tersenyum, Baji tetap tak terbiasa.
"Mendandani mu."
Mata Baji terbelalak, "Tidak mau! Kau pikir aku perempuan?!"
Wajah (Y/n) jadi cemberut. Baru kali ini berekspresi seperti itu, "Katanya mau aku melakukan sesuatu..."
Baji menggeram seraya memejamkan matanya erat-erat. Ia meremas kaos hitam yang dikenakannya di bagian dada, "ARGH...!!! INI PERTAMA KALINYA DIA CEMBERUT!!! KENAPA BISA IMUT SIH?!!!"
Hehe, Baji mengumpat di dalam hati saat membuka matanya malah kembali disuguhkan wajah datar seorang (Y/n).
"Harus?" tanya Baji hampir pasrah melihat (Y/n) sudah siap dengan fondation nya.
(Y/n) mengangguk, "Harus."
Akhirnya, Baji menyerah. Ia membiarkan (Y/n) menumpukan berbagai macam sesuatu yang Baji tidak tahu namanya apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐇𝐑𝐎𝐍𝐄
Fanfiction-ˋˏ [Tokyo Revengers] ˎˊ- ━─━──── • ────━─━ Itona (Y/n) pernah mendengar itu, mendengar tentang Sano Manjiro yang tak terkalahkan, bocah itu cucu dari guru bela dirinya. Suatu hari, ia berkenalan dengan Baji. Teman dari Manjiro itu tak sengaja...