PIP PIP!!
ADEGAN DEWASA! BAGI YANG BELUM CUKUP UMUR ATAU TIDAK NYAMAN, DIANJURKAN UNTUK TIDAK MEMBACA.
-- ¤ ----- ¤ --
“Bye, Inupi, Koko.”
Salam perpisahan datar yang mampu membuat Inupi juga Koko tersenyum tipis. Mereka berpisah, jalannya gak searah.
(Y/n) dengan Taiju sekarang. Keduanya hanya bungkam di perjalanan.
Gadis putih-putih itu mengedarkan pandangannya. Kenapa sih, kok cuma ada dia sama Taiju? Malem lagi. Kan jadi parno.
“Yuzuha dan Hakkai bagaimana?” celetuk (Y/n) yabg teringat pertikaian antar saudara itu.
“Mereka susah diatur.”
Entah karena udaranya memang dingin atau kedua manusia itu yang saling melempar ucapan yang dingin, suasana jadi sangat tidak bersahabat untuk orang yang sekedar berjalan bersama.
Aneh, ah.
“Meskipun selalu kuberi pelajaran, mereka tetap tak mau patuh.”
(Y/n) merapatkan kembali jaketnya, “Kau memakai kekerasan.”
“Itu yang paling ideal untuk membuat mereka tunduk.”
“Tapi mereka tidak tunduk 'kan?”
Taiju tertegun. Ia mengerjapkan matanya beberapa kali, melirik (Y/n) dari ekor matanya. “Kalau begitu bisa kuberi lebih.”
“Mereka tetap tidak patuh 'kan?”
(Y/n) menarik nafas panjang, “Taiju, aku bukannya sok memberi nasehat tapi kedua adikmu itu muak mendapat kekerasan darimu.”
“Kau bisa memberi nasehat pelan-pelan pada mereka, aku yakin mereka pasti mengerti. Kalian bukan anak kecil lagi.”
Tak ada jawaban dari Taiju. Hembusan angin makin kencang, bibir (Y/n) sudah sedikit bergetar. Uap tatkala mereka membuang nafas melalui mulut terlihat.
“Entah tapi akan ku coba.”
Senyum tipis perlahan terukir di bibir (Y/n). Ia menatap Taiju, “Kau bisa pasang foto Yuzuha untuk wallpaper ponselmu.”
Taiju berdecak, .”Untuk apa, lebih baik pasang foto uang.”
Senyum tipis (Y/n) perlahan luntur. Wajah datar nan dinginnya kembali terlihat, “Kau seperti Koko.”
VROMM!!
(Y/n) mengerjap pelan saat baru saja melihat satu motor yang kecepatannya diatas rata-rata lewat.
“Dia suka melet, gatau kenapa.” Taiju memandang jalanan di depan dengan datar.
(Y/n) juga ikut-ikutan memandangi jalan, “Dia-”
Kaki (Y/n) terhenti, tubuhnya tiba-tiba membeku. Nafasnya tercekat, sesuatu menusuk pinggang nya.
Darah mulai nenetes di trotoar.
“Hehe, ketemu.”
Taiju dan (Y/n) sontak menatap ke belakang. Mata gadis itu melebar melihat Kisaki yang menusukkan benda tajam itu.
Taiju menggeram. Ia mendorong Kisaki hingga lekaki itu terpental. Hanma yang ternyata ada disitu juga hanya diam menatap semuanya malas.
Segera, Taiju membuka mantelnya dan memakainya pada (Y/n).
Taiju menelpon ambulans sesegera mungkin. Ia hendak menggendong (Y/n) yang sudah menahan sakit dari tadi.
“Kau tidak bisa lolos begitu saja, Shiba Taiju.” Kisaki menyeringai. Kedua tangannya sudah menusukkan satu benda tajam ke pinggang Taiju.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐇𝐑𝐎𝐍𝐄
Fanfiction-ˋˏ [Tokyo Revengers] ˎˊ- ━─━──── • ────━─━ Itona (Y/n) pernah mendengar itu, mendengar tentang Sano Manjiro yang tak terkalahkan, bocah itu cucu dari guru bela dirinya. Suatu hari, ia berkenalan dengan Baji. Teman dari Manjiro itu tak sengaja...