Bagian 32

2.3K 516 49
                                    

Up nya cepet bgt? Bodo

Btw nih ya, gw masih ngikut manga tokrev ampe skrng gatau knp Shion dipanggil lord.

Pengen nanya ntar dikatain fans dadakan.

Kalo gatau ntar dikatain fans dadakan juga.

Pegalnya hidup ini...

-- ¤ ----- ¤ --

"Hati-hati, Souya."

Souya melambaikan tangannya lalu langsung tancap gas meninggalkan kediaman Itona. Mainan masak-masakannya dititip dulu disitu.

(Y/n) menutup pintunya kembali dan berjalan menuju kamar.

Insiden di dapur tadi, pelakunya sudah diamankan di kamar (Y/n).

Sudah diinterogasi sang Papa juga Mama tapi akhir-akhirnya malah nostalgia bertemu anak tetangga lama.

(Y/n) sering jatuh lah pas main sepatu roda. (Y/n) sering nangis lah kalau ditakut-takutin, udah gitu nangisnya pake ekspresi datar lagi. Kan horor.

"(Y/n), Papa dan Mama di kamar. Mau-"

"(Y/n), Mama sayang kamu."

Papa hanya tersenyum jahil saat ucapannya dipotong oleh sang Istri. Pasangan itu berjalan menuju kamar dengan cubitan mesra dari sang Perempuan.

(Y/n) memasuki kamarnya. Ia menutup pintu lalu mendekati orang itu yang tengah rebahan santai diatas kasurnya.

Kan bagong.

"Jangan berdiri saja, (Y/n). Sini join."

"Ogah." (Y/n) berjalan kearah meja nakas yang berada di samping ranjang.

Mengambil ponsel lalu mendial nomor Takemichi.

Awas aja ya kalo yang jawab operator.

"Halo, Itona-san?"

"Bisa bertemu nanti?" (Y/n) melirik orang itu yang tengah memejamkan matanya.

"Maaf, Itona-san. Aku sedang bersama Hina."

(Y/n) mengangguk kecil, "Kalau kosong, hubungi aku."

Tuttt tuttt...

Terputus. (Y/n) kembali menaruh ponselnya diatas nakas.

Alurnya jadi tambah cepat, (Y/n) rasa.

Seharusnya ia tak bertemu Haitani bersaudara ataupun Madarame malam itu. Argh, kacau!

"(Y/n), peluk?"

(Y/n) menatap datar orang yang tengah merentangkan tangannya itu, "Kau harusnya datang lebih normal."

"Aku kaget saat tau rumahmu disini sekarang." balas orang itu seraya menurunkan tangannya yang pegal terus merentang.

"Dan ini lebih normal, bukan?" lanjut orang itu mengembangkan senyumnya menatap (Y/n).

Netra terang (Y/n) mengalihkan pandangannya mengetahui maksud dari ucapan orang itu, "Menyebalkan."

"Oh, ku dengar kau berteman dengan adikku ya?"

(Y/n) berdehem lalu duduk lesehan di dekat ranjang dan bersandar.

"Adikku... Dia bagaimana?"

"Baik."

Orang itu terkekeh, "Saat rumah kita dekat dulu kau tidak pernah bertemu adikku."

(Y/n) menunduk tak tahu ingin menjawab apa. Wajahnya datar meski hatinya gelisah akibat kehadiran orang yang akan ia biarkan mati nanti di dekatnya.

𝐓𝐇𝐑𝐎𝐍𝐄Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang