(Y/n) menatap datar anak laki-laki yang memakai legging bintang-bintang di depannya.
Baji, anak laki-laki itu Baji.
Baji menggaruk tengkuknya, "(Y/n), jangan lihat celanaku."
"Itu lucu." puji (Y/n) menatap Baji.
Baji merapatkan bibirnya, "Emang iya? Tadi disini aku bersama Sano tapi anak itu pergi entah kemana."
(Y/n) mengangguk lalu mendekati ayunan yang tak jauh darinya. Baji pun mengikuti anak perempuan itu dari belakang.
"(Y/n), kau kesini sendirian?" tanya Baji seraya melihat temannya itu duduk memainkan ayunan.
(Y/n) berdehem, "Kau buta, Keisuke?"
Baji yang ditanyai seperti itu merasakan alisnya berkedut sebal, "Yang benar saja, mulutmu tajam sekali."
"Keisuke, kau suka yakisoba?"
"Suka! Kau juga?! Tapi kenapa tiba-tiba bertanya?" Baji menatap (Y/n) yang mulai berdiri diatas ayunan.
Itu berbahaya, (Y/n)-chan.
(Y/n) dengan pelan mengayunkan ayunan tempatnya berpijak, "Biasa saja, sih. Habis ini mau beli?"
Baji yang tidak fokus karena takut (Y/n) terjatuh dari ayunan mengangguk saja meski tak mendengar jelas apa yang ditanyakan.
"(Y/n), itu berbahaya. Jangan main ayunan sambil berdiri." ucap Baji.
(Y/n) berhenti. Ia turun dari ayunan dan mendekati Baji, "Keisuke, kuharap kau terbiasa berbagi nanti."
Baji memiringkan kepalanya, "Aku suka berbagi kok sekarang."
"Benar?"
Baju mengangguk membuat (Y/n) tertawa jahat di dalam hati.
"Jaa... suka berbagi, kan? Kau mau membagi uangmu untuk membeli yakisoba padaku?" tanya (Y/n) dengan jarak wajahnya yang tipis dengan wajah Baji.
Baji berkeringat dingin, senyum canggung terpatri. Ia menjauhkan wajahnya dari wajah (Y/n), "Ah, uang? Kenapa tidak yakisobanya saja yang dibagi?"
"Jika kau membagi uangmu maka kita bisa makan masing-masing satu yakisoba..." ucap (Y/n) seraya memiringkan kepalanya.
"Tapi uangku hanya cukup untuk membeli satu yakisoba..." Baji menatap (Y/n) dengan tatapan yang sama seperti anak perempuan itu.
"..."
Melihat (Y/n) yang menjadi suram, Baji kelabakan. "E-eh, ah, kalau kau mau yakisoba aku akan membelinya!"
(Y/n) menaikkan satu alisnya, "Tidak usah, aku bisa beli sendiri."
Baji memalingkan wajahnya, "Yasudah beli saja sendiri."
(Y/n) berkerut, "Itu memang niatku."
"(Y/N)-CHAN!!"
Baji dan (Y/n) menoleh ke sumber suara dengan rasa kaget, budak mana tu?
(Y/n) menatap datar anak laki-laki yang mengemut permen genggam di mulutnya. Sedangkan Baji hanya memutar bola mata malas.
Manjiro alias Mikey mendekati keduanya dengan tangan dimasukkan kedalam saku celana, "Oi, lagi ngapain?"
"Manjiro, gigimu bisa bolong nanti." sahut (Y/n) dengan nada datar.
Baji menatap Mikey dengan tatapan tak suka. Rasa iri karena (Y/n) lebih dekat dengan Mikey sedangkan anak perempuan itu kan lebih dulu bertemu dengan dirinya.
Mikey menggidikkan bahunya, "Ngapain berduaan disini?"
"Kepo!" sarkas Baji menatap Mikey.
(Y/n) tak perduli. Ia mengedarkan pandangannya, "Kau sendiri, Manjiro? Emma mana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐇𝐑𝐎𝐍𝐄
Fanfiction-ˋˏ [Tokyo Revengers] ˎˊ- ━─━──── • ────━─━ Itona (Y/n) pernah mendengar itu, mendengar tentang Sano Manjiro yang tak terkalahkan, bocah itu cucu dari guru bela dirinya. Suatu hari, ia berkenalan dengan Baji. Teman dari Manjiro itu tak sengaja...