Bagian 21

2.5K 522 26
                                    

"Apa masalahmu, Keisuke?"

Hari-hari berlalu, minggu-minggu berlalu, kini bulan Oktober. Pertikaian antara Touman dan Moebius berangsur-angsur surut.

Draken tidak tertusuk, Takemichi berhasil di misinya kala itu.

Sekarang, (Y/n) duduk di samping Baji yang tengah memasang wajah dingin.

Apa masalah laki-laki ini? (Y/n) tiba-tiba ditarik ke rooftop sekolah oleh Baji disaat sekolah sudah usai seperti ini.

Baji menatap tajam mata (Y/n), "Kau tau apa masalahku."

"Ikutlah denganku nanti malam." lanjut Baji.

(Y/n) memiringkan kepalanya, "Kemana?"

"Pelantikan kapten divisi tiga."

Nafas (Y/n) sedikit tercekat, ah dia lupa. Maaf. Kisaki Tetta, dia memang menyebalkan.

"Keisuke, wajahmu kenapa?"

Baji berdecak, "Kenapa bertanya, itu bukan poinnya."

(Y/n) mengalihkan pandangannya dari wajah Baji yang lebih dingin dari biasanya kearah jari-jari lelaki itu yang tengah mengepal. "Aku akan melakukannya."

Baji melirik, "Apa? Jangan aneh-aneh. Aku melakukan ini demi kau dan Touman, tau."

"Aku akan menjadi kapten divisi tiga, mudah bagiku untuk merayu Manjiro."

Baji tiba-tiba menggeplak halus kepala belakang (Y/n) membuat gadis itu meringis sedikit, "Ku bilang jangan aneh-aneh!"

"Itu tidak aneh."

"Aneh!"

"Tidak."

"Aneh!"

"Ti- hmpp...!!" alis (Y/n) berkerut merasakan Baji membekap mulutnya dengan telapak lelaki itu.

"Dengar ya, ini rencananya." Baji mendekatkan mulutnya kearah telinga (Y/n).

(Y/n) mengerjap beberapa kali mendengar rencana Baji. Sedikit tak percaya lelaki itu mempercayakan nya isi pikirannya.

Ini sedikit mengejutkan, mengingat Baji sendiri enggan berbagi rencana dengan Chifuyu.

Baji semakin mendekatkan dirinya kepada (Y/n) seiring dengan rencananya yang makin rahasia.

"Itu bere- hmp..." mulut (Y/n) kembali dibekap.

"Jika kau ingin jadi kapten divisi tiga itu boleh tapi hati-hati dengan Kisaki." ucap Baji dengan suara kecil.

(Y/n) mengangguk ikut-ikutan mendekatkan diri kearah Baji. Ini pembicaraan yang cukup berat(?)

Ah, nama Kazutora terlibat dipercakapan itu. Lelaki itu satu sekolah dengan Takemichi, bukan?

Kriett...

"Baji-san, Itona-san, Ayo-"

Chifuyu yang sudah jauh-jauh menjemput kedua senpainya itu membeku melihat posisi ambigu mereka. Wajah bayi besar itu perlahan memerah.

"Baji-san, telinga Itona-san diapain?!" Chifuyu berseru dengan wajah merah padam.

(Y/n) dan Baji tersentak lalu menatap sumber suara, "Apa? Kami tidak melakukan apa-apa." ucap Baji dengan nada datar.

Hei, rencananya sudah mulai.

(Y/n) menghela nafas lalu berdiri, berjalan mendekati Chifuyu. "Chifuyu, ayo pulang."

"Tapi Baji-san?"

"Biarkan dia." (Y/n) segera menarik Chifuyu keluar dari rooftop, menuruni tangga menyusuri koridor.

𝐓𝐇𝐑𝐎𝐍𝐄Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang