MPLS

2.2K 290 26
                                    

Hallo, enjoy. Jangan lupa stream and vote enhypen, info lebih lengkap bisa dicek di fanbase-fanbase enhypen yang ada.

"Gemes-gemes ya, wajahnya masih pada polos," Jake berujar sambil menatap para adik kelasnya yang baru masuk sebagai siswa SMA Dakara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gemes-gemes ya, wajahnya masih pada polos," Jake berujar sambil menatap para adik kelasnya yang baru masuk sebagai siswa SMA Dakara.

BPH dari OSIS dan MPK memang sengaja berada di beberapa titik yang ada untuk memperhatikan CL yang bertugas.

Kebetulan sekali sebagai sesama ketua Jake dan Satya berada di tempat yang sama, yah hidup mereka berdua sepertinya terlalu banyak kebetulan.

Satya memandang Jake setelah mendengar kalimat yang keluar dari mulut pemuda tegas tapi manis itu.

"Aku juga masih gemes sama polos, kan?" ucap Satya sambil memasang wajah sok gemasnya, membuat Jake ingin sekali memukul wajah itu andai tak ingat mereka sedang di mana.

"No."

Satya cemberut mendengar penolakan dari pemuda manis itu, "tapi pas masih siswa baru kayak gitu juga, kan?"

Yah, sepertinya Satya lupa dengan apa yang dia lakukan dulu kepasa Jake.

"Gak tuh, kamu sombong," jawab Jake.

"Hah?!"

"Kamu dulu kuajak kenalan tapi diem aja, dulu kita satu kelas MPLS, X8."

Satya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, ia jadi malu mengingat hal itu. Dulu saja ia sok-sokan tak acuh kepada pemuda di sampingnya ini, eh begitu naik kelas 11 di mulai ia jadi tergila-gila.

"Tapi Satya, kenapa kamu dulu gak mau kenalan sama aku?" Jake bertanya sambil menatap pemuda yang lebih tinggi darinya itu.

Jujur sampai sekarang Jake masih sangat ingin tahu apa yang menjadi alasan Satya tak mau dekat dengannya dulu. Perasaan dia bukan trouble maker pula.

"Hahaha," hanya ada tawa canggung yang keluae dari pemuda yang diberi pertanyaan itu.

"Gak butuh ketawamu, aku butuh jawaban," Jake menatap menyelidik pada Satya.

"Soalnya pas hari pertama kamu keliatan ambis, straight forward sama rules, terus kayak keliatan pinter. Well, i feel bad when i beside you, yah so you know lah," Satya menjawab dengan suara yang agak pelan tapi untung masih terdengar oleh Jake.

"Kayaknya aku masih kayak gitu," Jake merespon pernyataan itu sambil menatap ke arah pada adik kelas yang sedang sibuk berbaris dengan rapi.

"Jadi dengan perangaiku yang sama persis kayak awal dulu, kenapa kamu tertarik sama aku?"

Satya terdiam tiba-tiba, dia sudah menduga akan ada tanya seperti ini pada akhirnya, tapi ia tak menduga akan datang di saat seperti ini.

"Kukira dengan semua perangai itu kamu tipe orang yang membosankan, ternyata enggak sama sekali. Makanya aku tertarik," jawab Satya akhirnya.

Ketua [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang