Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
" DEK, INI TEMEN KALIAN GAK MAU KALIAN BELA?! "
" AKU TAU, TIAP INDIVIDU BERTANGGUNG JAWAB SAMA KESALAHAN MASING-MASING, TAPI APA KALIAN CUMA MAU DIEM AJA KAYAK GINI, "
" INI AKU LAGI NGOMONG SAMA TEMBOK KAH? "
Teriakan demi teriakan memenuhi lapangan hari ini. Tidak ada dalam agenda, sebenarnya. Tapi tadi pagi beberapa warga memberikan laporan bahwa beberapa peserta melanggar aturan.
Ada anggota yang merokok, tadi malam. Panitia menyesali kenapa sebelum berangkat tidak melakukan penggeledahan terlebih dahulu.
Mereka mengumpulkan semua peserta di lapangan dan menggeledah semua tas peserta di rumah rumah warga.
Dan yang mereka temukan adalah, beberapa rokok elektrik, handphone, bedak dan sunblock serta pelembab wajah.
Jake memijat pelipisnya pusing. Dia dan yang lainnya berusaha membuat kegiatan ini menyenangkan. Tapi bisa-bisanya yang tetap menggap remeh peraturan yang ada.
" Satu perwakilan MPK maju, satu perwakilan OSIS maju, " ujar Satya dingin.
Masih diam. Tak ada yang bergerak.
" 10 hitungan, 10, 9, 8! " Hans mulai menghitung mundur.
" 7, 6, 5, 4, 3" hitungan terus berjalan hingga akhirnya 2 orang memutuskan maju.
Niki, dan Jimmy.
" Dari tadi kek," Aurora mencibir.
" Silahkan pembelaannya," Jake mempersilahkan dua pemuda itu mengatakan sesuatu.
" Siapa dulu," Hans membuka suaranya.
" Saya Kak," Niki mengangkat tangannya.
" Silahkan,"
" Sebelumnya saya dan teman-teman semua meminta maaf atas kesalahan yang ada, mungkin karena kami kurang dalam hal mengingatkan. Kami akan menerima hukuman yang akan diberikan, tapi disisi lain kami juga meminta keadilan,"
Jake mengernyitkan dahi, bingung. Keadilan apa, bukannya mereka jelas-jelas bersalah.
" Permisi kak, ijin menjelaskan," Jimmy mengangkat tangannya.
" Ya Jeremia, silahkan," Hans mempersilahkan.
" Kami menerima konsekuensi atas pelanggaran yang ada, tapi apa menurut kakak hanya peserta yang melanggar. Pada kenyataannya panitia juga banyak yang melanggar, "
Jake melotot kaget, benar-benar di luar perkiraannya. Sedikit lagi ia yakin amarahnya akan meledak-ledak.
Satya sendiri tak jauh beda dari Jake. Wajahnya memerah karena amarah.