Ngapain

2.4K 342 62
                                    


Hai, maaf baru sempet up lagi crowded hehe.

" Kak Satya, ada masalah sama area stand,"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


" Kak Satya, ada masalah sama area stand,"

" Satya, ada properti yang gak ada,"

" Satya.." " Kak Satya.." " Ya..."

Kepala Satya nyaris pecah, hari ini adalah sehari sebelum Ulang Tahun sekolah digelar dan tiba-tiba banyak kekacauan. Harusnya Satya terbiasa dengan kekacauan. Dia anggota OSIS selama 4 tahun lebih, dan hal-hal seperti ini tentu bukan hal baru.

" Kak Satya, permisi kak, " Sean memanggil Satya yang sedang sibuk memantau keadaan lapangan.

" Ada apa Sean? " tanya Jake.

" Anu kak, tadi Kak Jake minta salinan proposal tapi aku gak pegang, yang pegang kan kak Satya. Orangnya sekarang nunggu di depan ruang sekretariat OSIS," 

Tanpa banyak babibu Satya langsung berlari ke lantai tempat dimana sekretariat OSIS terletak, meninggalkan Sean dengan wajah kebingungan,

"Bentar gue tadi mau apalagi ya...." Sean berdiam sambil mengingat-ingat tujuannya ke lapangan yang bukan bidangnya.

" ASTAGA WOY SIAPA PEGANG SURAT IJIN AYO MINTA TANDA TANGAN KEBURU KEPSEKNYA NGILANG LAGI," begitu ingat harus apa Sean berteriak sambil berlari kearah teman-teman seorganisasinya.

Oke mari kita tinggalkan anak organisasi dan musuh terbesarnya alias persuratan satu ini.

••°•°•°•°••

Jake berdiri di depan pintu sekretariat OSIS, menunggu seseorang datang. Walau berkata tidak akan ikut campur dalam kegiatan OSIS kali ini bukan berarti Jake bisa lepas tangan begitu saja. Damn, wajah mengerikan guru Kesiswaan ketika sidang membuatnya ngerti.

' tap.... tap..' suara langkah kaki seseorang  yang mendekat mencuri atensinya. Satya berjalan ke arah Jake.

" Kok gak telpon aja, kenapa malah nanya Sean, gak lupa kan sie Humas itu cuma persuratan doang yang dipegang," ujar Satya sambil mengacak rambut Jake dengan tangan yang lain membuka kunci sekretariat.

Jake menepis tangan milik Satya, " Jangan acak-acak. Lagian aku tadi nanya nya ke Nana kok,  kebetulan aja Sean lewat, jadi sama Nana disuruh nyari," ujarnya.

" Lagian pakek dikunci segala ini sekretariatnya," lanjut Jake bertanya.

" Biasa, biar gak pada numpang tidur," jawab Satya. " Sini masuk," Satya melanjutkan sambil menarik tangan Jake.

" e-eh ngapain, aku cuma mau minta salinan doang," Jake makin panik melihat Satya kembali mengunci pintu sekretariat dari dalam.

" Bentar doang, pinjem bahu bentar," Satya mengistirahatkan dahinya ke bahu Jake.

Jake menatap bingung pada tingkat aneh Satya.

" Capek?" Jake bertanya sambil mengusak halus rambut Satya, yang dibalas dengan anggukan tanpa menarik kepalanya dari bahu Jake.

Ketua [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang