Someone Know

2.1K 305 10
                                    


Hi!

Jake masih mengecek bus-bus yang akan dijadikan transportasi ke kota Mandrawa ketika tiba-tiba ada tangan yang menariknya kebalik sebuah bus sewarna langit senja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jake masih mengecek bus-bus yang akan dijadikan transportasi ke kota Mandrawa ketika tiba-tiba ada tangan yang menariknya kebalik sebuah bus sewarna langit senja.

Nyaris saja ia berteriak kalau tidak karena mulutnya yang tiba-tiba dibungkam dengan telapak tangan oknum yang menariknya tadi.

" Ssst- Jangan teriak," 

Ternyata Satya, Jake memasang wajah kesal sambil memukul bahu Satya. Bukan pukulan main-main, benar-benar pukulan yang biasa dilayangkan antar laki-laki.

" Aduh... " Satya mengaduh kesakitan sambil mengusap lengannya.

" Ngapain sih, udah gelap malah nakut-nakutin. Mampus, untung gak kupukul wajahmu," Jake senewen sendiri.

" Utututu kasian kaget sini-sini," Satya meraih Jake berusaha memeluk pemuda yang lebih pendek darinya itu.

Tentu saja tangan itu langsung ditepis oleh Jake, " Modus!" ujarnya.

Satya menyandarkan punggungnya di bagian luar bus, " gimana event besar pertamanya? lancar?" sambil memberikan kaleng berisi soda pada Jake.

" Gak terlalu bagus, berat banget. Keren juga OSIS yang ada aja eventnya tiap bulan," Jake berbicara sambil membuka kaleng sodanya.

" Ada yang berantem gak?" Satya bertanya memasang wajah tertarik.

" Damn, orang bodoh mana yang berantem saat sibuk sama hal yang perlu kerja sama kayak gini?" Jake memasang wajah tak percaya.

" Seharusnya aku yang tanya, bisa-bisanya di event pertama gak ada pertengkaran sama sekali?!" Satya ikut kaget.

" Cepet beri tau caranya biar anggotamu selalu akur," lanjut Satya sambil memegang kedua bahu Jake tak lupa memasang wajah sok serius.

" Hahaha, please control your face. Itu udah bawaan sejak awal kayaknya. MPK terkenal dengan anggotanya yang kaku peraturan tapi gak pernah retak, dan OSIS dengan managemen yang bagus tapi dengan anggota yang...." Jake tak melanjutkan ucapanya. Hei dia juga masih tau tata krama, apalagi di depan adalah seorang ketua OSIS.

" Susah, soalnya seleksi OSIS gak seketat MPK. Kuantitas dan Kualitas sama-sama penting," Satya berkata.

" Tapi kalau satu anggota keluar bakal kerasa sepinya," Jake berkata lirih.

"A-"

Ucapan Satya terpotong karena Jake yang tiba-tiba mengacungkan telunjuk kearahnya, menyuruh diam sementara ia mengangkat telepon.

" Iya, udah di check,"

" Iya Jaya udah, di sana aman?"

" Oh udah? Oke kesana sekarang juga,"

Jake awalnya ingin langsung pergi, tapi tangannya lagi-lagi di tangannya di tahan Satya.

" Apaaaa?" Jake melotot kesal walau tetap terlihat menggemaskan di mata Satya.

Ketua [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang