End of Story

2.5K 306 63
                                    

Seperti kata bijak yang pernah Satya dengar (atau baca?) dulu, waktu berjalan cepat kalau kita melakukan apa yang kita sukai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Seperti kata bijak yang pernah Satya dengar (atau baca?) dulu, waktu berjalan cepat kalau kita melakukan apa yang kita sukai. Satya benar-benar merasakan hal itu.

Satya merasa tahun ini berjalan dengan sangat cepat. Benar-benar cepat hingga hanya terasa seperti kedipan mata. Padahal dulu ketika ia terpaksa untuk melanjutkan presensinya sebagai anggota OSIS ia membayangkan satu tahun membosankan melakukan hal-hal yang ia tak suka, tapi sepertinya malah kebalikannya.

Satya menatap keseberang lapangan upacara, menatap sekelompok anggota MPK yang mendapat latihan khusus dari anggota PASKIBRA dalam rangka acara serah terima jabatan, mereka mendapat pengarahan tentang apa yang harus dilakukan, mulai dari cara berjalan sampai langkah-langkah lainnya.

OSIS juga mendapatkan hal yang sama, tapi memang OSIS telah selesai dulu. Maka dari itu, di sinilah Satya sekarang. Hanya menatap anggota MPK yang dengan seksama mendengarkan penjelasan.

"Mau balik sekarang gak?"

Satya menoleh, menemukan Hans yang menatapnya dengan pandangan bertanya.

"Nanti aja deh, lo duluan. Gue masih ada urusan," ujar Satya.

"Oke, gue duluan ya," ujar Hans lalu berlalu meninggalkan Satya yang kembali menatap ke arah yang sama lagi.


Ah, sepertinya anggota MPK juga telah selesai melakukan latihan mereka. Ia melihat Jake mengucapkan terima kasih ke beberapa anggota PASKIBRA di sana lalu berjalan menghampirinya.

"Capek?"

Jake mengangguk mengiyakan, mengusap peluh di dahinya dengan lengannya. "Mau berangkat sekarang?"

"Ayo," Satya menyampirkan ranselnya di bahu sebelah kanannya, lalu merangkul bahu Jake menggunakan lengan kirinya.

"Mau kemana?"

Belum juga mereka berdua melangkah menjauh dari lapangan Jaya datang menghampiri keduanya. Tangannya menatap lengan Satya yang tersampir di bahu Jake dengan santainya, tapi sepertinya Satya abai dengan tatapan itu.

"Mau nyoba resto baru nih," Jake menjawab pertanyaan yang di lontarkan Jaya.

"Oh resto jepang di persimpangan itu bukan?" tanya Jaya lagi yang dibalas anggukan antusias Jake.

"Kamu mau ikut?" tawar Jake kepada Jaya. Hampir saja Jaya menyanggupi tawaran itu kalau tidak melihat mata Satya yang seolah berkata untuk menolak tawaran itu.

"Nggak deh Jake, gue mau pulang, capek. Take care ya," tolak Jaya, menepuk kepala Jake pelan lalu berlalu meninggalkan dua orang lainnya.

"Yauah ayo berangkat, keburu rame tempatnya," ujar Satya.

••°•°•°•°••

"Woaah!!"

Satya terkekeh melihat respon Jake begitu makanan di hidangkan.

Ketua [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang