Sidang dan Sakit

2.2K 275 35
                                    

Hello what's up? Maaf ya updatenya gantian sama yang di sebelah.

"Hallo semua, bisa dimulai rapatnya?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Hallo semua, bisa dimulai rapatnya?"

Satya mendongakkan kepalanya, matanya bersirobak dengan milik Jake. 

"Maaf belum, yang bersangkutan belum hadir." Hans berujar.

"Waah keren banget, yang bermasalah malah telat," Kirin berkata sinis sambil berjalan dengan yang lain ke bangku yang dikhususkan untuk MPK. Membuat anggota OSIS yang lain bergidik ngeri.

Berbeda dengan anggota MPK yang lain, Jake dan Jaya berjalan ke meja di depan lalu duduk dengan tenang.

"Udah dihubungi belum?" Jaya bertanya pada para anggota OSIS. "Ada masalah, kah?" lanjutnya.

"Kalau gak ada masalah mah mana ada rapat beginian," Caca berujar dengan wajah dongkol.

"Ca.." Jake memanggil nama Caca, menyuruhnya diam.

Jake menatap jam tangannya yang menunjukkan pukul jam 10.06. "Oke, kita tunggu 10 menit lagi."

Satya dan Hans memutuskan untuk di kursi mereka juga, persis di sebelah Jake dan Jaya. Jakeyang melihat Satya masih sibuk dengan ponselnya menepuk bahu pemuda itu.

"Kenapa?" Satya bertanya setengah berbisik.

"Udah dihubungi?" 

"Udah, tapi gak dibales."

"Ck, kebiasaan."

••°•°•°•°••

Rapat akhirnya diundur hingga setengah 11, karena 5 orang itu baru muncul. Ekspresi Jake sudah tak terbaca lagi, antara kesal, marah dan lainnya. 

"Pada hari kedua acara darmawisata di kota Madawa, beberapa siswa kelas 11 ditemukan dalam satu kamar hotel, termasuk lima anggota OSIS di dalamnya. Ditemukan beberapa minuman kaleng beralkohol." Caca, selaku sekretaris MPK membacakan tuduhan yang ada.

"Jadi ada pembelaan?" Jaya bertanya pada kelima orang yang duduk di meja terdakwah.

Hening, tak ada yang menjawab. Membuat Jake mulai kehilangan kesabaran.

"Yaudah, kalau gitu kalian berlima berhenti jadi OSIS dan semua sertifikat keikutsertaan selama di OSIS ditarik," Jake berbicara dengan nada datar dan menatap tajam ke kelimanya.

"Gak bisa gitu dong!" Aurora berseru dengan cepat.

"Kesalahan kami gak sebesar itu!" Raka ikut menyuarakan suaranya.

"Hah? Gimana? Coba jelaskan dari sisi mana permasalahan ini gak besar. Kalian ngelanggar peraturan banyak banget."

"Peraturan kalian aja yang kuno!"

Jake memijat dahinya, pusing sekali rasanya.

"Itu gak kuno sama sekali, itu buat ngejaga nama baik sekolah," Satya akhirnya angkat bicara.

Ketua [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang