44✔ Lagi?

4.5K 566 1K
                                    

Eyyo, Gercep nih upnya buat kalian. Soalnya komenan balik lagi nembus 1k di part sebelumnya. Seneng deh jadinyaa😋
Happy reading!

"Bukannya gimana nanti, tapi nanti gimana?"

-Althaf-

  Saat memasuki rumah Dyandra, gadis itu pergi menuju dapur untuk mengambil piring dan lainnya. Sedangkan Althaf, cowok itu sudah pergi ke kamar Arkie terlebih dahulu.

  Dyandra menaruh lapis talas satu kotak di atas meja makan, lalu dia berjalan menuju kulkas untuk memasukkan satu kotak lapis talas ke dalamnya. Saat membuka kulkas, banyak makanan dan minuman kesukaannya di sana. Tangannya mengambil satu kaleng cincau yang ada di kulkas dan membuka lubang kaleng tersebut.

"Jangan keseringan minum es atuh Nak Dyandra, minum air putih aja yang banyak," ujar Bi Nuni yang baru datang ke dapur.

  Dyandra terkekeh dan berjalan menuju makan, dia duduk di salah satu kursi di sana. Dia melepas tasnya dan menaruh di atas meja makan.

"Lagi haus, Bi. Bibi kalo mau kue lapis talas ambil aja ya di kulkas, masih ada satu kotak lagi," balas Dyandra lalu meneguk isi kaleng cincau tersebut yang menyegarkan.

"Gampang, Nak Dyandra. Nak Dyandra ke sini mau ambil apa?" tanya Bi Nuni yang berjalan menuju rak piring.

"Mau ambil piring kecil 1, sendok 1 sama pisau aja, Bi," seru Dyandra.

"Biar Bibi yang ambil," Bi Nuni mengambil barang yang disebut Dyandra tadi dan menaruh di atas meja makan.

  Dyandra bangkit dari kursi dan berjalan menuju tempat sampah untuk membuang bungkus kaleng tersebut karena sudah habis, setelahnya dia mencuci tangan menggunakan sabun.

"Mau dibawa ke mana piringnya?" kata Bi Nuni.

Dyandra membalikkan badan, "Mau dibawa ke kamar Abang, Bi."

"Mau Bibi bantu bawain?" tanya Bi Nuni.

"Engga usah, Bi. Dyandra juga bisa sendiri, Dyandra ke atas ya!" pamit Dyandra, mengambil kantung plastik lapis talas di meja dan memasukkan piring, sendok dan pisau ke dalamnya.

"Iya, Nak Dyandra"

  Gadis itu berjalan keluar dari dapur dan mulai menaiki tangga rumahnya satu per satu. Dyandra tiba-tiba merasa kenapa tangga rumahnya sangat banyak. Dia menghela nafas lelah menatap anak tangga yang melingkar begitu banyak.

"Akh males naik tangga, pengen terbang!" rutuk Dyandra, kakinya berjalan menaiki tangan dengan bermalas-malasan

"Engga usah ngeluh, rumah-rumah siapa"

  Dyandra mendongak saat mendengar suara itu. Dia melihat Althaf yang berdiri di sisi pagar lantai dua sambil menatap ke bawah, ke arahnya. Dia mendengus.

"Engga ada niatan bantuin gue gitu bawain ini?" tanya Dyandra sambil menunjukkan kantung plastik yang dia pegang pada Althaf yang hanya diam sambil melihat dirinya dari atas.

  Althaf menggelengkan kepalanya, "Lagi engga dulu, cape gue naik tangga lagi kalo samperin Tengil."

"Biasanya suka rebut barang yang gue bawa," huh Dyandra pegal menengakkan kepalanya.

"Gue bantuin doa aja dari sini," balas Althaf sambil tertawa.

  Dyandra menghela nafas, tangan kirinya memegang pegangan tangga. "Aaaaa Papa besok harus pasang lift pokoknya!" rengek Dyandra yang capek menaiki tangga rumahnya tiap hari, belum juga kalau jalan dari gerbang ke dalam rumahnya.

Althaf {END} Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang