52✔️ Sebab-akibat

2.7K 293 106
                                    

Panas matahari tidak muncul juga, hari yang mendung masih menghiasi langit Puncak Bogor.

"Bikin khawatir aja," gumam Arkie yang duduk di sebelah Dyandra yang sedang berbaring.

Dyandra melirik ke arah Arkie, "Maaf Abang."

"Pusing engga?" tanya Arkie setelah menghela nafas panjang. Tangannya mengusap pelan kepala adiknya itu.

Gadis itu menggerakkan badannya menyamping ke arah Arkie. Ibu jari dan jari telunjuk tangan kanannya dia dekatkan, "Segini."

Maksud dari Dyandra itu sedikit pusing. Abangnya itu menyentuh pipi Dyandra yang sedikit lecet kemerahan.

"Pipinya sampe lecet gini, gimana ceritanya?" tanya Arkie, dia sangat khawatir dan bertanya-tanya penyebab luka-luka itu karena apa saja?

"Panjang banget, Dy engga mau ceritain ke Abang. Nanti Abang jadi kepikiran lagi, hal terpenting Dyandra selamat dan udah sama Abang sekarang," Dyandra tersenyum, tapi terlihat tersenyum sendu karena matanya yang memerah dan wajahnya pucat.

"Dewasa ya pikirannya sekarang, kepala kamu engga kebentur sesuatu yang keras, 'kan?" ejek Arkie, dia menoel hidung yang memerah itu.

Dyandra terkekeh pelan, "Dyandra sehat, masih waras."

"Abang mau bantu Dyandra?" tanya Dyandra dengan tatapan serius.

"Apa sih yang engga, bantu apa?" tanya balik Arkie yang menyentuh tangan Dyandra yang dilapisi sarung tangan.

"Tangkap pelakunya," bisik Dyandra. "Kita pancing biar keluar sendiri."

Arkie terkejut, "Kamu tau siapa orangnya?"

Dyandra menggelengkan kepalanya.

"Lalu?"

"Dyandra punya ide!"

Arkie menatap menyelidik ke arah adiknya, "Jangan bilang semua ini karena kamu ikut permainannya sendirian? Kamu engga kepikiran tangkap dia sendiri, 'kan?"

Arkie jadi curiga, adiknya itu kadang ceroboh dan terburu-buru. Mungkin saja adiknya itu bermain dengan pelaku agar bisa menangkapnya sendiri. Alhasil, dampak yang didapat seperti ini.

Dyandra terdiam sebentar, dia melirik ke arah lain. "Engga kok, beneran kecelakaan."

"Beneran? Abang engga suka ya, Adik Abang bohong," tutur Arkie yang masih melihat Dyandra yang menghidari tatapan matanya. "Agyatha Dyandra?"

Dyandra tidak bisa berkutik, dia takut abangnya marah besar. Badannya masih sedikit merasa menggigil.

"Iya Abang, maaf," jawab Dyandra sambil menundukkan kepalanya.

"Bener-bener nakal, ya!"

Seseorang masuk ke dalam tenda darurat, dia tidak sengaja mendengar Arkie yang sedang mengintrogasi.

Mampus, dia dateng! - batin Dyandra, tambah lagi orang yang akan marah padanya.

"Marahin aja, Thaf. Emang nakal anaknya!" kata Arkie merespon ucapan Althaf.

Althaf berdiri di belakang Arkie sambil menyilangkan tangannya di depan dada. Matanya terus mengawasi pergerakan Dyandra.

"Tau kalo yang dilakuin itu bahaya?" tanya Althaf, Dyandra tidak merasakan rasa khawatir yang dia dan Arkie rasakan.

Dyandra mengangguk lemah, dia menggulung bibir bagian bawahnya. Dia merasa tersudutkan sekarang.

"Gue khawatir banget, lo tau?"

Dyandra mengangguk pelan. Matanya menatap ke arah lain.

"Kenapa sih kamu ceroboh gitu? Kalo nanti kenapa-napa gimana? Jangan egois, kita tangkap sama-sama jangan merasa bisa sendiri! Nurut kalo dikasih tau, dari awal kan udah setuju mau tangkap sama-sama. Kenapa kamu gini? Berpikir pendek!" Arkie terbawa emosi marah karena rasa khawatirnya yang membuatnya frustasi.

Althaf {END} Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang