"Gak usah terlalu dibawa serius dalam kehidupan. Ujung-ujungnya bercandaan dunia sangat lucu"
-Althaf-
Matahari sudah tidak menampakkan dirinya lagi, berganti dengan basah langit abu-abu. Bumi sedikit basah membuat udara kembali segar karena polusi sudah hilang. Hebatnya, walau sudah berkali-kali dicaci maki oleh makhluk dibawah basah langit abu-abu. Dia tetap memberi kesejukan pada makhluk itu, tidak peduli akan banyak orang yang sudah mencaci-makinya atau bahkan ada yang mensyukurinya. Dia masih menjalankan tugasnya.
Gadis yang tidak terlalu sehat itu duduk di teras rumahnya, menatap rintik-rintik kecil air memberi kehidupan. Dirinya menggunakan sweater yang amat tebal, suhu Bogor saat hujan akan berubah menjadi dingin. Dyandra memeluk dirinya sendiri sambil mengelus kedua lengan atasnya. Rasa dinginnya masih menusuk ke kulitnya, tapi dia nyaman melihat rintik-rintik hujan seperti itu yang membuatnya tenang.
"Udah tau kedinginan, tetep aja duduk di luar"
Kalimat itu, kalimat yang sering Dyandra dengar dulu dan dirindukan baginya. Biasanya dulu ada yang menyebutkan kalimat tersebut saat dirinya duduk di teras seorang diri ketika air jatuh dari langit. Matanya menatap kosong tanaman-tanaman di depannya.
Hatchim!
"Masuk Dy, dingin di luar," suruh Arkie yang berada di dalam rumah.
Dyandra mengerjapkan matanya ketika tersadar dari lamunannya, tidak terasa matanya sedikit berair.
"Dyandra pengen di depan dulu, Bang," jawab Dyandra pelan sambil mengelap kedua matanya menggunakan lengan sweater.
"Kamu lagi anget badannya, nanti tambah sakit," balas Arkie dari dalam rumah.
"Udah engga hujan ini kok, Bang. Di luar sejuk," balas Dyandra yang keras kepala ingin di luar meski tubuhnya menggigil kedinginan.
Tidak ada jawaban lagi dari Arkie, abangnya itu tidak bisa memaksakannya juga. Badan Dyandra bergetar karena menggigil, telapak tangannya saja sudah di tenggelamkan di dalam sweater.
"PERMISI, PAKET ...."
Teriak seseorang dari balik pagar, Dyandra menoleh ke arah pagar yang tertutup dan menyadari seseorang di sana. Ada seseorang yang berdiri, tapi dia tidak bisa melihat siapanya karena terhalang pagar rumahnya yang tinggi.
"Abang, Abang pesen paket?" tanya Dyandra sedikit berteriak.
Beberapa detik kemudian Arkie keluar menghampiri Dyandra. Pandangannya melirik ke arah pagar rumahnya. Ia menggelengkan kepalanya, "Engga, Abang gak pesen apa-apa."
"Terus, siapa?" tanya Dyandra sambil mengangkat dagunya sedikit ke atas menatap abangnya yang berdiri dihadapannya.
"Punya Bi Nuni kali," tutur Arkie yang masih menatap gerbang.
"Pak Sukir ke mana? Harusnya kan dititipin ke Pak Sukir," tanya Dyandra, dia menggosokkan hidungnya menggunakan lengan sweater.
"Lagi ke luar sama Bi Nuni, suruh masuk aja, Dek. Gerbang kan gak dikunci, Abang mau lanjut masak mie ya," jelas Arkie, lalu mengelus puncak kepala Dyandra dan kembali masuk ke dalam rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Althaf {END}
Teen Fiction[TAMAT] Sequel dari ▶️"Dyandra"◀️ ▶️Geng Lion ◀️ Aku harap sebelum baca ini, terlebih dahulu baca Dyandra biar lebih kenal tokohnya. Tapi, baca terpisah juga bisa. Gadis itu kembali ... akhirnya gadis itu kembali saat liburan sekolah selesai d...