33✔️ Grandma's

7.7K 947 1.2K
                                    

Siapa yang masih setia nunggu aku Update nih? Absen sini!

Kalo suka jangan lupa vote ya! 2 part nih aku gabungin biar puas. Jangan lupa komennya yaaa!

00.08 WIB, kepala aku tiba-tiba pusing. Happy reading!

"Andai, satu kata yang sangat membekas dan sering diucapkan pada diri sendiri. Kata yang memiliki penyesalan, amarah dan kesedihan dibaliknya"

-Althaf-

   Hujan pagi hari sudah reda, menyisakan rintik-rintik hujan yang turun belakangan. Siang hari berganti dengan malam, maupun sebaliknya. Sang matahari menemani makhluk hidup di siang hari, sedangkan sang bulan menjaga makhluk hidup di malam hari. Bulan ditinggal tidur dan tetap bertugas menyinari bumi agar tidak gelap gulita. Sama halnya dengan hidup, kita bagai bulan yang tetap bertahan walau diacuhkan dunia. Bertahan saat kemudahan berpaling, bertahan saat dunia meninggalinya dan terus melanjutkan hidup, mau pahit ataupun manis. Hanya dua prinsip hidup, pantang menyerah untuk tetap hidup atau menyerah yang artinya mati.

  Gadis itu menggulung dirinya di balik selimut tebalnya, suhu Bogor saat hujan akan berubah menjadi sangat dingin menusuk kulitnya. Dyandra tidak bisa terlelap tidur di kamarnya, sekejap tidur dan sekejap dia terbangun. Dirinya pulang ke rumah malam tadi, sekitar pukul sembilan malam saat abangnya dan Althaf datang dari tahlilan keluarga Boby terlebih dahulu.

"Dingin," gumam Dyandra dengan mata terpejam, terdengar suara gertakan gigi gadis itu yang menggigil.

  Padahal pintu balkon tertutup rapat, maupun juga jendela yang ada di kamarnya. Tapi tetap saja badannya menggigil karena udara masuk melewati ventilasi kamarnya.

Tok ... tok ... tok

"Kamu tidur, Dek?" tanya orang dari luar kamar, sudah dipastikan jika tadi yang mengetuk adalah abangnya.

"Engga, Bang," balas Dyandra sedikit teriak dengan suara seraknya.

  Arkie membuka pintu kamar Dyandra dengan perlahan sambil membawa sebuah nampan berisi mangkuk bubur. Dia harus memastikan adiknya itu makan sebelum pergi ke sekolah. Arkie memasuki kamar Dyandra dengan seragam Angkasa yang sudah melekat pada tubuhnya, langkah kakinya mendekati Dyandra yang meringsut di atas kasurnya.

  Abangnya itu duduk di pinggir kasur adiknya dan menaruh nampan yang dia bawa pada meja yang ada di sebelahnya.

"Makan dulu yuk! Abang bisa tenang ke sekolah kalo kamu udah makan," tutur Arkie sambil menepuk puncak kepala Dyandra pelan yang dilapisi hoodie. Dia menghirup udara dingin yang memasuki paru-parunya.

  Dengan lemas Dyandra bangkit duduk sambil memeluk dirinya sendiri, "Abang ... dingin banget."

  Arkie tau, dia bisa merasakannya juga. Dia merasakan dinginnya air saat mandi tadi.

"Makan dulu makannya biar gak kedinginan, abis itu minum obat," jelas Arkie, tangan kirinya menyampirkan anak rambut Dyandra yang menghalangi wajah gadis itu.

  Tangan Dyandra terlentang memeluk abangnya yang ada di sampingnya, dia kembali memejamkan matanya dan menyandarkan kepalanya di bahu Arkie. Arkie membalas pelukan adiknya itu yang kedinginan dengan erat, tangan kanannya mengusap punggung Dyandra.

Althaf {END} Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang