50✔ Semuanya Panik

2.5K 317 170
                                    

Rachel menghela nafas, tidak enak juga suasananya seperti ini gara-gara dia. Dia memukul besi bagian sisi belakang dengan batu, sama dengan yang dilakukan Dyandra tadi.

"Des, gue minta maaf soal tadi," ujar Rachel, salah dirinya juga kenapa kekesalannya dilimpahkan ke orang lain.

Nazwa dan Shifa langsung menoleh ke Rachel.

"Iya gue maafin, tapi harus jelasin dulu masalah lo ke kita-kita," balas Desfi, dia mulai memasukkan tas-tas yang mereka bawa ke dalam tenda.

"Oke, di dalem tenda aja. Hujan juga kalo di sini," kata Rachel yang melirik sekitar, dia juga memasukkan tas miliknya.

Tas mereka ditaruh di atas sebuah plastik agar tidak terkena tanah langsung, serta payung yang memayungi di atasnya agar tidak basah kuyup selama memasang tenda.

Shifa mengadahkan tangan kirinya, hujan rintik masih terasa. "Bisa-bisa hujan terus sampe malem nanti."

"Cepet, bawa masuk semua barang bawaan," suruh Desfi, dia mengambil payung yang memayungi tas untuk memayungi dirinya.

"Itu tas yang tebel banget isinya apaan?" tunjuk Rachel, entah siapa pemilik tas itu.

"Itu isinya karpet tebel buat alas tidur biar engga dingin, tadi Pak Joni yang bawa pas lo sama Nazwa ambil tenda," jelas Desfi, sungguh niat bukan?

"Ah ...," gumam Rachel yang mengerti dengan kekhawatiran om Tama. "Ya udah, masukin semua tasnya di sisi tenda. Terus baru kita gelarin karpetnya, ada untungnya juga ya setenda sama Dyandra."

"Oke, gue yang tata di dalem tenda. Lo semua operin aja tas kalian ke gue," kata Shifa, ia melepas sendal dan masuk ke dalam tenda. Tenda berwarna oranye itu berukuran besar, bisa untuk sekitar 6 orang. Akan tetapi menjadi 5 orang per tenda karena bagian 1 orang lagi untuk menyimpan tas.

"Nih," Rachel memberikan tas miliknya.

Shifa mengambil dan menata tas di dalam tenda agar tidak berantakan, mereka mengoper satu sama lain.

"Itu tas dua lagi punya siapa?" tanya Desfi, tas itu masih belum dipindahkan oleh pemiliknya.

"Punya Kanjeng Ratu," ujar Rachel, dia mengabil tas Dyandra dan mengoper ke Desfi. Desfi ke Nazwa, Nazwa oper ke Shifa. "Udah semua?"

"Udah, tinggal pasang karpet," jawab Shifa. "Buka tasnya, kita pasang sekarang biar bisa rebahan."

"Dyandra ikut kemah atau ikut simulasi tenda darurat versi VVIP sih? Ada bantalnya juga bray," celetuk Rachel yang membuka tas berwarna sama dengan tas karpet, hanya saja beda ukuran.

Nazwa tertawa, "Biasalah, belum aja kulkas, kasur, dapur, dia bawa."

Nazwa membuka tas karpet dan mengeluarkan karpet berbulu empuk yang hangat itu. Desfi dan Rachel membantu sisi lain karpet agar tidak terkena tanah, mereka mulai menggelar di dalam tenda.

"Beres juga deh, pengen rebahan," keluh Desfi yang merasa pegal.

"Ayo di dalem aja," ajak Shifa, dia menggeserkan tubuhnya karena sahabat-sahabatnya akan masuk ke dalam tenda.

Desfi, Nazwa dan Rachel melepaskan alas kaki yang mereka pakai. Rachel merebahkan dirinya, Desfi mencari jaket yang dia simpan di dalam tasnya. Tenda sekarang lebih nyaman dibanding tenda tahun lalu karena tidak ada karpet empuk di dalamnya.

"Jadi, lo ada masalah apa?" tanya Desfi, Rachel sepakat akan menceritakannya.

Rachel memejamkan matanya, dia
memakaikan bantal ke bawah kepalanya. "Gue putus."

"Hah?!"

"DEMI APA? KAPAN?"

Rachel menghela nafas, "Baru-baru ini putus," Matanya terbuka melihat langit-langit tenda, "Karena itu gue jadi badmood."

Althaf {END} Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang