54✔ Yeruno, Uno

2.6K 249 91
                                    

Bintang-bintang terpajang indah di langit. Hari itu, bus terakhir sampai di sekolah pukul 18.04 WIB. Dyandra dan Arkie pulang bersama Pak Jono yang sudah menunggu mereka dikarenakan Pak Jono berbeda bus, terlebih sudah sampai daluan. Saat sampai di rumah, disambut dengan papa mereka yang menunggu di teras rumah dengan khawatir. Papanya mendapat kabar jika hampir terjadi kecelakaan di bus yang dinaiki kedua anaknya.

Dyandra dan Arkie digiring masuk, ternyata di dalam rumahnya sudah ada dokter yang menunggu kedatangan Dyandra. Dyandra langsung diperiksa oleh dokter itu, serta diobati kembali. Jam menunjukkan pukul 22.17 WIB, gadis itu hanya berbaring seraya menggulung dirinya di dalan selimut. Dia tidak bisa tidur, dia sudah berganti dengan piaya sesuai membersihkan diri.

"Bosen banget," keluh gadis itu yang berguling-guling di atas kasurnya yang luas. Dia banyak tidur saat di bus, jadinya dia tidak mengantuk. "Kita telepon ... Atap!"

Dia mencari kontak bernama 'Atap Genteng 🐖' di hpnya, gadis itu terkekeh melihat nama kontak yang ia berikan. Dia menekan tombol titik tiga dan menekan tulisan edit kontak. Dia mengganti nama kontak cowoknya itu menjadi 'Atap Genteng banget'. Genteng loh ya, bukan ganteng.

Setelahnya menekan tombol telepon, ia menunggu sebentar hingga akhirnya telepon itu tersambung.

"Ada yang bisa saya bantu?" Terdengar suara bernada rendah dari telepon. Sepertinya Althaf terbangun dari tidurnya setelah mendengar suara telepon darinya.

Gadis itu terkekeh, "Oh, udah tidur, ya?"

"Hmm, kenapa?"

Dyandra berbaring menatap langit-langit kamarnya, hpnya dia tempelkan pada telinga kanannya. "Engga ada apa-apa sih, mau telepon aja. Kirain belum tidur, karena udah tidur engga jadi deh. Lanjut aja tidurnya, pasti capek banget."

"Pasti engga bisa tidur? Makannya jangan tidur mulu di bus, bosen kan jadinya engga bisa tidur sekarang," Cowok itu tertawa kecil. Sesekali menguap.

"Berisik! Udah lanjut lagi bobonya, selamat tidur Atap. Mimpiin gue ya, harus pokoknya!" ujar Dyandra seraya terkekeh.

"Beneran engga mau ditemenin? Ini gue aja engga tau, teleponan sama lo nyata atau gue lagi mimpi"

Dyandra tersenyum, "Dah, dah lanjut bobo. Gue matiin ya, mau gangguin Abang aja. Dadahhhh."

Telepon itu dia matikan, takutnya semakin mengganggu Althaf yang setengah sadar dari tidurnya itu. Dia yakin pasti Althaf menjawab telepon dengan kedua matanya yang terpejam karena mengantuk.

Ting!

Rasanya Dyandra mau teriak, tiba-tiba salting brutal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rasanya Dyandra mau teriak, tiba-tiba salting brutal. Tangannya memukul-mukul bantal yang tidak bersalah itu. Gadis itu menarik nafas agar tenang dan waras kembali, lalu terkekeh kecil.

Dia beralih mencari kontak abangnya bernama 'A bangkuuu😘'. Sebenarnya dia bisa saja teriak, tapi sudah malam takutnya papanya sedang beristirahat.

"Abang udah tidur?" tanya Dyandra saat telepon itu terhubung.

Althaf {END} Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang