48✔ Puncak, I'm Coming!

3.6K 344 142
                                    

Drrttt ... drrttt ....

   Sebuah benda pipih yang berada di atas kasur itu bergetar karena bunyi alarm yang dibuat oleh sang pemiliknya. Pemilik hp itu langsung terbangun dengan mudah, menguap dan menampilkan wajah berseri. Akhirnya datang juga hari yang dia nantikan.

"Yuhu! Camping! Camping! Camping!" seru Dyandra dengan semangat, wajahnya sangat menampilkan jika gadis itu begitu antusias sekali. Tangan kanannya bergerak mematikan alarm di hpnya yang membuat getaran pada kasurnya.

    Barang bawaan untuk hari ini sudah dia persiapkan jauh-jauh hari, dibandingkan dengan abangnya yang baru menyiapkan barang yang akan dibawa tadi malam. Itulah perbedaan antara perempuan dan laki-laki, bukan?

    Gadis dengan rambut berantakan itu bangkit dan turun dari atas kasurnya menuju kamar mandi. Bus yang mereka tumpangi untuk pergi ke puncak akan berangkat pukul 06.00 WIB, titik perkumpulannya di sekolah. Dia akan merasakan bagaimana rasanya camping tiga angkatan sekaligus, pasti akan ramai dan menyenangkan. Dyandra membersihkan diri terlebih dahulu, selanjutnya dia sholat shubuh. Jam menunjukkan pukul 04.56 WIB, Dyandra sudah bersiap diri untuk berangkat, barang bawaan juga sudah dia periksa kembali. Dia berjalan menuju pintu balkon kamarnya, pasti langit masih gelap. Tangannya menarik gagang pintu yang sebelumnya dia sudah memutar kuncinya yang terpasang ke arah kiri.

"Selamat pa-pagi," suaranya tiba-tiba bergetar mengigil saat angin pagi yang dingin menembus kulitnya. "Dingin banget."

    Gadis itu menghirup udara segar sebentar, lalu berjalan mundur dan menutup kembali pintu balkonnya. Dia kedinginan.

"Oh, iya! Abang!" gumamnya, Dyandra berbalik badan seraya melangkah keluar dari kamarnya untuk menuju kamar Arkie.

     Suasana sepi menyambut saat dirinya baru keluar dari kamarnya, langkah kakinya berjalan menuju pintu kamar Arkie yang tertutup rapat.

"Abang udah bangun belum? Ayo kita siap-siap berangkat!" panggil Dyandra dengan suara sedikit berteriak, tangan kanannya mengetuk pintu.

"Astagfirullah ini baru jam 5, Dek. Masih lama, belum juga kita sarapan," balas Arkie dari dalam kamarnya.

Dyandra semakin menggedor-gedor pintu kamar Arkie, "Nanti kalo telat kita ditinggalin gimana?"

"Memangnya berani ninggalin anak yang punya sekolah?" Terdengar kekehan dari dalam kamar itu. "Ngapain gedor-gedor sih, masuk aja engga dikunci."

    Dyandra berdecak, kenapa tidak dari tadi bilangnya. Dia melangkah masuk melihat abangnya yang berleha-leha main hp. Arkie langsung menaruh hpnya dan menatap adiknya yang baru saja datang dengan penampilan rapi.

"Mana jaket kamu? Di luar hujan gerimis kecil, nanti kedinginan," tanya Arkie saat melihat Dyandra memakai baju dengan lengan setengah pajangan dan celana kulot yang memperlihatkan tingginya gadis itu.

"Aku kan rencananya emang engga pake jaket berangkatnya, nanti aja kalo udah sampe di Puncak," balas Dyandra, dia duduk di atas kasur abangnya.

"Tapi sekarang cuacanya lagi dingin, itu liat di luar hujan rintik. Kamu pake jaket Abang aja, ambil sendiri di lemari baju," suruh Arkie sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dada.

   Dyandra berdengus, dia kembali bangkit berdiri dan berjalan malas menuju lemari baju abangnya. Jika tidak diikuti perintah abangnya, pasti dia akan diancam ini-itu. Kalau dia melawan, pasti abangnya akan bilang 'Nurut aja sama yang duluan lahir'. Ya, apa boleh buat selain menurut saja.

   Tangan kanannya menggeser pintu lemari ke arah kanan, matanya menatap koleksi jaket dan hoodie milik abangnya yang tergantung rapi dan wangi. Enaknya menjadi cewek itu bisa meminjam barang cowok, akan tetapi cowok tidak bisa meminjam barang cewe. Mungkin jika ia mendapat kakak laki-laki di luar sana, meminjam barang kakak laki-laki akan sulit dengan pertengkaran terlebih dahulu. Disentuh adiknya saja pasti sudah marah, berbeda dengan dia mendapatkan Arkie sebagai kakaknya. Arkie dengan lapang dada, senang hati, pintu terbuka dengan lebar memperbolehkan meminjamkan untuk adiknya itu.

Althaf {END} Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang