Extra Part

2.3K 166 87
                                    

Hembusan angin kecil menyejukkan seseorang yang sedang berdiri mengamati kumpulan mahasiswa baru yang berpakaian hitam putih di tengah lapangan. Orang itu berada di lantai 3 gedung sebuah fakultas. Kedua tangannya berada di atas pembatas.

Sinar matahari mengenai lengannya, dia memperhatikan gerak-gerik seseorang di bawah sana.

Dia mengetik beberapa kata pada hpnya yang sedang dia pegang, lalu mengirimnya pada seseorang yang sejak tadi dia perhatikan. Tak lama ia terkekeh kecil, sambil melihat gadis yang sedang melambaikan tangan ke arahnya dari tengah lapangan.

Althaf membalas lambaian tangan itu, dia menopang dagunya dengan sebelah tangannya.

"Tumben banget dateng awal lo, biasanya terakhir," ujar teman kuliah Althaf yang baru saja datang langsung terheran-heran. Althaf tidak menanggapi.

"Senyum-senyum liat apa sih? Jangan bilang lo dateng awal buat liat anak Maba ospek?" tanya lagi orang itu sambil melirik ke tengah lapangan.

"Emang," jawab Althaf tanpa menoleh pada temannya yang mengajaknya bicara.

"Kating pada ngejar lo tuh, pada minta nomor," balas orang yang diketahui bernama Zayan itu.

"Engga usah dikasih, bilang gue udah ada cewek," jawab Althaf sambil membalikkan badannya. "Udah sana lo masuk, ganggu aja."

"Iya deh yang kesemsem Maba," Zayan meledek sambil berjalan masuk ke kelas.

Althaf kembali membalikkan badannya ke posisi semula, suara panitia ospek terdengar sedang memberikan pengarahan. Walaupun ada banyak orang di tengah lapangan dan memakai seragam yang sama, Althaf tetap bisa menemukan dimana gadis itu.

"Eh, tumben banget udah sampe," seru seorang cewek yang baru saja datang. Dia langsung menghampiri Althaf sambil tersenyum.

"Hmm," gumam Althaf seadanya, dia tidak nyaman karena dia tau orang yang berada di sebelahnya  menyukainya. Sering kali mengirimkannya pesan.

"Liatin apa sih?" Orang itu penasaran dengan apa yang dilihat Althaf.

"Cewek gue," jawab Althaf santai.

"Hah?" gadis berambut sebahu itu terkejut. Dia menatap ke bawah gedung fakultas.

Tangan kiri Althaf menunjuk ke depan, "Di tengah lapangan itu ada cewek gue."

Fani, ya itu namanya. Fani mematung seketika, matanya menatap ke arah lapangan.

"Lo engga masuk?" tanya Althaf karena melihat Fani yang bengong.

"Ah? O-oh iya, gue masuk ya"

Fani berjalan masuk, Althaf menghela nafas. Satu-persatu teman kuliahnya mulai berdatangan. Dia kembali memperhatikan gadis itu yang sedang mengipasi wajahnya dengan kedua tangannya karena kepanasan. Althaf terkekeh melihat Dyandra berdebat dengan Rachel. Dari kejauhan saja dia bisa membayangkan bagaimana ekspresi gadis itu sekarang.

"Lo ngincer anak Maba?"

Althaf sedikit kaget dengan kedatangan seseorang secara tiba-tiba, dia menoleh ke arah sampingnya. Ada Raka, selaku ketua BEM yang sedang melihat ke arah lapangan sambil menaikkan kacamatanya yang sedikit turun.

"Eh, Bang, ngagetin aja," balas Althaf, dia kenal Raka yang menjabat sebagai ketua BEM sekarang dari masa ospek. Dulu Raka adalah seniornya saat ospek.

"Lo ngincer yang mana? Nanti gue bantuin cariin nomornya," tanya Raka sambil tertawa.

"Thank's, Bang. Gue udah dapet," seru Althaf, dia mengantongi hpnya ke dalam saku celananya.

Althaf {END} Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang