1✓ Kapan Pulang?

54.9K 1.5K 54
                                    

Trailer Dyandra

Lagi direvisi ulang, maaf kalo berantakan. Bagi aku ini sangat berantakan, lagi revisi satu-satu cerita dlu. Tapi tenang, part 23 ke bawah udah rapi kok!

"Orang yang memanggil kamu dengan panggilan unik, sebenarnya adalah orang yang ingin memiliki hubungan personal dengan kamu"

-Althaf-

   Cowok itu uring-uringan bingung ingin melakukan apa, liburan sekolahnya hanya dia habiskan dengan berdiam diri di apartemen sendirian. Tapi kadang sahabat-sahabatnya datang, hanya sekedar untuk kumpul-kumpul atau bermain game. Liburan kali ini dia sangat bosan, hanya bermalas-malasan di atas kasurnya saja. Dia tidak tertarik melakukan apa pun, sungguh sangat bored. Jam sudah menunjukan pukul 15.24 WIB, dia sudah tidak sabar liburan sekolahnya berakhir dan gadis itu pulang kembali ke Indonesia. Memang liburan kali ini hanya sekitar lima belas hari saja, tapi baginya itu sangat lama.

    Tangannya mengambil hp yang dia taruh di meja sebelah kasurnya, dia ingin menelepon gadis itu menghilangkan kebosanannya. Entah sudah berapa kali dia menelepon gadis itu dalam sehari. Tapi dia tidak peduli karena sebelum gadis itu pergi, ia mengatakan jika ingin menelepon, video call atau yang lainnya tidak usah sungkan menghubunginya.

     Althaf menelepon gadis itu, melirik sebuah jam yang terpasang di dindingnya. Jika di Indonesia jam 15.27 WIB berarti di Singapura jam 16.27. Telepon pertamanya tidak dijawab, tapi dia menelepon kembali dan akhirnya dijawab membuat cowok itu tersenyum.

"Kok tadi gue telepon gak diangkat sih?"

"Tadi baru beres cek up, tapi udah selesai. Ini lagi jalan pulang ke apartemen sama Bang Arkie"

"Om Tama, gak ikut, Dy?"

"Engga, tadi Papa lagi ada urusan bisnis di sini"

"Owh ... kapan pulang, Dy? Kangen gue, bentar lagi udah mau sekolah loh," ucap Althaf sambil terkekeh, tangan kanannya menempelkan hpnya di telinga kanannya.

"Tau gak? Hari ini lo udah nanya gue pulang berapa kali? Ngomong kangen ke gue berapa kali? Sama lo hari ini telepon gue berapa kali?"

"Engga tau, gak inget dan gak ngitung gue nelepon berapa kali. Emang berapa?"

     Terdengar suara dengusan dari telepon, dia tau jika gadis itu sebal padanya. Untuk apa juga dia menghitung sudah berapa kali menelepon gadis itu.

"Lo nelpon hari ini udah dua belas kali, tau gak? Baru jam segini, belum malem lo pasti telepon lagi"

   Althaf terkekeh, mungkinkah dia menelpon dua belas kali? Bahkan belum bisa di katakan sehari. Dia kan hanya menghilangkan kebosanannya saja.

"Makannya pulang dong, Tengil"

"Ih, ganti kek nama panggilan lo itu. Jangan Tengil kek yang lain"

Althaf {END} Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang