56✔ Rencana

2K 236 119
                                    

Bacanya pelan-pelan, biar ngerti alurnya. Happy reading!







Langit sudah menunjukkan sore hari, matahari bersinar tidak begitu terik. Gadis itu menuruni tangga satu persatu dengan pakaian santai, rambutnya yang tergerai seraya menenteng MacBook dan amplop coklat.

Matanya melirik Althaf yang sibuk dengan hpnya, ia berjalan mendekat.

"Udah?" tanya Althaf yang menyadari kedatangan gadis itu. Ia memasukkan hpnya ke dalam saku celana.

"Iya, ayo!" Dyandra mengajak ke gazebo belakang.

"Sini duduk sebentar, susunya diminum dulu," Althaf menepuk sofa di sebelahnya. Sebelah tangannya mengangkat gelas yang ada di meja. Dia meminta kepada Bi Nuni segelas susu, saat dibawakan minum untuknya tadi.

"Lo yang minta ke Bibi?"

Althaf menganggukkan kepala. Gadis itu duduk di sebelahnya dan meneguk hingga habis isi gelas itu. Dyandra kembali meletakkan gelas itu di atas meja, lalu bangkit berdiri.

"Non, ini cemilan yang Non minta. Mau saya taruh di mana?" seru Bi Nuni yang baru saja datang seraya membawa nampan berisi cemilan serta minuman.

"Biar sama saya, Bi," Althaf mengambil alih nampan itu karena terlihat berat.

"Bi, tolong kabarin yang jaga gerbang kalo ada temen Dyandra atau Bang Arkie datang dikasih masuk. Dyandra sama Althaf nunggu di gazebo, kalo mereka datang tolong anterin ke belakang ya, makasih Bi," pinta gadis itu yang memeluk MacBook dan amplop yang dibawanya.

"Baik, Non. Saya ke depan dulu," Bi Nuni pamit pergi.

"Ayo!" Gadis itu berjalan terlebih dahulu melewati berbagai ruangan-ruangan yang ada di dalam rumah itu. Dia mendorong ke samping pintu transparan berbahan kaca, bisa terlihat jelas gazebo dari dalam rumah.

Setengah jam berlalu, akhirnya semua sudah berkumpul di gazebo belakang. Langit sudah berubah gelap, mereka sudah mulai membahas satu per satu.

"... jadi gitu, motornya Bang Arkie udah dibawa pulang," jelas Dyandra, dia menceritakan semuanya dari mulai kejadian dulu-dulu yang sepertinya berhubungan, bukti yang kurang kuat dari Uno, awal mula kejadian kehilangan Arkie dan lain-lain.

"Berarti, kita sebut aja 'penculik' itu ngejar Arkie pakai mobil karena udah pasti kalo pake motor keliatan engga mungkin bisa bawa Arkie," gumam Novan, tangannya melihat foto-foto yang diberikan Uno. "Ini beneran dari Uno? Kenapa dia bisa tau ini, bisa jadi dia ikut andil."

Dyandra menggangguk.

"Kemungkinan penculik itu udah mantau dari luar sekolah. Ada kemungkinan juga kalo yang keluar sekolah itu Dyandra duluan, bisa saja yang ilang sekarang Dyandra. Atau mereka udah mantau dari lama kalo Dyandra sama Bang Arkie sering pulang bareng, cuma hari ini Bang Arkie yang keluar duluan dan jadi sasaran," timpal Rachel yang ikut berpikir.

"Bener juga, keliatan banget mereka mengincar kelemahan Om Tama. Jadi pake anak-anaknya untuk bahan ancaman," sambung Desfi, gadis itu benar-benar tidak bisa tebak apa motif di balik semua ini.

"Dalangnya selalu muncul di tempat kejadian, cuman mantau dari jauh. Dari foto-foto yang diambil dari CCTV ini, orangnya kayaknya sengaja munculin diri di CCTV tapi ngebelakangin," timpal Shifa.

"Tapi CCTV-nya selalu rusak pas di cek polisi, jadinya engga bisa liat langsung cuma foto yang dari Uno ini," sambung Nazwa, dia mengamati dengan serius foto-foto yang dia pegang. "Bisa jadi, ini orang dalem yang mau ngehancurin Om Tama atau saingan bisnisnya. Pakaiannya selalu rapi berjas, pake kacamata. Di setiap foto itu kedua tangannya selalu dimasukkin ke dalam saku celana."

Althaf {END} Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang