15✓ Ungkapan

15.8K 1K 110
                                    

"Perasaan yang sempat tertahankan, akhirnya terkatakan. Hanya tinggal langkah, apakah mau menjadi penjaga hatinya?"

-Althaf-

Althaf melepas pelukannya, dia menjadi canggung dengan apa yang tadi dia katakan. Dia menormalkan detak jantungnya yang sedang berdugem tidak karuan disana. Cowok itu berdehem, menatap Dyandra dengan perasaan campur aduk. Semoga saja, apa yang dia katakan tidak membawa buruk bagi dirinya.

Dyandra ingin sekali tertawa, melihat tingkah kakak kelasnya yang sedang salah tingkah ini padanya. Sebenarnya hatinya bergemuruh senang.

"Gue cuma mau Lo, tau apa yang gue rasain sekarang" ujar Althaf.

"Kita bahas nanti aja ya, Lo perlu di obatin dulu. Gue pesen taksi bentar, kita ke rumah sakit ya?" Tanya Dyandra.

"Gak usah, gue pulang aja. Jangan kabarin anak Lion yang lain, biar nanti gue aja" balas Althaf, ada rasa kecewa Dyandra mengalihkan topik pembicaraan.

"Ya udah" jawab Dyandra, tangannya mengambil hp di saku roknya, lalu memesan taksi online.

"Inget! Gue belum maafin Lo sepenuhnya" lanjut Dyandra, yang baru saja selesai memesan taksi dan sedang dalam perjalanan.

"Sorry" seru Althaf.

"For what?" Tanya Dyandra.

Althaf menarik nafas panjang, lalu dia membuang muka. Dyandra menjentikkan jari, di depan wajah Althaf, saat cowok itu enggan menatapnya dan menahan sesuatu yang ingin dikatakan.

"I'm here!" Kata Dyandra, membuat Althaf mengalihkan pandangannya kembali pada Dyandra.

"Maaf, untuk gue yang lancang sayang sama Lo tanpa izin. Kalo Lo gak ngerasain apa yang gue rasain sekarang, gue minta jangan ngejauh. Anggap aja, gue gak pernah ngomong ini" jelas Althaf.

"Entah dari kapan, gue ngerasain ini sama Lo" lanjut Althaf.

"Kadang memang perasan kita itu lancang menyayangi seseorang tanpa aba-aba dan pemberitahuan. Jangan salahkan diri karena lancang menyayangi seseorang, tapi salahkan diri menahan perasaan sendiri tanpa seseorang itu mengetahui yang sebenarnya" tutur Dyandra.

"It's okay, Lo emang udah lancang masuk ke kehidupan gue lebih dalam. Tapi gue gak merasa keberatan" jawab Dyandra.

"Bilang, kalo ungkapan perasaan gue sama Lo tadi itu salah dan buat Lo merasa terganggu. Jangan ngehindar kalo Lo gak suka sama gue dan disaat Lo udah tau semuanya. Gue gak mau kehilangan Lo, karena sebuah ungkapan gue yang salah" jelas Althaf.

Jalanan yang sepi, dan angin sore Kota Bogor ini jadi saksi bisu suasana akward saat ini. Sebuah pesan dari supir taksi bahwa, supir tersebut sudah menunggunya di gang. Dyandra tidak tega melihat ungakapn Althaf yang kecewa padanya, padahal dia belum menjawabnya.

Dyandra tersenyum hangat sambil menatap dalam Althaf yang sepertinya pasrah, dengan ragu dia genggam tangan kanan Althaf yang sedikit ada luka.

"Lo harus cepet sembuh dulu, cari cara agar Lo bayar utang maaf gue yang tinggal setengah. Kalo udah, Lo ungkapin perasaan Lo sekali lagi ke gue, dan akan gue jawab" jelas Dyandra, agar rasa canggung antara mereka menghilang.

Althaf {END} Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang