21✔️ Garing

15.4K 1K 85
                                    

~~~~~~~~~~~~~~~

"Poin terpenting dari sebuah hubungan adalah terjalin komunikasi yang baik satu sama lain"

-Althaf-

Cowok yang sudah berstatus sebagai pacar dari seseorang itu, kini sedang berkumpul di warung Mbok Tri seperti biasanya. Banyak anak-anak Lion lainnya yang ikut datang, sekedar berkumpul dan mempererat tali kekeluargaan satu sama lain. Mau dari kalangan apa pun, anak siapa pun, orang tuanya bekerja apapun semuanya adalah keluarga, merangkul dan membantu satu sama lain jika sedang kesusahan.

Althaf menyenderkan badannya di sandaran saung atau Gazebo yang disediakan oleh Mbok Tri, tempatnya yang pas untuk dijadikan tempat berkumpul. Ada yang berada di dalam warung dan ada juga yang sedang bercanda ria di depan warung, seperti saat ini. Saat tim inti bercanda dengan anggota lainnya.

"Parah Lo Zo, jadian gak ada makan-makannya" ucap Arkana sambil melempar kulit kuaci kepada Anzero.

"Lo gak tau Anzero aja, rajanya medit bin cowok kerdus gitu diharepin" timpal Arkie sambil tertawa.

Semua anggota Lion ikut tertawa juga, emang jika sudah memojokan salah satu orang pasti akan seru.

"Gak usah kayak orang susah deh, mau apa bilang? Tinggal digesek gampang" tutur Anzero dengan angkuh.

"Halah Bang, bayar dulu tuh ke si Mbok. Catetan kasbon masih banyak" timpal Fahri yang duduk di atas motor.

"Eh eh eh, Berapa sih berapa? Perasaan gue jarang kasbon" ujar Anzero.

"Itu perasaan Lo, tapi perasaan Mbok Tri catetan kasbon Lo banyak" seru Novan sambil meminum kopinya.

"Masa sih?" tanya Anzero.

"MBOK, YUHUUUU. BABANG ANZERO YANG KETJEH INI KASBON BERAPA?" teriak Anzero dari luar agar di dengar oleh Mbok Tri di dalam.

"Muka Lo ketjeh, Retjeh iya" dengus Althaf sambil menjitak Anzero, karena Anzero teriak di dekat telingnya. Althaf mengusap-usap telinganya.

"50 RIBU, DITAMBAH TADI JADI 60 RIBU" teriak Mbok Tri dari dalam.

"BESOK YA MBOK HEHE.." teriak Anzero sambil menyengir tidak jelas.

"Huuuu" anak Lion menyoraki Anzero yang tidak tau malu.

"Faedahnya Lo nanya itu apa?" tanya Arkana.

"Cuma memastikan aja, kirain ada yang bayarin kasbon gue" jawab Anzero sambil terkekeh.

"Najis, pede banget. Bayar kasbon Lo, sama aja menghamburkan uang" kata Novan.

"Malu-maluin Lo Zo, Zo" ujar Althaf, dia merogoh hpnya yang ada di saku celananya.

"Dari pada bayarin Bang Zo, mending uangnya gue pake ngisi perut. Katanya tinggal gesek, kartunya doang digesek tapi gak muncul uangnya" jelas Toto, anak kelas 11 sambil tertawa dan mengundang tawa lainnya.

Anzero mendengus, dia menjadi sasaran bahan bully-an.

"Gue terus disalahin, apa salah dedek Bang?" tanya Anzero dramatis.

Althaf {END} Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang