58✔ END

2.8K 203 79
                                    

HEY GA BOLEH CURANG LOMPAT KE PART INI YAAA! MUNDUR LAGI AYO BACANYA, AYO MUNDUR 😂

-Akhir dan Berakhir-

Keheningan kembali terjadi, mereka berempat memerhatikan bangunan rumah yang berjarak kurang lebih dua puluh meter. Lampu depan yang menyala, pintu yang tertutup. Suara jangkrik maupun binatang yang berpenghuni di pohon saling bersahutan satu sama lain.

"Itu apa yang kedap-kedip?" tunjuk Novan pada sudut genteng rumah, ada cahaya berwarna merah berkedap-kedip.

"Di mana?" tanya Dyandra seraya memicingkan matanya, dia tidak menemukannya.

Althaf ikut mencari, dia mencari apa yang dikatakan Novan. Mereka bertiga terus menajamkan pandangan matanya karena tidak begitu jelas karena berjarak jauh dan berukuran kecil.

"Itu deket genteng," jawab Novan sambil menunjuk ke depan.

"Mana sih?" tanya Dyandra yang tak junjung menemukannya.

"Itu CCTV," seru Anzero tiba-tiba.

Mereka bertiga menoleh serempak ke arah Anzero, Anzero sedang meneliti rumah itu menggunakan teropong. Pantas saja Anzero langsung tahu itu apa.

"Tapi emang gelap gini bisa merekam CCTV?" seru Novan, dia mengambil teropong yang dipakai Anzero tanpa izin.

"Bisa, ada yang pake inframerah atau sensor CCD yang peka cahaya jadi ada warnanya di malem hari," jelas Anzero, dia mulai mengetik sesuatu di MacBook miliknya.

"Lo tukang CCTV ya, Zo? Bisa tau gitu," gumam Novan sambil tertawa kecil.

"Dog," umpat Anzero.

"Ada celah buat masuk?" tanya Althaf seraya menoleh ke arah Anzero. Mereka berjongkok berjejer mengamati rumah itu.

"Bentar, gue bakal masuk ke sistem CCTV. Ini lagi cari IP CCTV-nya dulu," balas Anzero, dia membuka suatu aplikasi di MacBook yang dia bawa.

"Carinya gimana?" tanya Dyandra, dia tidak begitu mengerti.

"Pake aplikasi pihak ketiga yang bisa deteksi alamat IP CCTV yang terhubung jaringan internet, nanti muncul nama perangkat, Mac address sama jenis model CCTV yang dipake apa," seru Anzero yang masih fokus dengan MacBook di tangannya.

"Buset tiba-tiba pinter, apa gara-gara terjungkal di motor tadi? Harus gue terjungkalin lagi biar balik sama-sama bego," celetuk Novan asal.

Anzero memukul kepala cowok itu. Dia kembali sibuk dengan MacBook miliknya, sedangkan yang lain sibuk mengamati sekitarnya. Setelah lima belas menit akhirnya dia bisa masuk ke dalam sistem CCTV, layar MacBook Anzero menampilkan hasil monitor CCTV yang berjumlah 9 titik.

"Liat, ada sembilan CCTV yang kepasang," Anzero membalikkan MacBook miliknya agar yang lain terlihat.

"Ini 4 CCTV di luar, sisanya 5 di dalam ruangan," Althaf menunjuk layar MacBook itu.

"Ada Abang Arkie, engga?" mata Dyandra meneliti 9 kotak pada layar MacBook. "Ini, coba liat ini!"

Anzero memperbesar bagian yang ditunjuk Dyandra, ternyata benar ada Arkie yang duduk di sebuah bangku sambil diikat tangannya di belakangnya tetapi tidak bergerak.

"Abang ...," gumam Dyandra sedih. Althaf menepuk-nepuk pelan puncak kepala gadis itu.

"Lo berdua masuknya hati-hati, perhatiin letak CCTV di dalem rumah. Gue engga tau persis tempat mana yang aman dari CCTV, mana yang engga. Di sini ada ruangan yang khusus menyimpan senjata api, ada pengawasnya. Di ruang monitor ada dua orang, satu lagi jaga Arkie. Jadi kira-kira ada 4 orang di dalam rumah itu," jelas Anzero, dia mengeluarkan kertas dan juga pulpen.

Althaf {END} Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang